Virus Corona
Jualan Apa Saat Musibah Corona? Lihat Jelinya Orang Ini Jual Ventilator, Sehari Dapat Rp 587 Miliar
Orang terkaya di Singapura bertambah kekayaannya karena virus corona, yakni dengan menjual ventilator. Sehari bisa meraup Rp 587 miliar.
Penulis: Gigih Panggayuh Utomo
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNSTYLE.COM - Peluang usaha apa yang masih cerah di tengah wabah pandemi virus corona atau Covid-19 seperti sekarang?
Lihatlah kejelian orang bernama Li Xiting ini, menjual ventilator yang sangat dibutuhkan pasien corona, sehingga keuntungan berlipat, ia pun jadi orang semakin kaya. Siapakah dia?
Begitulah. Orang terkaya di Singapura bertambah kekayaannya di tengah pandemi virus corona, yakni dengan menjual ventilator.
Ia adalah Li Xiting, pendiri dan ketua perusahaan Shenzhen Mindray Bio-Medical Electronics.
Dilansir dari South China Morning Post, pria terkaya di Singapura itu meraup lebih dari 1 miliar dolar AS per bulan tahun ini.
Harga saham perusahaan perangkat medisnya itu pun melonjak hampir 50 persen di tengah pandemi virus corona ini.
Berdasarkan data dari Bloomberg, kekayaannya meningkat sebanyak 4,3 miliar dolar AS tahun ini.
Dengan demikian total kekayaannya menjadi 13,5 miliar dolar AS, atau setara dengan Rp 207 triliun.
• Pulang Kampung, Mahasiswi Ini Tak Sadar Tulari Corona ke 70 Orang, Kini Satu Kota Kena Lockdown
• POPULER Digugat Banyak Negara, Ini Kecerobohan Besar China Soal Corona yang Bikin Sedunia Menderita
Rata-rata dalam sehari, Li Xiting mampu meraup sekitar 37,7 juta dolar AS.
Jika dirupiahkan, berarti senilai Rp 587 miliar ia dapatkan setiap 24 jam.
Mindray kebanjiran orderan peralatan medis sejak pandemi virus corona menyebar ke seluruh dunia dan membuat jutaan orang sakit.
"Pesanan produk kami meningkat tajam pada bukan Maret," kata Mindray kepada SCMP.
Peralatan medis tersebut antara lain adalah ventilator, perangkat pencitraan, dan alat memonitor pasien.
Seperti diketahui, ventilator merupakan alat yang penting dalam perawatan pasien Covid-19.
"Kami menerima pesanan dari 100 negara untuk perangkat medis kami dalam rangka memerangi epidemi," ungkap pihak Mindray.
Pesanan tersebut diterima Mindray untuk hampir 10.000 set peralatan medis.
/https://specials-images.forbesimg.com/imageserve/5a8df8dc31358e4955adffa6/0x0.jpg?background=000000&cropX1=491&cropX2=3171&cropY1=0&cropY2=2677)
Sekilas tentang Li Xiting
Li Xiting sempat masuk ke dunia akademisi dan belajar fisika dengan spesialisasi cryogenics.
Pria kelahiran Anhui, China, ini sempat bekerja di peralatan medis.
Sementara perusahaan besutannya, Mindray Medical International Limited, ia dirikan pada tahun 1991.
Li telah menjadi warga negara Singapura sejak 2018 lalu dan akhirnya didapuk menjadi orang terkaya di negara tersebut.
Kekayaannya melejit setelah sukses dengan bisnisnya menjual peralatan medis di tengah pandemi, termasuk ventilator.

Apa Itu Ventilator? Bagaimana Fungsi dan Cara Kerjanya Membantu Pasien Virus Corona?
Ventilator belakangan menjadi banyak disebut orang di tengah situasi genting pandemi virus corona.
Pada kasus yang parah, pasien Covid-19 bisa mengalami kerusakan paru-paru.
Hal itu menyebabkan kadar oksigen tubuh berkurang sehingga membuat sulit bernapas.
Kondisi seperti inilah maka peran ventilator sangat diperlukan.
Apa itu ventilator dan seberapa pentingkah alat medis tersebut?
Ventilator dalam konteks medis merupakan mesin yang dapat membantu pasien untuk bernapas.
Alat tersebut membantu paru-paru tetap mengembang sehingga kantung udara di dalamnya tidak mengempis.
Dilansir dari situs pbs.org, ventilator memiliki dua fungsi penting, yakni memasukkan lebih banyak oksigen ke dalam paru-paru dan mengeluarkan karbon dioksida.
Seorang ahli paru-paru American Lung Association, David Hill, mengatakan ventilator dirancang untuk membantu seseorang untuk bernapas.
"Ventilator adalah peralatan teknologi yang cukup mewah yang dirancang untuk membantu pernapasan seseorang yang tidak dapat bernapas secara efektif sendiri," tuturnya.
Paru-paru terjalin dengan pembuluh darah, yang merupakan cara oksigen masuk ke aliran darah dan karbon dioksida dilakukan.
Covid-19 membuat pertukaran ini lebih sulit dalam kasus yang paling parah karena paru-paru pasien meradang dan dipenuhi cairan.
Hal ini sama seperti pada infeksi pasien yang terjangkit penyakit pneumonia.
Ventilator modern terdiri dari mesin pompa dan tabung yang digeser oleh tenaga kesehatan ke batang tenggorokan pasien untuk mengendalikan aliran udara.
Penting untuk dipahami bahwa ventilator tidak menyembuhkan COVID-19.
Alat tersebut hanya membantu mendukung fungsi paru-paru sementara tubuh pasien melawan infeksi.

Sejarah Ventilator
Robert Hooke, ilmuwan polymath abad ke-17 yang menciptakan istilah "sel," adalah yang pertama bereksperimen dengan ventilasi mekanis.
Setelah meninju lubang ke paru-paru anjing yang hidup, ia menggunakannya untuk meniup ke saluran napas anjing malang itu.
Tes menunjukkan bahwa ventilasi mekanik dapat membantu melakukan pekerjaan paru-paru yang rusak.
Pada 1920-an, dua sarjana Universitas Harvard, Philip Drinker dan Louis Agassiz Shaw, menciptakan bentuk ventilasi baru sebagai pengobatan untuk polio, penyakit yang dalam kasus paling parah melumpuhkan otot paru-paru.
Ventilator ini adalah pendahulu dari "paru-paru besi," yang membungkus pasien dalam sebuah tabung dengan kepala mencuat keluar.
Ketika tekanan di dalam paru-paru besi diturunkan, paru-paru pasien akan mengembang dan udara akan masuk melalui jalan napas mereka.
Kemudian, tekanan di dalam tabung akan meningkat, mendorong udara keluar dari paru-paru.
Sementara itu, pada tahun 1950-an, selama epidemi polio di Kopenhagen, Denmark, ventilator juga digunakan.
Ventilator yang lebih murah itu secara aktif memompa udara langsung keluar masuk paru-paru.
Ketika satu rumah sakit Denmark memperkenalkan ventilator ini, angka kematian polio turun “hampir semalam” dari lebih dari 80 persen menjadi sekitar 40 persen.

Dilansir oleh Healthline.com, berikut kondisi pasien yang juga memerlukan ventilator:
- Koma atau tidak sadarkan diri
- Cedera otak
- Paru-paru kolaps
- Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
- Overdosis obat
- Sindrom guillain-barre
- Infeksi paru-paru
- Myasthenia gravis
- Pneumonia
- Paru-paru prematur pada bayi
- Cedera tulang belakang bagian atas
- Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS)
- Infeksi virus corona (Covid-19)
(TribunStyle.com/Gigih Panggayuh)
• Bantu Ambulans yang Terperosok ke Parit, 2 Warga Ketiban Apes Saat Lihat Isinya Ternyata PDP Corona
• TERSUDUT Fakta Mayat Bergelimpangan di Jalan, Presiden Ekuador Nangis & Akui Gagal Tangani Corona