Breaking News:

Lepas dari Pengawasan Orangtua, 2 Bocah Terjungkal di Eskalator Mal, Alami Cidera di Kepala

Terekam CCTV, dua bocah terjungkal dari eskalator dan mengalami cidera di bagian kepalanya

Penulis: Nafis Abdulhakim
Editor: Dhimas Yanuar
Megapolis Moskow via The Sun
Terekam CCTV, bocah berkaus merah muda dorong kereta bayi lewat eskalator kemudian terjungkal 

TRIBUNSTYLE.COM - Membawa kereta bayi lewat eskalator, dua bocah ini terjungkal dan mendapatkan luka di kepala.

Hal tersebut bermula saat kereta bayi didorong menuju eskalator yang bergerak menurun.

Sejatinya, eskalator sendiri diciptakan guna memudahkan manusia berpindah lantai tanpa mengeluarkan tenaga lebih.

Namun, tangga berjalan ini kerap memakan korban bila tidak dipergunakan dengan benar.

Kasus kecelakaan kereta bayi terjungkal di eskalator ini terjadi di Moskow, Rusia, sebagaimana dilansir dari The Sun, Senin (19/10/2020).

Baca juga: Viral Video Eskalator Mati Ambles Menelan Manusia, Simak Faktanya & 5 Hal yang Harus Diperhatikan

Baca juga: Video Viral - Tangan Bocah Tersangkut di Eskalator, Diduga Bermain-main dengan Sabuk Pegangannnya

Terekam CCTV, bocah berkaus pink dorong kereta bayi lewat eskalator
Terekam CCTV, bocah berkaus merah muda dorong kereta bayi lewat eskalator (Megapolis Moskow via The Sun)

Terekam CCTV pusat perbelanjaan, dua bocah mengalami kejadian nahas.

Sembari mendorong kereta bayi, bocah ini mengalami kecelakaan yang menyebabkan cidera di kepalanya.

Polisi kini menyelidiki keberadaan orangtua anak-anak tersebut.

Video CCTV menunjukkan dua anak, satu memakai kaus berwarna merah dan satunya merah muda.

Bocah yang memakai kaus merah muda mendorong kereta bayi di atas eskalator.

Terekam CCTV, bocah berkaus pink dorong kereta bayi lewat eskalator
Terekam CCTV, bocah berkaus merah muda dorong kereta bayi lewat eskalator (Megapolis Moskow via The Sun)

Ia nampak kesulitan saat memindahkan kereta dorong ke eskalator di pusat perbelanjaan tersebut.

Tak bisa mengendalikan, kereyta bayi tersebut kemudian terjungkal ke depan dan membuat bocah tersebut terpelanting.

Sedangkan bocah berbaju merah hanya mengawasi dengan takut dari atas eskalator.

Bocah berbaju merah itu kemudian tampak berlari mencari bantuan.

Melihat kecelakaan tersebut, orang dewasa di lantai bawah bergegas menyelamatkan bocah yang terjungkal itu.

Kereta dorong yang berisi bocah itu dihitung terbalik tiga kali hingga akhirnya mendarat di lantai bawah dengan posisi terbalik.

Pihak berwenang kemudian menyelidiki insiden tersebut.

Seorang wanita terlihat menuruni eskalator sebelum kecelakaan tersebut terjadi.

Terekam CCTV, bocah berkaus pink dorong kereta bayi lewat eskalator dan terjungkal
Terekam CCTV, bocah berkaus merah muda dorong kereta bayi lewat eskalator dan kemudian terjungkal (Megapolis Moskow via The Sun)

Namun belum diketahui apakah dia adalah ibu dari anak-anak tersebut atau tidak.

Sebab, dia tak tampak membantu bocah-bocah itu setelah insiden terjadi.

Situs berita Rusia kp.ru melaporkan bahwa insiden itu terjadi di sebuah mal di Jalan Andropova di Moskow Selatan.

Kecelakaan serupa pernah terjadi di China.

Seorang ibu kehilangan nyawa anaknya di eskalator.

Bayi berusia empat bulan tewas setelah sang ibu kehilangan keseimbangan saat menaiki eskalator.

Sementara itu, tahun lalu di Amerika Serikat, seorang bocah laki-laki juga terjatuh di eskalator.

Bocah berusia tiga tahun tersebut tewas terjatuh setelah pakaiannya tersangkut di eskalator di bandara North Carolina, Amerika Serikat.

GADIS 8 Tahun Tewas Akibat Dihukum Lompat di Trampolin NonStop, Saking Lelah, Kepanasan & Dehidrasi

Dihukum lompat di trampolin, gadis belia usia 9 tahun ini meninggal karena dehidrasi dan kepanasan, juga kelelahan luar biasa gara-gara lompat nonstop, hukuman dari ayah ibunya. 

