Breaking News:

Jakob Oetama Meninggal Dunia

Olga Lydia Mengenang Jakob Oetama Pendiri Kompas Gramedia: 'Saya Memiliki Masa Kecil Luar Biasa'

Mengenang Jakob Oetama yang tutup usia, Olga Lydia sebut pendiri Kompas Gramedia bikin masa kecilnya luar biasa.

Penulis: Gigih Panggayuh Utomo
Editor: vega dhini lestari
Kolase TribunStyle (Instagram @olgaly_dia, Arsip Kompas Gramedia)
Olga Lydia kenang sosok Jakob Oetama. 

Jakob kemudian mendapat pekerjaan pertamanya sebagai seorang guru, bukan dari Yohanes, namun di SMP Mardiyuwana, Cipanas, Jawa Barat.

Ia mengajar di sana selama satu tahun (1952-1953).

Setelah itu, Jakob pindah ke Sekolah Guru Bagian B di Lenteng Agung, Jakarta pada 1953-1954 dan pindah lagi ke SMP Van Lith, Jakarta Pusat hingga tahun 1956.

Sambil mengajar, ia meneruskan pendidikannya ke Perguruan Tinggi Publisistik Jakarta dan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada hingga 1961.

Karier jurnalistik Jakob dimulai ketika menjadi redaktur Mingguan Penabur tahun 1956.

Ia kemudian membuat terobosan dengan mendirikan majalah Intisari tahun 1963 bersama Petrus Kanisius Ojong (PK Ojong) yang kala itu memimpin harian Keng Po dan mingguan Star Weekly.

tribunnews
Generasi pertama Intisari, dari kiri ke kanan: Jakob Oetama, PK Ojong, Adi Subrata, dan Irawati (Dokumen Kompas)

Dua tahun kemudian, 28 Juni 1965, bersama PK Ojong, Jakob mendirikan harian Kompas.

Dalam pembagian kerjanya, Jakob mengurusi redaksi Intisari dan Kompas, sedang Ojong mengurusi bagian bisnisnya.

Pada 1980, setelah 15 tahun bersama mengembangkan Kompas, Ojong meninggal dalam tidurnya.

Dengan sifat penuh kerendahan hati, akhirnya Jakob berhasil mengembangkan Kompas Gramedia dalam berbagai sektor bisnis.

Saat ini, Kompas Gramedia Group memiliki beberapa anak perusahaan/bisnis unit yang bervariatif dari media massa, toko buku, percetakan, radio, hotel, lembaga pendidikan, event organizer, stasiun TV hingga universitas.

Jakob juga ikut mendirikan The Jakarta Post, harian nasional Indonesia berbahasa Inggris bersama dengan Jusuf Wanandi, Muhammad Chudori, Eric Samola, Fikri Jufri, Goenawan Mohamad, H. G. Rorimpandey dan Harmoko.

Ia juga aktif dalam berbagai organisasi dalam maupun luar negeri.

Jakob pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Anggota DPR Utusan Golongan Pers, Pendiri dan Anggota Dewan Kantor Berita Nasional Indonesia, Anggota Dewan Penasehat PWI, Anggota Dewan Federation Internationale Des Editeurs De Journax (FIEJ), Anggota Asosiasi Internasional Alumni Pusat Timur Barat Honolulu, Hawai.

Sepanjang kiprahnya di dunia pers, ia telah diganjar sederet penghargaan seperti The Order of Rising Sun Gold Rays with Neck Ribbon dari Pemerintah Jepang, Medali Emas Spirit jurnalisme dari PWI, Doktor honoris causa Universitas Gadjah Mada, Lifetime Achievement Award dari Bank BRI, Bintang Utama (kelas III) dari Presiden Soeharto pada 1973 dan masih banyak lagi.

(TribunStyle.com/Gigih Panggayuh/Amir)

BACA JUGA:

Mengenang Jakob Oetama, Sederet Kutipan Kata-Kata Bijak Inspiratif Sang Pendiri Kompas Gramedia

Perjalanan Karier Jakob Oetama, dari Seorang Guru hingga Perjuangannya Besarkan Kompas Gramedia

Sumber: TribunStyle.com
Halaman 3 dari 3
Tags:
Jakob OetamaOlga LydiaKompas Gramediameninggal duniaJakarta
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved