Kisah Pak Min, Veteran Pejuang Kemerdekaan, Kini Masih Berjuang Jualan Mainan di Pinggir Jalan
Inilah kisah mantan pejuang kemerdekaan Indonesia, kini masih tetap berjuang menyambung hidup, jualan mainan di pinggir jalan.
Penulis: Gigih Panggayuh Utomo
Editor: vega dhini lestari
TRIBUNSTYLE.COM - Inilah kisah mantan pejuang kemerdekaan Indonesia, kini masih tetap berjuang menyambung hidup, jualan mainan di pinggir jalan.
Baru-baru ini, viral di media sosial kisah mantan pejuang kemerdekaan Indonesia.
Namanya adalah Pak Min, seorang kakek-kakek berusia mencapai 87 tahun.
Ia adalah satu di antara sekian pahlawan yang masih hidup.
Badannya tak lagi tegap, dengan gigi yang sudah banyak yang tanggal.
Meski Indonesia telah merdeka, ia masih tetap harus berjuang.
• Kisah Haru Ibu Berjuang Lahirkan 3 Anak Kembar Sendirian, Suami Pergi Menghilang Tanpa Pesan & Kabar
• Kisah Pilu Siswi SMK Tinggal di Bekas Kandang Ayam, Sabar Diejek Teman dan Janji Belikan Ibu Rumah

Perjuangannya kini berbeda dengan puluhan tahun silam.
Ia harus berjuang menyambung hidup dengan berjualan mainan di Kota Solo.
Kisah Pak Min ini pertama kali dibagikan oleh akun TikTok @ceritadisolo, yang kemudian diunggah ke Instagram oleh akun @thoric.idn.
Pada video tersebut, terlihat sosok Pak Min sedang berjualan mainan di pinggir jalan.
Saat siang hari, ia berjuang di tengah terik Matahari, berharap ada orang baik menghampiri dan melarisi dagangannya.
Tempatnya berjualan berpindah-pindah, terkadang ia jualan di depan Boulevard Universitas Sebelas Maret (UNS).
Malam hari, ia mesti berjuang di dinginnya malam di sebelah utara Perempatan Panggung Solo (arah Dr. Oen).
Ikut Berperang Melawan Belanda
Dikutip dari Tribunnews.com, saat dikonfirmasi, pemilik akun @thoric.idn, Ahmad Thoric, menceritakan Pak Min sebagai sosok inspiratif yang dikenalnya.
Thoric menceritakan, Pak Min lahir pada 1933, dan ayahnya meninggal karena tertembak pasukan Belanda saat berperang.
Akhirnya, saat Pak Min masih muda, ia ikut berperang mewalan penjajah dalam Agresi Militar Belanda II di Donohudan, Boyolali.
"Karena waktu itu beliau masih berusia sekitar 16-17 tahun sama komandan-komandannya itu dibilangin gini 'kamu itu masih kecil, kamu itu pantasnya malah jadi mata-mata, kamu nggak bakal ketangkap sama orang Belanda'," kata Thoric menirukan ucapan Pak Min melalui sambungan telepon kepada Tribunnews.com, Senin (10/8/2020).
Kala itu, Pak Min bertugas sebagai mata-mata Indonesia untuk mengawasi pergerakan Belanda.
Menurut penuturan Pak Min kepada Thoric, dahulu saat menjajah Indonesia, Belanda juga punya antek-antek yang merupakan orang Indonesia.
Antek-antek tersebut mudah dikenali karena selalu membawa kaca di genggaman tangannya.
"Tugasnya waktu itu, jadi Belanda itu kata beliau juga punya antek-antek orang Indonesia, antek antek itu bawaannya gampang banget."
"Kalau tangannya ada cermin, genggam cermin. Itu fungsinya ngasih kode ke Belanda daerah tersebut kalau sudah dipantulkan sinar dari cermin nanti nggak begitu lama ada pesawat Belanda nge-bom wilayah tersebut."
"Nah ceritanya beliau itu, beliau men-survey kayak gitu," papar Thoric.
Pada saat terjadi peristiwa G30S PKI, Pak Min tak ikut berperang karena ia bekerja di Jakarta.
Namun, peristiwa tersebut membawa dampak untuk pekerjaan Pak Min.
Semua proyeknya terpaksa berhenti dan akhirnya ia memutuskan pulang ke Solo.
Pak Min kemudian bekerja di Dinas Pekerjaan Umum (DPU) di Solo.

Namun, karena gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) kala itu kecil, ia pun banting setir ke dunia usaha.
Pada tahun 1970-an, mantan prajurit itu menekuni usaha berjualan lampu semprong, sehingga ia pun dikenal dengan julukan Pak Min Semprong.
Berjalan 10 tahun, usaha itu pun mulai redup lantaran tergantikan dengan lampu PLN.
Pak Min akhirnya memutuskan untuk berjualan mainan hasil buatan tangganya sendiri.
Thoric pun mengaku sempat membeli mainan dagangan Pak Min.
Adapun jenis mainan yang dijual Pak Min, seperti disebutkan Thoric, antara lain pistol-pistolan dari gabus, topeng, celengan, dan lain-lain.
Harganya bervariatif, mulai dari Rp 5 ribu hingga Rp 20 ribu.
(TribunStyle.com/Gigih Panggayuh, Tribunnews.com/Nanda Lusiana)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kisah Pak Min, Pejuang Kemerdekaan yang Menyambung Hidup dengan Berjualan Mainan.
BACA JUGA:
• Kisah Sahar Fares, Paramedis yang Meninggal akibat Ledakan di Lebanon, Sempat Video Call Tunangan
• Kisah Pilu Bocah SD Ditinggal Temannya saat Tewas Jatuh dari Truk, Keluarga Histeris Lihat Jenazah