Sepasang suami istri, Daniel (44) dan Ashley Schwarz (34) didakwa dengan kasus pembunuhan atas kematian Jaylin Anne yang berusia 8 tahun.

Mereka memaksa gadis belia tersebut melompat di atas trampolin saat cuaca sangat panas.

Terlalu lama melompat, gadis tersebut meninggal karena dehidrasi.

Ilustrasi Trampolin
Ilustrasi Trampolin (Freepik)

Keduanya kemudian didakwa pada hari Senin atas kematian gadis 8 tahun tersebut yang terjadi pada Agustus 2020 lalu.

Dalam sebuah pernyataan, polisi Odessa mengatakan, sepasang suami istri ini dibawa ke Pusat Penegakan Hukum Kabupaten Ector.

Menurut polisi Odessa, kejadian tersebut diketahui saat petugas dipanggil untuk menuju ke rumah Schwarz pada 29 Agustus lalu.

Petugas pun menemukan Jaylin meninggal dunia di tempat kejadian.

Polisi kemudian melakukan penyelidikan.

Hasilnya, mereka menemukan gadis 8 tahun tersebut dihukum dan tidak diizinkan untuk makan dan melompat di trampolin.

Temperatur suhu
Temperatur suhu (Freepik)

Gadis itu harus tetap melompat di atas trampolin tanpa henti dalam jangka waktu yang lama.

Lebih lanjut, penyelidikan mengungkapkan bahwa Jaylin juga tidak diizinkan minum air bila dia tidak melompat.

Hukuman tersebut berlangsung saat cuaca tengah panas-panasnya.

Suhu saat, menurut Accuweather.com, diperkirakan sekira 43 derajat celcius dan suhu tanah sekira 68 derajat celcius, sebagaimana dilansir dari People, Minggu (18/10/2020).

Otopsi kemudian dilakukan kepada jenazah gadis 8 tahun itu pada Kamis.

Hasil menunjukkan, Jaylin meninggal karena dehidrasi.

Polisi pun memutuskan meninggalnya Jaylin adalah sebuah pembunuhan.

Jaylin (8) gadis yang meninggal setelah melakukan lompatan di trampolin tanpa henti
Jaylin (8) gadis yang meninggal setelah melakukan lompatan di trampolin tanpa henti (NEW HOPE FUNERAL HOME via People)

Diberitakan media setempat, Jaylin gemar beraktivitas di luar rumah,"Ia menyukai menunggang kuda, seluncur es, dan semua hal di luar ruangan.

Dia mencintai semua orang dan hewan, dan sangat tertarik pada sejarah dan sains."

Anggota keluarga kepada CBS 7 menjelaskan, pasangan suami istri tersebut bukanlah orangtua kandung Jaylin, melainkan hanya walinya.

Ibu kandung Jaylin, Alysha Anderton mengungkapkan di media sosial, dirinya telah mencoba mendapatkan akses ke putrinya dan saudara perempuan Jaylin, yang saat itu diasuh Schwarz, pada saat kematian Jaylin.

"Saya tidak pernah mendapat kesempatan untuk memberitahu dia betapa kerasnya saya berusaha dalam hidupnya dan saya begitu dekat," tulis Anderton di laman Facebook-nya.

"Hanya beberapa bulan lagi bisa melihat mereka," lanjutnya.

Anderton merasa sedih tidak bisa merasakan kebahagiaan dengan Jaylin.

"Tapi aku sudah terlambat. Dan yang bisa kupikirkan hanyalah dia meninggalkan dunia ini tanpa mengetahui betapa aku mencintainya dan betapa aku menginginkannya," ucapnya dalam Facebook pribadinya.

"Tidak adil kalau mereka punya begitu banyak kenangan bersamanya dan semua yang tersisa denganku adalah lubang di hati saya yang begitu besar sehingga saya benar-benar mati rasa dan merasa hampa.

Sebagian dari jiwa saya telah mati dan saya tidak akan pernah sama lagi," lanjutnya.

Sebuah kampanye GoFundMe sejak itu telah diciptakan untuk membantu menutupi biaya pemakaman bagi Jaylin.

Selain itu, Anderton kini tengah bertarung jalur hukum demi mendapatkan hak asuh adik Jaylin, Jayde.

(TribunStyle.com/Nafis)

Baca juga: Viral di TikTok, Gadis Bandung Punya Paras Mirip Lisa BLACKPINK, Bak Pinang Dibelah Dua

Baca juga: VIRAL VIDEO Curhat Pengantin Pria Stres Calon Istri Kabur & Nikah dengan Mantan Pacar: Salahku Apa?

Sumber: TribunStyle.com
Tags:
CCTVRusiaeskalatorkecelakaan eskalator
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved