Norovirus: Gejala, Ketersediaan Vaksin hingga Cara Mencegah Virus yang Diduga Sampai di Indonesia
Norovirus, atau yang biasa disebut juga "flu perut", merupakan virus yang menyerang sistem pencernaan manusia.
Editor: Dhimas Yanuar
TRIBUNSTYLE.COM - Norovirus, atau yang biasa disebut juga "flu perut", merupakan virus yang menyerang sistem pencernaan manusia.
Norovirus bisa dengan mudah menyebar melalui kontak dengan penderita, melalui makanan yang terkontaminasi, air maupun permukaan.
Bagaimana cara melindungi diri kita dari norovirus?
Berikut hal-hal yang harus diketahui tentang norovirus, seperti yang dilansir Daily Express.
Baca juga: Kenali Gejala Norovirus, Wabah Diare yang Serang Mahasiswa di China, dari Muntah hingga Nyeri Otot
Baca juga: Pasien Sembuh Bertambah 3.919 Orang, Simak Update Virus Corona Nasional Hari Ini, 20 Oktober 2020

1. Gejala
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menjelaskan bahwa norovirus menyebabkan radang lambung atau usus.
Seseorang cenderung mengalami gejala antara 12 hingga 48 jam setelah terpapar virus.
Gejala norovirus termasuk diare, muntah, mual dan sakit perut.
Beberapa orang juga mengalami demam, sakit kepala, dan nyeri badan.
Penyakit ini dapat menyebabkan dehidrasi.
Tanda-tanda seseorang yang dehidrasi yaitu mulut dan tenggorokan kering.
Tanda-tanda dehidrasi lainnya yaitu merasa pusing saat berdiri dan penurunan buang air kecil.

2. Cara Norovirus Menyebar
Seseorang yang terinfeksi norovirus dapat melepaskan milyaran partikel norovirus mikroskopis.
Orang yang terinfeksi paling mudah menulari orang lain saat menunjukkan gejala virus atau beberapa hari setelah pemulihan.
"Penelitian telah menunjukkan bahwa Anda masih dapat menyebarkan norovirus selama dua minggu, atau lebih, setelah Anda merasa lebih baik," tambah CDC.
Menyentuh permukaan yang terkontaminasi, lalu menyentuh mulut, adalah salah satu cara virus dapat menginfeksi.
Dengan sering mencuci tangan dengan sabun dan air, partikel virus akan hilang.
3. Teknik Pencegahan yang Ampuh

"Norovirus menyebar dengan sangat mudah dan cepat dengan cara yang berbeda," ungkap CDC.
Inilah sebabnya mengapa teknik langsung "mencuci tangan dengan sabun dan air" adalah bentuk pertahanan terbaik.
Melakukan kebiasaan kebersihan yang baik bisa mencegah virus masuk ke tubuh Anda dan membuat Anda sakit.
Namun jika Anda sudah terinfeksi, mencuci tangan juga adalah cara yang baik untuk membantu mencegah penyebaran virus ke orang lain.
Selain itu, pastikan untuk tetap terhidrasi dan beristirahat di rumah.
Jika ada orang di rumah Anda yang terjangkit virus, jangan berbagi makanan atau peralatan dengan mereka.
CDC memberikan saran tentang waktu terbaik untuk mencuci tangan, yaitu:
- Setelah menggunakan toilet atau mengganti popok
- Sebelum makan, menyiapkan, atau menangani makanan
- Sebelum memberi obat untuk diri sendiri atau orang lain
Hand sanitizer dapat digunakan sebagai tambahan untuk mencuci tangan, tetapi tidak boleh menggantikan tindakan mencuci tangan secara menyeluruh dengan sabun dan air.
"Pembersih tangan tidak seefektif mencuci tangan dengan sabun dan air untuk menghilangkan partikel norovirus," CDC menegaskan.
4. Norovirus Tahan terhadap Panas
Sebelum menyiapkan makanan, CDC merekomendasikan untuk mencuci buah dan sayuran.
Ketahuilah bahwa norovirus tahan terhadap panas.
Norovirus dapat bertahan pada suhu setinggi 62 derajat Celsius dan proses penguapan yang cepat.
Maka, rutinlah membersihkan dan mensterilkan peralatan dapur, rak, dan permukaan dapur.
5. Ketersediaan Vaksin
Tidak ada vaksin untuk norovirus, meskipun vaksinasi norovirus tengah aktif diteliti oleh ilmuwan.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 5 Hal yang Harus Diketahui tentang Norovirus: Gejala, Ketersediaan Vaksin hingga Cara Mencegahnya