Tips & Tricks
3 Tips dan Trik Usir Hama Tikus di Rumah, Nggak Cuma Siapkan Racun, Ini Cara Lainnya
3 Tips dan Trik Usir Hama Tikus di Rumah, Tikus memang dianggap sebagai hama, entah itu di sawah, kebun atau pun di rumah
Penulis: Nafis Abdulhakim
Editor: Suli Hanna
Karena tanaman tersebut sangat rimbun dan melindungi mereka dari angin, hujan dan bahkan predator untuk memangsanya.
• 5 Tingkah Aneh Kucing dan Penjelasannya, Bisa Cemburu Hingga Mudah Melupakan
Belajar dari Tikus untuk Mengobati Depresi Manusia, Bagaimana Caranya?
Namun selain dianggap sebagai hama, tikus ternyata memiliki nilai lain.
Tim peneliti neurobiologi yang dipimpin Alon Chen, dalam eksperimennya mengamati tikus yang ditempatkan berkelompok dan dibiarkan berkeliaran dengan bebas.
Setelah mengamati interaksi tikus selama beberapa hari, para ilmuwan dapat mengidentifikasi hingga 60 perilaku berbeda. Misalnya keinginan tikus untuk mendekati kawannya, mengejar atau melarikan diri, berbagi makanan, menjelajahi sekitar dan bersembunyi.
Setiap tikus kemudian diberi penilaian berbeda berdasarkan perilakunya.
Peneliti menggunakan bantuan program komputer khusus, yang dapat mengekstraksi sifat-sifat hewan pengerat itu. Dari data yang mereka peroleh selama pengamatan, tim akhirnya dapat menentukan skala kepribadian hewan.
Mirip skala kepribadian manusia
Penilaian skala kepribadian ini, mirip dengan yang dilakukan terhadap manusia.
Disebut sebagai “lima besar” model kepribadian, termasuk sifat ekstroversi yakni tipe kepribadian yang lebih condong ke arah luar dirinya, penyesuaian, kesadaran, neurotisisme dan terbuka untuk pengalaman baru.
Sebagai tambahan informasi, esktroversi adalah sifat yang berhubungan dengan keinginan untuk banyak berbicara, bersosialisasi dan ekspresi emosional yang tinggi; suka dengan altruisme atau perhatian terhadap orang lain; terbuka terhadap imajinasi yang luas; dorongan untuk melakukan sesuatu tanpa pertimbangan; hingga emosi yang lebih dinamis.
Para peneliti mendefinisikan "kepribadian" sebagai karakteristik individu yang cukup stabil, dan terus bertahan seumur hidup.
Untuk membuktikan bahwa perilaku tikus yang diamati benar-benar dapat dianggap sebagai ciri-ciri kepribadian, para ilmuwan kemudian menempatkan tikus dalam situasi penuh tekanan (stres).
Meskipun perilaku tikus berubah, karakteristik kepribadian mereka tetap sama. Kesimpulannya bahwa setiap tikus memiliki kepribadian yang unik.
Para peneliti, yang berasal dari Weizman Institute of Science di Rehovot, Israel dan Max Planck Institute of Psychiatry di München, Jerman, menerbitkan hasil penelitian mereka pada 4 November 2019, di jurnal Nature Neuroscience.