5 Fakta Menarik Eddie Van Halen, Ibunya Berasal dari Indonesia hingga Tidak Bisa Membaca Partitur

TRIBUNSTYLE.COM - Inilah 5 fakta menarik Eddie Van Halen gitaris rock legendaris yang meninggal dunia. Ibunya berasal dari Indonesia hingga tidak bisa membaca partitur.

Kabar duka datang dari dunia musik rock.

Gitaris legendaris Eddie Van Halen meninggal dunia pada Selasa (6/10/2020) pagi.

Eddie Van Halen meninggal pada usia 65 tahun setelah bertahun-tahun menderita kanker tenggorokan.

Kematian gitaris legendaris itu diumumkan oleh putranya Wolf Van Halen.

Baca juga: Profil Kenzo Takada, Sepak Terjang Desainer Kondang Asal Jepang yang Meninggal Karena Covid-19

Baca juga: Bergabung dengan Label Musik Amerika EMPIRE, Ramengvrl Rilis Single Baru Berjudul Vaselina

“Saya tidak percaya harus menulis ini. Pagi ini ayah saya, Edward Lodewijk Van Halen, telah kalah dalam perjuangan panjang dan sulit melawan kanker,” tulis Wolf di akun Twitter-nya, @WolfVanHalen.

“Dia ayah terbaik bagi saya. Setiap waktu saya bersamanya di atas dan di luar panggung adalah hadiah,” lanjut Wolf.

“Saya sangat sedih dan rasanya tidak mungkin pulih dari kehilangan ini. Saya menyayangimu Ayah,” pungkas Wolf.

Tribunstyle.com telah menyiapkan sederet fakta menarik Eddie Van Halen untuk mengenang kehidupan sang legenda.

Penasaran apa saja?

Dikutip dari berbagai sumber, inilah 5 fakta menarik Eddie Van Halen yang sayang untuk dilewatkan.

Ibu berasal dari Indonesia

Edward Lodewijk van Halen lahir di Nijmegen, Belanda pada 26 Januari 1955.

Eddie adalah putra dari Jan van Halen dan Eugenia van Halen.

Jan adalah seorang pemain klarinet, saksofon, dan pianis Belanda, dan Eugenia adalah blasteran Belanda-Indonesia yang lahir di Banten.

Berjumpa di Indonesia, Jan dan Eugenia akhirnya bermukim kembali di Nijmegen.

Pada Februari 1962, keluarga Eddie pindah dari Belanda ke Amerika Serikat dan menetap di Pasadena, California.

Tidak bisa membaca partitur

Eddie Van Halen ternyata tidak bisa membaca partitur atau notasi musik.

Dari pelajaran piano pertamanya pada usia enam tahun, kegemaran Eddie pada pertunjukan musik terlihat jelas.

Ia akan dengan susah payah menghafal gerakan jari gurunya, mengembangkan telinganya dan bermain sampai dia bisa.

Mendengar rekaman dan memutar ulang not demi not.

Eddie mengklaim bahwa bertahun-tahun telah berlalu sebelum ada yang curiga iia sebenarnya tidak bisa membaca partitur sama sekali.

Awalnya bermain drum

Meskipun sekarang dianggap sebagai salah satu gitaris terbaik sepanjang masa, Eddie Van Halen memulai perjalanannya dengan bermain drum.

Ketika ia dan kakaknya di band Alex Van Halen mulai bersama pada 1960-an, Eddie memainkan drum sementara Alex bermain gitar.

Eddie kemudian menyarankan agar mereka bertukar instrumen setelah ia mengetahui Alex diam-diam memainkan drumnya saat ia bekerja.

Solo gitar tapping

Secara individual, Eddie Van Halen menerima pujian atas pekerjaan gitarnya di band.

Ia dikenal sebagai salah satu gitaris yang memiliki banyak inovasi permainan sehingga namanya dikenal luas.

Eddie mempopulerkan teknik solo gitar tapping, memungkinkan arpeggio cepat dimainkan dengan dua tangan di papan fret.

Pada tahun 2012, ia terpilih sebagai nomor satu dalam polling pembaca majalah Guitar World untuk "100 Gitaris Terbesar Sepanjang Masa".

Idolakan Eric Clapton dan Jimmy Page

Eddie Van Halen mendeskripsikan lagu dari supergroup Cream yang berjudul I'm So Glad di album Goodbye sebagai hal yang luar biasa.

Ia bahkan pernah mengklaim dirinya telah mempelajari hampir semua solo Eric Clapton di band Cream.

"Sebagai catatan, saya selalu mengatakan Eric Clapton adalah pengaruh utama saya," kata Eddie dalam sebuah wawancara.

"Tetapi Jimmy Page sebenarnya lebih aku banget. dalam hal yang sembrono dan semaunya," tambah Eddie. (Tribunstyle.com/ Amir)

Baca juga: Sembuh dari Covid-19, Dwayne Johnson The Rock Siap Kembali Syuting Film Red Notice

Baca juga: Profil Thomas Jefferson Byrd, Aktor Hollywood yang Ditemukan Tewas dengan Luka Tembak