Virus Corona
Positif Virus Corona Tanpa Gejala, Seorang Ibu Berhasil Lahirkan 3 Bayi Kembar dan Lawan Covid-19
Seorang ibu di Texas, Amerika Serikat ini positif virus corona tanpa gejala, dia berhasil melahirkan 3 bayi kembarnya dan bebas dari Covid-19
Penulis: Nafis Abdulhakim
Editor: Amirul Muttaqin
TRIBUNSTYLE.COM - Hamil bayi kembar tiga, seorang ibu di Texas, Amerika Serikat, berhasil melahirkan bayinya dan melawan Covid-19.
Melansir Medical Daily, ibu bernama Maggie Sillero mengetahui dirinya positif virus corona saat usia kehamilannya sudah 28 minggu.
Saat dinyatakan positif, Sillero tidak menunjukkan gejala maupun tanda tertular virus corona.
Kala itu dia memeriksakan diri ke Woman's Hospital of Texas di Houston pada 8 Mei 2020.
Namun sang dokter mengatakan bahwa dirinya memiliki risiko tinggi tertular Covid-19 karena kondisi saat itu sedang rawan-rawannya penularan virus corona.
Demi kesehatan, Sillero dan kendungannya sepanjang minggu-minggu terakhir kehamilannya selalu dipantau.

Ia kemudian melakukan tes Covid-19 dan tak menyangka bahwa dirinya dinyatakan positif virus corona.
Pasalnya, ia tak pernah keluar rumah sejak Maret 2020 lalu.
Belakangan, sang suami juga melakukan tes tersebut dan dinyatakan positif Covid-19 meski tanpa gejala apapun.
"Ketika saya mendapat berita, itu sangat mengejutkan. Saya tidak bisa mempercayainya," kata Sillero.
Tak hanya Sillero dan suami yang menjalani tes, ibu dan anaknya berusia lima tahun, Alexander, dinyatakan negatif.
Kemudian ibu yang mengandung bayi kembar tiga ini harus dirawat di rumah sakit dan dilakukan pengecekkan secara teratur.
Akhirnya, pada 4 Juni ia sudah dinyatakan negatif Covid-19.
Ia sudah bebas dari virus corona.
Namun, ia tak bisa merayakan kabar gembira tersebut.
Pasalnya, pada pagi itu dirinya baru selesai melakukan ultrasound.
Diketahui, tali pusarnya melilit pada salah satu bayinya.
Akhirnya, pada sore hari ketiga bayi kembar dua laki-laki dan perempuan ini bisa lahir melalui operasi caesar.
WHO Nyatakan Kemungkinan Virus Corona Dapat Menyebar Melalui Udara atau Airborne
Beberapa waktu lalu, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHo telah mengkonfirmasi bahwa virus corona bisa menyebar melalui udara atau airborne.
Kemudian pada Kamis (9/7/2020), WHO secara resmi mengumumkan bahwa virus corona bisa bertahan lama di udara dalam ruangan tertutup.
Hal ini bisa menyebabkan penyebaran semakin cepat dari satu orang ke orang lain.
Pernyataan ini disampaikan WHO melalui rilis resmi yang berisi 10 halaman.
Awalnya, WHO meragukan bentuk penularan airborne ini, akan tetapi semakin banyak bukti ilmiah dan anekdotal yang menunjukkan penularan Covid-19 melalui udara.
Selain itu, sebanyak 239 ilmuwan membuat surat terbuka yang berisi desakan pada WHO untuk meninjau kembali penelitian dan merevisi rekomendasinya.
• UPDATE SITUASI Terkini di Secapa TNI AD Bandung Setelah 1.262 Positif Corona, Warung Toko Tetap Buka
• UPDATE Virus Corona Dunia 10 Juli 2020: 12,3 Juta Kasus, 7,1 Juta Sembuh, Indonesia Posisi 26

Transmisi melalui udara
Dalam pernyataan resminya, WHO secara resmi menyatakan bahwa Covid-19 bisa menular melalui udara.
WHO mendefinisikan penularan melalui udara terjadi karena penyebaran aerosil yang melayang di udara dalam jarak dan waktu yang lama.
Aerosol adalah tetesan pernapasan yang sangat kecil sehingga bisa melayang di udara.
"Penyebaran melalui udara dapat terjadi saat petugas medis terlibat dalam prosedur tertentu yang menghasilkan aerosol," tulis WHO dalam pernyataan terbarunya
Akan tetapi, semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa ruangan tertutup dengan ventilasi yang buruk bisa menjadi tempat menyebarnya virus.
Sebab, runangan yang berventilasi buruk akan membuat virus melayang selama berjam-jam di udara dan menginfeksi orang lain.

Seperti dilansir dari New York Times via Kompas.com, Tempat tertutup yang bisa menjadi tempat penularan Covid-19 di udara antara lain restoran, klub malam, tempat ibadah, tempat kerja, atau tempat lain dimana banyak orang berbicara, berteriak dan bernyanyi.
"Teori menunjukkan bahwa sejumlah droplet pernapasan dapat menghasilkan aerosol. Ini terjadi saat menguap, bernapas normal, dan saat berbicara," kata WHO.
Meski demikian, hingga kini WHO dan para peneliti masih mencari tahu berapa proporsi droplet yang dihembuskan saat menguap untuk menghasilkan aerosol.
Selain itu, belum diketahui pula berapa banyak virus SARS-CoV-2 dalam aerosol yang bisa menginfeksi orang lain.
(TribunStyle.com/Nafis/Anggie,Kompas.com/Gloria Setyvani Putri)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pernyataan Resmi WHO, Virus Corona Menyebar di Udara dan Menular".
• Satu Keluarga Dokter Meninggal Diserang Corona, Kakak Adik Menyusul Ayah yang Mendahului Berpulang
• Tak Hanya Tangkal Virus Corona, Face Shield Nagita Slavina Bisa Hilangkan Jerawat, Harga Jutaan