Berita Populer
POPULER Pasangan Coba Kabur Karena Virus Corona, Kim Jong Un Tindak Tegas dengan Tembak Mati
Kim Jong Un dikabarkan memerintahkan tembak mati pasangan suami istri yang mencoba kabur dari Korea Utara ke Korea Selatan, karena corona.
Editor: Triroessita Intan Pertiwi
TRIBUNSTYLE.COM - Baru saja reda kontroversi rumor meninggal dunia, begitu muncul dan dikabarkan sehat, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un kembali tunjukkan aksi brutal terbarunya.
Ia dikabarkan memerintahkan tembak mati pasangan suami istri yang mencoba kabur dari Korea Utara ke Korea Selatan.
Pasangan suami istri tersebut disebut-sebut kelaparan karena krisis pangan menyusul wabah corona di negeri itu.
Sementara dalam situasi sulit, Kim Jong Un melarang keras rakyatnya keluar dari Korea Utara.
Begitulah. Sudah menjadi rahasia umum bahwa Korea Utara adalah negara yang dipimpin oleh seorang diktator.
Artinya apapun yang diperintahkan sang pemimpin tertinggi, maka wajib dilakukan oleh warganya.
Termasuk mengeksekusi mereka yang melanggar peraturan.
• Potret 8 Jenazah Pemimpin Dunia Diawetkan dengan Cara Dibalsem, Termasuk Ayah & Kakek Kim Jong Un
• Buat Ri Sol Ju Cemburu, Sosok Penyanyi Cantik Pacar Kim Jong Un yang Akhirnya Tewas Dieksekusi

Inilah yang terjadi pada sepasang suami istri.
Dilansir dari nypost.com pada Minggu (31/5/2020), sepasang suami istri telah dieksekusi oleh regu tembak di Korea Utara.
Mereka dieksekusi setelah tertangkap berusaha melarikan diri dengan keponakan mereka yang berusia 14 tahun, menurut sebuah laporan.
Pasangan suami istri yang berasal dari provinsi Ryanggang di dekat China ini berusaha melarikan diri awal bulan ini.
Padahal sudah diumumkan bahwa semua warga harus menjalani karantina terkait virus corona (covid-19).
Dipercayai bahwa pasangan itu, yang diperkirakan berusia 50-an, berusaha membawa keponakan remaja mereka kembali ke orangtuanya di Korea Selatan, menurut laporan itu.
"Ayah bocah itu, yang melarikan diri ke Korea Selatan, telah meminta saudara perempuannya untuk membawa putranya kepadanya," seorang warga Ryanggang, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya.
Tetapi mereka sulit melakukannya karena keamanan perbatasan diperketat karena kebijakan karantina di negara ini.
