Hidup Susah dan Punya Hutang Rp 100 Juta, Pinkan Mambo Malu Dikejar Debt Collector: Kayak Mau Mati

TRIBUNSTYLE.COM -  Penyanyi Pinkan Mambo (39) sempat terpuruk di tahun 2015, karena tak mendapatkan pekerjaan dan tak memiliki pemasukan.

Pinkan Mambo mengakui bahwa lima tahun lalu hidup susah dan memiliki banyak utang, yang diketahui sampai Rp 100 juta.

Kisah kehidupan Pinkan Mambo yang susah viral ketika dirinya membicarakan masa lalunya di channel youtube Melaney Ricardo.

Namun, ketika ditemui di gedung Trans TV, Jalan Kapten Tendean, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Jumat (11/9/2020), ia membenarkan kisah hidup susahnya itu.

• Curhat Pilu Pinkan Mambo, Nyaris Bunuh Diri Karena Stres Banyak Utang, Sering Cekcok dengan Suami

• INGAT Pinkan Mambo, Mantan Teman duet Maia Estianty? Curhat Banyak Utang dan Disiksa Debt Collector

"Iya aku emang waktu itu susah beneran," kata Pinkan Mambo.

Ketika hidup susah lima tahun lalu, ibu lima anak ini membenarkan kalau dirinya sampai disambangi oleh debt collector yang menagih utang kepadanya.

"Saat itu sofa aku mau diambil dan mobil aku sebenarnya bisa diambil juga. Aku gak mau barang aku diambil, karena nantinya aku kemana-mana susah lagi enggak ada kendaraan," jelasnya.

"Aku bingung banget gimana nih soalnya kan sofanya udah kebayar banyak masa sudah setengah bayar masa putus gitu akhirnya aku stres," tambahnya.

Tidak maunya sofa diambil dikarenakan wanita bernama asli Pinkan Ratnasari Mambo itu membeli sofa itu dengan sangat mahal mencapai puluhan juta rupiah.

"Ya aku terus di telpon lah sama debt collector ini dan didatangi ke rumah juga," ucapnya.

Stres mantan personil grup Duo Ratu itu bertambah menjadi malu, ketika satpam perumahannya datang ke rumah diwaktu kehadiran debt collector ke rumahnya.

"Aku stres banget sudah kayak mau mati rasanya kalau dikejar-kejar debt collector itu. Paling ngeri banget, udah gitu mukanya seram-seram kan. malu banget sama satpam juga kan kayak kita punya utang. Aduh benar-benar deh kacau," katanya.

Selain didatangi ke rumah, pelantun 'Kasmaran' tersebut tak menampik dirinya terus diikuti debt collector ketika bepergian ke luar rumah.

"Gua kemana dikejar. Abis itu gue sakit perut sudah kayak mau dipenjara rasanya kayak dunia runtuh," tuturnya.

Karena merasa risih terus diikuti dan dihubungi sama debt collector, Pinkan mengakuin ia memberanikan diri menemui penagih utangnya.

"Gua sudah ketakutan mau dipenjara atau di apa nanti gua gak ketmu anak gue lagi. Pokonya pikirna gue sudah kemana-mana lah. Tapi akhirnya gua jelasin lah gua akan bayar utangnya," katanya.

Karena mau mendengar penjelasannya dan terus menyicil pembayaran hutang tersebut, Pinkan Mambo akhirnya berhasil terbebas dari jeratan hutang dan kejaran debt collector.

"Sofanya Selamat akhirnya dan mobilnya tetap ada," ujar Pinkan Mambo.

Dikutip dari berbagai sumber, inilah profil Pinkan Mambo selengkapnya.

Biodata

Pinkan Mambo memiliki nama lengkap Pinkan Ratnasari Mambo.

Ia lahir di Jakarta pada 11 November 1980.

Pinkan genap berusia 40 tahun pada 2020 ini.

Berdasarkan tanggal lahinya, ia diketahui berzodiak Scorpio.

Perjalanan karier

Pinkan Mambo terjun ke dunia tarik suara sejak usia muda.

Ia sempat menjadi penyanyi latar grup band Dewa 19 yang digawangi oleh Ahmad Dhani.

Dari situlah Pinkan kemudian di ajak oleh Maia Estianty membentuk grup musik duo yang dinamai Ratu pada tahun 2002.

Sejak saat itulah nama Pinkan mulai dikenal publik.

Bersama Ratu, Pinkan menelurkan satu album, Bersama (2003) yang berisi sederet hits seperti Aku Baik-Baik Saja, Salahkah Aku Terlalu Mencintaimu, dan Jangan Bilang Siapa-Siapa

Ia kemudian mengundurkan diri dari Ratu akhir tahun 2004 dan memilih untuk bersolo karier.

Nama Pinkan semakin meroket setelah memutuskan untuk bersolo karier.

Ia merilis dua album solo walnya yakni Aku Tahu Rasanya (2006) dan Wanita Terindah (2008).

Pinkan sukses membawakan sederet lagu yang kemudian menjadi hits seperti  Kekasih Yang Tak Dianggap,  Dirimu Dirinya, Kasmaran dan masih banyak lagi.

Tanggapan yang positif dari pendengar Tanah Air membuat Pinkan sempat mempunyai obsesi untuk go international.

Jalan menuju ke sana telah terbuka, karena tembang "Kasmaran" yang termasuk dalam album solo perdananya, menjadi hits di Malaysia dan Singapura.

Ia juga meraih sukses saat manggung di dua negara tersebut.

Sayangnya, karier Pinkan semakin meredup setelah album ketiganya yang bertajuk Tentang Cinta (2012).

Ia mulai jarang tampil di layar kaca dan tidak produktif berkarya dalam lima tahun belakangan ini.

Selain dunia tarik suara, Pinkan juga sempat menjajal dunia seni peran.

Ia membintangi beberapa film seperti Selimut Berdarah (2010) dan Horas Amang: Tiga Bulan untuk Selamanya (2019).

Kehidupan pribadi

Perjalanan cinta Pinkan Mambo penuh dengan drama yang membuatnya kerap menjadi sorotan.

Pada tahun 2004 rencana pernikahannya dengan Mayzal Reza Tobroni batal karena Pinkan diketahui hamil dengan laki-laki lain.

Pinkan kemudian melahirkan anak pertamanya, Muhammad Alfa Rezel pada tanggal 28 Januari 2005 tanpa didampingi ayah bayi tersebut dan belum dalam status menikah.

Ia Pinkan kemudian menikah dengan pria bernama Sandy Sanjaya pada 30 April 2005.

Mereka dikaruniai anak kedua, Michelle Ashley Rezya pada tanggal 17 April 2006.

Sempat retak pada 2006, rumah tangga Pinkan dan Sandy akhirnya bubar pada 2009.

Beberapa bulan setelah bercerai, ia menjalin hubungan dengan DJ Steve, namun pada akhirnya putus karena tidak mendapat restu dari ibu Pinkan.

Pada tahun 2013, Pinkan yang telah berpindah agama menjadi Kristen bersama kedua anaknya dari pernikahan sebelumnya.

Ia menikah di Los Angeles dengan seorang pembuat video klip bernama Steve Wantania yang ditemuinya di Amerika Serikat.

Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai tiga anak yakni Queen Chara Wantania, King Luke Wantania dan anak kelima, Queen Abby Wantania.

Ada yang menyebut jika Pinkan kini memiliki 6 hingga 7 orang anak, termasuk anak dari suami dan pernikahan terdahulu.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Dikejar Debt Collector, Pinkan Mambo: Rasanya Mau Mati Aja