Negatif HIV, Yodi Ternyata Idap Penyakit Lain, Polisi: Dia Belum Tahu Hasilnya Sampai Meninggal
Diduga depresi setelah datangi RSCM, hasil tes HIV Yodi Prabowo ternyata negatif. Tapi kekasih Suci ternyata idap penyakit lain.
Editor: Monalisa
TRIBUNSTYLE.COM - Sebelum ditemukan tewas, Yodi Prabowo, editor Metro TV ternyata sempat memeriksakan diri ke RSCM.
Dalam pemeriksaannya di RSCM, Yodi Prabowo diketahui sempat memeriksakan diri ke dokter kulit dan kelamin.
Dari pemeriksaan itu, Yodi Prabowo rupanya diminta untuk melakukan tes HIV.
Sayangnya hingga meninggal dunia, Yodi Prabowo tak pernah tahu apa hasil tes HIV yang ia lakukan.
"Dokter ahli penyakit kelamin dan kulit, apa yang dilakukan? Adalah pengecekan, kenapa dia melakukan itu? Pasti ada keluhan,"
"Kemudian dia melakukan konsultasi ke dokter kulit dan kelamin, dan disarankan untuk melakukan pengecekan, salah satunya adalah positif atau tidaknya HIV," ungkap Dirreskrimum Polda Petro Jaya, Kombes Tubagus Ade saat jumpa pers di kantor Mapolda Metro Jaya, Sabtu (25/7/2020).
• Ibu Korban Sempat Grebek Suci di Kamar Yodi Editor Metro TV, Langsung Curiga Lihat Apa yang Terjadi
• 3 Temuan Polisi di Rekaman CCTV Yodi Prabowo Editor Metro TV, Baju yang Dipakai Buktikan Hal Ini

Hasil test HIV tersebut belum sempat diambil oleh Yodi Prabowo hingga saat ini.
"Tetapi hasil itu sampai korban meninggal dunia belum sempat diambil," tambahnya.
Tubagus Ade mengatakan berdasarkan pemeriksaan ahli psikologis, kondisi kesehatan Yodi Prabowo diduga memiliki kaitan dengan tindakan bunuh diri pria 26 tahun itu.
"Tapi faktanya dia melakukan konsultasi," kata Tubagus Ade.
"Apakah ini terkait dengan adanya dugaan bunuh diri, sangat terkait,"
"Kemungkinan munculnya depresi," imbuhnya.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Yusri Yunus mengatakan hasil test HIV Yodi Prabowo sudah diperiksa pihak kepolisian.

Ia memastikan dari tes tersebut Yodi Prabowo dinyatakan negatif HIV.
Namun Yodi Prabowo rupanya memiliki penyakit lain.
"Awalnya dia (Yodi) belum tahu hasil tesnya sampai pada akhirnya dia meninggal. Tapi pas kita cek ternyata dia hasilnya negatif HIV, ada penyakit lain," kata Yusri.
Ketika ditanya terkait penyakit tersebut, Yusri enggan menyebutkan.
"Pokoknya ada penyakit lain. Ada penyakit lain positif, tapi HIV enggak ada," kata Yusri.
Ayah Yodi Prabowo Tak Percaya
Mendengar hasil yang diutarakan polisi, ayahanda Yodi Prabowo, Suwandi mengaku tak percaya.
Ia merasa janggal dengan pemaparan polisi di jumpa pers tersebut.
Terlebih, soal alasan bunuh diri Yodi Prabowo karena depresi.
Semasa hidupnya, Suwandi tak pernah melihat Yodi menunjukkan gelagat orang yang sedang depresi.
Yodi, lanjut Suwandi, bahkan membantu ibunya hingga berencana mencari tambahan biaya untuk pernikannya dengan sang kekasih, Suci Fitri.
"Dia baru beli laptop. Untuk apa? Untuk cari uang tambahan karena dia ingin menikah," kata Suwandi dalam wawancara dengan Metro TV dikutip TribunJakarta.com.
"Kalau orang depresi pasti malas. Mandi saja malas, apalagi bekerja?" kata dia lagi.
Bahkan di hari Yodi menghilang, sebut Suwandi, anaknya itu masih menyelesaikan pekerjaan di Metro TV dengan baik.
Suwandi pun heran dengan penjelasan polisi soal empat kali tusukan di tubuh Yodi dan indikasi bunuh diri.
Menurut Suwandi, jika ada empat kali tusukan di dada dan leher, seharusnya bercak darah juga ditemukan baik di jaket hingga masker yang dikenakannya.

Sementara itu dari hasil pemeriksaan forensik, jenazah Yodi Prabowo, ditemukan empat luka yang diakibatkan senjata tajam.
Empat di antaranya adalah luka tusuk di bagian dada.
Tubagus Ade mengatakan seseorang yang mencoba untuk bunuh diri, pasti akan melakukan percobaan melukai diri.
Hal tersebut terbukti dari ditemukannya dua luka dangkal di dada Yodi Prabowo.
"Ahli mengatakan setiap orang yang melakukan bunuh diri dengan senjata tajam akan selalu ada bukti permulaan ada luka percobaan," kata Tubagus Ade.
"Ditemukan empat luka di dada, yang dua luka dangkal yang tidak sampai 2 cm,"

"Itulah yang dianggap luka percobaan," imbuhnya.
Lalu mengapa Yodi Prabowo nekat mengakhiri hidup dengan cara tersebut?
Berdasarkan hasil forensik ditemukan bahwa urine Yodi Prabowo mengandung amphetamine.
"Kemudian dilakukan tes narkoba, hasilnya urine ada amphetamine positif," jelas Tubagus Ade.
Tubagus Ade mengatakan amphetamine dapat memengaruhi keberanian seseorang.
Ia meminta masyarakat untuk tak membandingkan pemikiran orang normal, dengan yang mengkonsumsi amphetamine.
"Amphetamine, kalau diperiksa urinenya amphetaminemya positif berarti dia mengkonsumsi, lalu apa pengaruhnya terhadap kejiwaan seseorang?" kata Tubagus Ade.
"Yaitu meningkatnya kebeneranian yang sedemikian luar biasa, jangan pernah membandingkan pemikiran orang normal dengan orang yang sedang tidak normal."
"Maka yang harus diukur adalah bagaimana amphetamine itu mempengaruhi keberanian seseorang untuk melalaikan tindakan yang menurut orang normal tidak mungkin," tegasnya.

Pisau dibeli sendiri oleh Yodi
Tubagus memaparkan soal pisau yang ditemukan di bawah badan Yodi Prabowo yang ditemukan dalam kondisi telungkup.
Menurut Tubagus, pisau itu dibeli korban di Ace Hardware di kawasan Rempoa, Tangerang Selatan.
Yodi Prabowo membeli pisau itu sebelum berangkat ke kantornya pada Selasa (7/7/2020) sekitar pukul 14.20.
"Dari hasil pemeriksaan CCTV, didapat fakta yang membeli pisau tersebut adalah korban sendiri," kata Tubagus, Sabtu (25/7/2020).
"Saat membeli pisau, orang yang tertangkap CCTV, dan pakaian yg digunakan agak sama saat jenazah ditemukan. Bukti lainnya adalah, bon, struk, sampai CCTV di tempat parkir," tambahnya.
Ia menambahkan, Yodi Prabowo hanya sekitar delapan menit berada di Ace Hardware.
(Tribunjakarta/Nawi/Annas)
Sebagian artikel ini sudah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Pastikan Hasil Tes Yodi Prabowo Editor Metro TV Negatif HIV, Polisi Ungkap Ada Penyakit Lain