Breaking News:

Selain Nyalakan Obor Upacara Hari Raya Waisak, Api Abadi Mrapen Juga Digunakan untuk PON

Wisata Api Abadi Mrapen di Grobogan, Jawa Tengah ini sudah menjadi destinasi wisata unik yang populer, apinya untuk nyalakan obor PON dan hari Waisak

Kompas.com/Puthut Dwi Putranto Nugroho
Pengelola Api Abadi Mrapen memastikan Api Abadi Mrapen di Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah telah padam, Minggu (3/10/2020). 

TRIBUNSTYLE.COM - Wisata Api Abadi Mrapen di Grobogan, Jawa Tengah ini sudah menjadi destinasi wisata unik yang populer.

Sayangnya, kini api biru yang berkobar telah padam total.

Peristiwa ini terjadi pertama kali dalam sejarah.

Api biru yang melegenda tersebut kerap dijadikan sumber nyala obor beberapa agenda nasional dan internasional.

Ketua KONI Kabupaten Purwakarta Dedi Mulyadi saat menerima obor Asian Games dari seorang pelari di Purwakarta, Jawa Barat, Jumat (10/8/2018).
Ketua KONI Kabupaten Purwakarta Dedi Mulyadi saat menerima obor Asian Games dari seorang pelari di Purwakarta, Jawa Barat, Jumat (10/8/2018). (KOMPAS.com/ ISTIMEWA)

Melansir Kompas.com, mulai dari pesta olahraga internasional Ganefo 1 November 1963.

Gelaran olahraga tersebut diikuti denga jumlah peserta 2.700 atlet dari 51 negara di Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika Latin.

Selain itu, Pekan Olahraga Nasional (PON) XVI23 Agustus 1996 juga menggunakan api dari Mrapen untuk menyalakan obornya.

Setiap tahun, Api Abadi Mrapen juga digunakan untuk menyalakan obor upacara Hari Raya Waisak bagi umat Budha.

Namun, sayangnya api abadi tersebut telah padam total.

Hal ini terjadi pertama kali dalam sejarah, Api Abadi Mrapen di Grobogan, Jawa Tenngah Padam.

Belum diketahui apa penyebab yang membuat tempat wisata yang menyuguhkan api yang tak bisa padam di Desa Manggarmas, Lecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah ini bisa padam total.

Melansir Kompas.com, hingga saat ini, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jateng masih berupaya mengkaji penyebab padamnya api tersebut.

Pengelola Api Abadi Mrapen, David Diyanto membenarkan kejadian tersebut.

Ia mengatakan, api biru yang berkobar melalui lubang pipa di titik sumber Api Mrapen perlahan mengecil.

Pengelola Api Abadi Mrapen memastikan Api Abadi Mrapen di Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah telah padam, Minggu (3/10/2020)
Pengelola Api Abadi Mrapen memastikan Api Abadi Mrapen di Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah telah padam, Minggu (3/10/2020) (Kompas.com/Puthut Dwi Putranto Nugroho)

Hal tersebut diketahuinya sejak sepekan lalu.

David pun mendapati api tersebut padam total pada 25 September 2020.

Awalnya, api yang biasa membumbung setinggi 25 sentimeter dari mulut pipa sudah tak terlihat lagi.

Petugas pengelola kemudian berupaya membongkarnya.

Saat itu, bau khas gas serta suara gemuruh dalam tanah masih terdengar.

Namun ketika disulut, api tak bertahan lama dan kian meredup.

Tulisan di lokasi Api Abadi Mrapen yang padam total, di Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Minggu (3/10/2020). Hingga saat ini, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jateng masih berupaya melakukan kajian terkait penyebab terhentinya suplai gas di sumber api legendaris tersebut
Tulisan di lokasi Api Abadi Mrapen yang padam total, di Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Minggu (3/10/2020). Hingga saat ini, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jateng masih berupaya melakukan kajian terkait penyebab terhentinya suplai gas di sumber api legendaris tersebut (Kompas.com/Puthut Dwi Putranto Nugroho)

"Sampai akhirnya tepat pada tanggal 25 September, Api Abadi Mrapen benar-benar padam," kata David saat ditemui Kompas.com, di lokasi, Minggu (3/10/2020).

"Saat itu kami biarkan dulu selama lima hari, siapa tahu api itu akan berkobar lagi," lanjutnya.

"Namun, ternyata nihil hingga akhirnya kami melaporkan ke pemerintah," jelas David.

Api Abadi Mrapen terpantau mulai tidak stabil kobarannya saat ada pengeboran sumur yang lokasinya berjarak sekira 150 meter pada 12 September lalu.

Kala itu, pengeboran dilakukan sedalam 30 meter dengan tujuan untuk mendapatkan air.

Namun, sumber air justru menyemburkan air bercampur gas yang akhirnya harus dihentikan.

Sejak saat itu, Api Abadi Mrapen mulai menyusut dan padam.

"Sebenarnya warga sekitar juga banyak yang sudah membuat sumur bor untuk mencari sumber air," jelas David.

"Namun, yang keluar malah semburan air bercampur gas. Dan terakhir pembuatan sumur di belakang Indomaret juga muncul semburan air bercampur gas," sambungnya.

"Sejak saat itu Api Abadi Mrapen mulai menyusut hingga menghilang," tambahnya.

Berdasarkan data pengelola, api yang menyala karena pasokan gas rawa yang keluar secara alami dari perut bumi itu belum pernah sekalipun padam.

Hanya saja, pada tahun 1996, kobaran api tercatat sempat mengecil.

Api saat itu terselamatkan akibat ditemukan sumber gas baru dengan kandungan yang lebih melimpah berjarak sekitar 75 sentimeter dari sumber gas lama.

Sumber gas baru itu kemudian dialirkan ke sumber gas lama menggunakan pipa dan nyala api kembali sempurna hingga seterusnya.

"Jadi awalnya hanya retakan tanah, kemudian direka sedemikian rupa dengan pipa dan sebagainya," ucap David.

"Api Abadi Mrapen tercatat tak pernah padam dan terus menyala, hanya saat dirombak, kami matikan untuk keselamatan pekerja," lanjutnya.

(TribunStyle.com/Nafis,Kompas.com/Kontributor Grobogan, Puthut Dwi Putranto Nugroho)

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Api Abadi Mrapen yang Melegenda Itu Kini Telah Padam

PERTAMA KALI dalam Sejarah, Api Abadi Mrapen Padam Total, Pengelola Beberkan Kemungkinan Penyebabnya

PSBB DKI Jakarta Dimulai Besok, Ini Daftar Destinasi Wisata yang Tutup sampai Waktu yang Belum Tentu

Sumber: TribunStyle.com
Tags:
Api Abadi MrapenGroboganPekan Olahraga NasionalPONHari Raya Waisak
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved