Kenapa Setiap Tanggal 4 Oktober Diperingati sebagai Hari Binatang Sedunia? Begini Asal Mulanya
Hari Binatang Sedunia atau World Animal Day dirayakan setiap tanggal 4 Oktober, begini asal mulanya.
Penulis: Gigih Panggayuh Utomo
Editor: Amirul Muttaqin
TRIBUNSTYLE.COM - Hari Binatang Sedunia atau World Animal Day dirayakan setiap tanggal 4 Oktober, begini asal mulanya.
Hari ini, Minggu (4/10/2020), orang-orang membagikan ucapan terkait World Animal Day di media sosial.
Kenapa tanggal tersebut yang dipilih?
Dikutip dari National Today, asal mula Hari Hewan Sedunia dimulai pada tahun 1925.
Kala itu, Heinrich Zimmermann mengorganisir perayaan untuk hewan pertama di Berlin.
Zimmermann, penulis majalah pecinta hewan Jerman, meluncurkan acara tersebut untuk meningkatkan kesadaran dan meningkatkan kesejahteraan hewan.
• VIRAL Penemuan Jejak Kaki Hewan Diduga Milik Spesies Kucing Besar di Ranu Kumbolo, Gunung Semeru
• Viral Video Seorang Pria Tendang Kucing hingga Tersungkur, Organisasi Pecinta Hewan Bertindak
Pada Mei 1931 di kongres ISAR, Florance, Italia akhirnya Zimmermann mendapatkan pengakuan internasional atas gagasan hari binatang sedunia.
Gagasan tersebut diterima dengan banyak suara dan dianggap sebagai resolusi.
Tanggal 4 Oktober pada awalnya dipilih karena pada tanggal itu diadakan pesta perjamuan Francis of Assisi, seorang pecinta alam dan pelindung binatang dan lingkungan.
Selain itu, sebagaimana dikutip dari Wikipedia, beberapa gereja juga melakukan pemberkatan terhadap binatang pada hari Minggu yang berdekatan dengan tanggal 4 Oktober.
Beberapa waktu silam, perayaan yang berkaitan dengan binatang tersebut adalah perayaan khusus agama Kristen.
Seiring berjalannya waktu, perayaan Hari Binatang Sedunia dirayakan oleh seluruh penyayang binatang dari seluruh agama dan kepercayaan, kebangsaan, dan latar belakang.
Peringatan pertama World Animal Day dimulai di Florence, Italia, pada 4 Oktober 1931.
Pada hari perayaan ini, tim penyelamat binatang dan berbagai organisasi satwa liar akan melakukan kegiatan pengumpulan dana, bazar, dan lain sebagainya.
Pada hari itu juga, mereka akan memberikan penghargaan terhadap individu, sekelompok orang, atau lembaga yang dianggap telah memberikan kontribusi terbaik pada dunia binatang.
Misi World Animal Day
Melansir laman worldanimalday.org.uk, peringatan ini bertujuan meningkatkan status hewan.
Hal itu guna membantu hewan mendapatkan hak dan kesejahteraannya.
Membangun perayaan Hari Satwa Sedunia berarti menyatukan gerakan kesejahteraan hewan.
Memobilisasi gerakan tersebut menjadi kekuatan global untuk menjadikan dunia tempat yang lebih baik bagi semua hewan.
Ini dirayakan dengan cara berbeda di setiap negara, terlepas dari kebangsaan, agama, keyakinan, atau ideologi politik.
Melalui peningkatan kesadaran dan pendidikan kita dapat menciptakan dunia di mana hewan selalu diakui sebagai makhluk hidup dan kesejahteraan mereka selalu dipedulikan sepenuhnya.
VIRAL Penemuan Jejak Kaki Hewan Diduga Milik Spesies Kucing Besar di Ranu Kumbolo, Gunung Semeru
Video yang memperlihatkan penemuan jejak kaki hewan di sekitaran Danau Ranu Kumbolo Gunung Semeru viral di media sosial.
Diketahui rekaman 29 detik tersebut pertama kali dibagikan oleh akun Twitter @superbagonk pada 25 September 2020 lalu.
Berikut keterangan yang diberikan oleh si pengunggah:
"Setahun penuh Ranu Kumbolo tak terjamah manusia, walhasil ketika bersih2 jalur sebelum pendakian kembali dibuka, ditemukan banyak jejak hewan famili felidae alias kucing besar," tulis @superbagonk.
Hingga Kamis (1/10/2020) video ini telah ditonton sebanyak lebih dari 500 ribu kali dan menuai komentar beragam dari warganet.
Selain video, @superbagonk juga membagikan sejumlah foto untuk memperlihatkan jejak kaki yang ada di kawasan tersebut.
Konfirmasi Tribunnews
Kepada Tribunnews @superbagonk mengatakan video tersebut diambil pada 19 september 2020.
"Itu video yg diambil oleh tim Gimbal Alas 3676mdpl ketika bersama aman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) melakukan bersih jalur pendakian Semeru."
"Jadi suasana Ranu Kumbolo masih fresh banget setelah setahun ditutup," katanya.
@superbagonk selanjutkan menjelaskan bentuk dari jejak kaki yang ditemukan.
Diketahui dari bentuk bentuk dan ukurannya terdiri dari beberapa spesies hewan yang berbeda-beda.
"Yang tampak jelas adalah jejak dari famili Canidae (anjing) dan yang satunya lagi jejak famili Felidae (keluarga kucing)," jelasnya.
Ia menyebut, kawasan TNBTS memang masih terdapat hewan liar dalam ekosistemnya.
Bahkan, beberapa diantaranya mempunyai nilai konservasi tinggi.
"Salah satunya adalah Macan Tutul dan Macan Kumbang, keluarga kucing dengan nama latin Panthera Pardus Melas."
"Salah satu habitat macan tutul di sana dekat dengan jalur pendakian, yaitu di area Jambangan. Kemudian di Pos 3 adalah jalur lintasan satwa macan tutul tersebut," urai dia.
@superbagonk menegaskan, dengan ditemukannya jejak kaki hewan-hewan ini memberikan pesan penting bahwasanya ekosistem di TNBTS masih baik.
Oleh karena itu, penting bagi para pendaki menjaga keasrian di kawasan tersebut.
"Jangan kotori dan cemari Danau Ranu Kumbolo karena itu menjadi sumber air minum utama dari banyak satwa liar juga," imbuhnya.
@superbagonk meminta para pendaki tidak perlu khawatir terkait penemuan jejak hewan tersebut.
Ini karena sejatinya mereka akan menghindar ketika mencium aroma tubuh manusia dari jauh.
"Dan jangan pernah memberi makan hewan apapun yang ditemui dalam kawasan, karena itu akan mengubah naluri liar satwa tersebut," tandasnya.
(TribunStyle.com/Gigih Panggayuh)
BACA JUGA:
• 5 Cara Membasmi Kutu pada Kucing Peliharaan Menggunakan Bahan-bahan Sederhana Rumahan
• Pengakuan Pihak Kebun Binatang Soal Harimau Sumatera yang Tampak Kurus: Benar & Sempat Viral Juga