Breaking News:

Virus Corona

FAKTA BARU Cegah Corona, Pakai Masker & Jaga Jarak Lebih Manjur Dibanding Cuci Tangan, Ini Buktinya

Peneliti menemukan fakta baru, jaga jarak dan menggunakan masker jauh lebih efektif untuk memutus rantai penyebaran corona dibanding rajin cuci tangan

Penulis: Tsania Fadhillah
Editor: Agung Budi Santoso
mashviral.com
ilustrasi physical distancing 

TRIBUNSTYLE.COM - Fakta baru cara mencegah virus corona terungkap. Pakai masker dan jaga jarak ternyata jauh lebih manjur mencegah Covid-19 dibanding cuci tangan pakai hand sanitizer. Inilah bukti ilmiahnya ....

Begitulah. Peneliti menemukan fakta baru jaga jarak dan menggunakan masker jauh lebih efektif untuk memutus rantai penyebaran corona dibanding rajin cuci tangan.

Angka penularan virus corona masih terus meningkat di setiap harinya.

Berbagai upaya pemerintah telah dilakukan untuk memutus rantai penyebaran virus corona atau Covid-19.

Misalnya dengan mengimbau masyarakat untuk selalu berada di rumah, menjaga daya tahan tubuh.

Sedangkan untuk orang yang beraktivitas di luar rumah, pemerintah mengimbau harus mengenakan masker dan menjaga jarak.

Dilansir dari Reuters.com, ternyata menjaga jarak dan mengenakan masker adalah cara terbaik untuk mengurangi resiko dari penularan Covid-19.

5 Cara Sederhana untuk Mengendalikan Stres di Tengah Pandemi Virus Corona

Dunia Masih Repot dengan Pandemi Corona, Kini Muncul Wabah Virus Ebola di Kongo, Apa Gejalanya?

Masker pencegah penularan virus corona
Masker pencegah penularan virus corona (CC0 Public Domain)

Dari 172 penelitian di 16 negara menemukan bukti bahwa rajin mencuci tangan dan menjaga kebersihan juga berpengaruh meskipun tidak dapat memberikan perlindungan seratus persen.

Penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet pada Senin (1/6/2020) kali ini nampaknya akan sangat membantu pemerintah dan lembaga kesehatan dalam membuat kebijakan terkait penanganan Covid-19.

Seperti yang diketahui sampai saat ini informasi mengenai pencegahan virus corona masih sangat terbatas sehingga penelitian tersebut seolah memberikan pandangan baru.

“Temuan kami adalah yang pertama untuk mensintesis semua informasi langsung terkait COVID-19, SARS, dan MERS,

Dan memberikan bukti terbaik yang saat ini tersedia tentang penggunaan optimal dari intervensi umum dan sederhana ini untuk membantu 'meratakan kurva(penularan corona)',” kata Holger Schunemann dari Universitas McMaster di Kanada, yang ikut memimpin penelitian.

Ilustrasi COVID-19.
Ilustrasi COVID-19. (Pixabay)

Penyakit yang disebabkan oleh virus corona ini menular lewat perantara droplet atau tetesan dari seseorang yang sedang batuk.

Kemudian menginfeksi lewat mata, hidung dan mulut secara langsung maupun permukaan yang terkontaminasi.

Untuk mengetahui lebih lanjut, para peneliti internasional melakukan tinjauan sistematis untuk menilai soal jaga jarak, masker wajah dan pelindung mata dalam mencegah penularan tiga penyakit yang disebabkan virus corona seperti Covid-19, SARS dan MERS.

Para peneliti ini kemudian menemukan bukti baru meskipun secara garis besar karena memiliki keterbatasan terkait bukti dari wabah ini yang lebih banyak berasal dari SARS dan MERS.

Meskipun penelitian yang masih memiliki bagian kurang jelas, mereka menyebutkan dibandingkan dengan cuci tangan, menjaga jarak minimal satu meter dan mengenakan masker serta kacamata jauh lebih mengurangi resiko penularan Covid-19.

Pada akhir jurnal, asisten profesor di Universitas McMaster yang ikut memimpin penelitian tersebut, Derek Chu menuturkan bila ketiga protokol kesehatan seperti menggunakan masker, jaga jarak dan pelindung mata diterapkan bersamaan akan lebih efektif untuk mencegah penularan virus corona atau Covid-19.

Ilustrasi new normal life setelah pendemi corona
Ilustrasi new normal life setelah pendemi corona (Freepik)

5 Kelemahan Virus Corona atau Covid-19

Meski vaksin dan obat masih terus dilakukan penelitian oleh para ahli, virus covid-19 ini ternyata memiliki kelemahan terhadap sesuatu hal.

Kelemahan coronavirus sendiri bisa dimanfaatkan untuk mencegah penularan yang kian meluas. 

Sehingga risiko seseorang terpapar Covid-19 pun bisa lebih rendah, bahkan rantai penularan bisa diputus. 

Sejauh ini para pihak terkait seperti ilmuwan, peneliti, dan petugas kesehatan bekerja sama untuk menyusun cara pencegahan terinfeksi coronavirus. 

Pencegahan yang dilakukan pihak terkait yakni melalui kelemahan-kelemahan dari virus itu sendiri. 

Apa saja kelemahan-kelemahan dari virus corona yang bisa meminimalisir penyebaran?

Berikut lima kelemahan dari Covid-19 yang berhasil dirangkum oleh TribunStyle di bawah ini:

1. Gunakan sabun untuk mematikan virus

Cuci tangan pakai kertas sabun buatan sendiri.
Cuci tangan pakai kertas sabun buatan sendiri. (Kolase TribunStyle (Shutterstock, YouTube BuzzFeed Nifty))

Virus corona bisa hancur dan mati jika terkena sabun.

Pasalnya sabun yang sehari-hari kita gunakan mengandung pelarut lemak yang bisa membunuh virus tersebut. 

Hal itulah kita sangat dianjurkan untuk rajin cuci tangan dengan air dan sabun untuk mencegah infeksi Covid-19.

Sabun menjadi media yang efektif untuk membunuh coronavirus karena terdapat beberapa susunan dari virus itu sendiri. 

Virus corona pada intinya tersusun atas tiga bagian, yaitu:

1. DNA atau RNA yang menjadi inti dari virus,

2. Protein yang merupakan bahan baku virus untuk memperbanyak diri, dan

3. Lapisan lemak sebagai pelindung luarnya

Ketiga bagian tersebut sebenarnya tidak terikat dengan kuat satu sama lain.

Sehingga, saat lapisan lemak tersebut hancur karena sabun, maka virus tersebut pun akan hancur dan mati.

Maka tepat imbauan untuk mencuci tangan adalah langkah yang dipilih dan efektif untuk mencegah penularan Covid-19.

Apabila masyarakat rajin cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, maka kemungkinan virus berpindah dari tangan dan masuk ke dalam tubuh akan berkurang drastis.

2. Disinfektan mampu membunuh virus

Merujuk pada hasil penelitian, virus corona penyebab SARS dan MERS bisa bertahan di permukaan benda seperti metal, kaca, atau plastik hingga beberapa hari.

Meski sejauh ini belum ada penelitian mengenai ketahanan virus penyebab Covid-19 di permukaan, tapi diduga hasilnya tak akan jauh berbeda dari satu rumpun sesama virus corona lainnya.

Kabar baiknya, virus tersebut dianggap bisa mati dengan bahan disinfektan seperti alkohol dengan kadar 60-70%, hidrogen peroksida 0,5%, atau sodium hipoklorit 0,1% dalam waktu 1 menit.

Sehingga masyakarat diimbau untuk rajin membersihkan permukaan benda yang sering disentuh seperti telepon genggam, gagang pintu, dan meja kerja menggunkaan bahan disinfektan.

 

3. Akan lemah di suhu panas

Memang sejauh ini belum ada penelitian yang menyebut bahwa virus penyebab Covid-19 lemah terhadap panas.

Akan tetapi, virus corona penyebab penyakit SARS telah terbukti bisa melemah pada suhu yang panas.

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh badan kesehatan dunia, World Health Organization (WHO), virus penyebab SARS sendiri bisa terbunuh pada suhu 56°C.

4. Tak mampu bertahan lama di permukaan

Ilustrasi
Ilustrasi (unsplash/CDC)

Virus corona memang bisa bertahan beberapa hari di permukaan.

Namun, seiring berjalannya waktu, virus ini tak lagi cukup kuat untuk bisa menimbulkan infeksi kepada seseorang.

Melihat kondisi tersebut, baik WHO maupun Kementerian Kesehatan RI tak melarang pengiriman paket antar negara karena risiko penularan melalui media pengiriman paket tersebut dianggap sangat rendah.

5. Kalah dengan antibodi yang baik

Perlu diketahui, infeksi Covid-19 memang bisa dilihat dari tingkat keparahan, mulai dari yang ringan hingga parah.

Seperti pada pasien yang dinyatakan positif Covid-19 dengan gejala ringan, maka bisa sembuh dengan sendirinya selama daya tahan tubuhnya baik.

Mengacu pada penelitian yang dilakukan di Australia menyatakan bahwa salah satu kelemahan virus corona adalah dalam menghadapi antibodi yang sehat.

Syaratnya yakni tetap melihat secara teratur kadar antibodi yang dihasilkan oleh seorang pasien Covid-19 berusia 47 tahun dengan gejala ringan hingga sedang, seperti:

1. Pasien tersebut tak punya penyakit penyerta yaitu hipertensi atau diabetes.

2. Kondisi tubuh secara keseluruhan sehat dan hanya terdapat satu infeksi yang tengah dialami, yaitu Covid-19.

3. Pada hari ke 7-9 sejak gejala Covid-19 pertama kali muncul pada pasien tersebut, sejumlah antibodi mulai terbentuk di tubuh.

Tanda yang diketahui tersebut menunjukkan tubuh tengah mengeluarkan berbagai senjatanya untuk berusaha melawan virus corona.

Sehingga beberapa hari setelah antibodi terbentuk, tubuh pasien tersebut mulai membaik.

Akan tetapi, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut dalam skala yang lebih besar lagi untuk melihat pola “peperangan” antara virus corona dan antibodi.

Tak memungkiri juga penelitian di atas bisa dijadikan sebagai pengingat pentingnya menjaga daya tahan tubuh dengan menjalani pola hidup yang sehat.

Beberapa kelemahan virus corona itulah perlu diketahui supaya masyarakat dapat memahami bagaimana cara mencegah penularan Covid-19

Selain itu tetap waspada akan wabah corona dan tak boleh meremehkan adanya virus ini.

Masyarakat pun harus selalu melakukan pencegahan di mana ia berada dan setiap waktu. 

Hal itu guna meminimalisir risiko masyarakat terinfeksi virus ini dan bisa meredam wabah yang kian meluas ini. 

(TribunStyle.com/Tsania/Heradhyta Amalia)

 Kapolda Jatim Tegur Kapolsek yang Tertidur Saat Rapat Corona, Sampai Diminta Keluar Ruangan

 Kota Tegal Jadi Sorotan hingga Trending, Kasus Virus Corona Nihil hingga Perayaan Penutupan PSBB

Sumber: TribunStyle.com
Tags:
virus coronaCovid-19cuci tangansocial distancing
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved