Breaking News:

Berita Terpopuler

POPULER Digugat Banyak Negara, Ini Kecerobohan Besar China Soal Corona yang Bikin Sedunia Menderita

Inilah kecerobohan besar China sehingga Covid-19 merajalela, sampai mandapat gugatan dari banyak negara.

Penulis: Tsania Fadhillah
Editor: Amirul Muttaqin
freepik
Ilustrasi virus corona 

TRIBUNSTYLE.COM - China digugat banyak negara terkait pandemi virus corona. Inilah kecerobohan besar China sehingga Covid-19 merajalela, membuat banyak negara menderita.

Penyebaran virus corona telah merambah di hampir seluruh penjuru dunia.

Pandemi yang berasal dari negara China ini telah mengakibatkan banyak permasalahan di dunia.

Hampir di semua kegiatan baik sektor ekonomi hingga sosial politik di seluruh dunia mandek karena corona.

Pemerintah juga mengupayakan untuk memutus penyebaran virus ini.

 Setelah Dituduh Konspirasi Pembuat Virus Corona, Bill Gates: Jutaan Dollar Saya Untuk Vaksin Covid

 Terapi Plasma Darah Bisa Atasi Virus Corona, Antibodi dari Pasien Sembuh akan Tolong Pasien Sakit

Ilustrasi virus corona
Ilustrasi virus corona (freepik)

Dari tua hingga muda, kaya dan miskin semua terkena imbasnya.

Melihat penyebaran yang tak kunjung berkesudahan, beberapa negara di dunia tak terima dengan China.

Amerika Serikat

Di Amerika Serikat misalnya, gugatan hukum muncul di Kota Florida.

Ribuan warga Amerika Serikat itu menuntut China untuk memberikan ganti-rugi atas apa yang telah terjadi.

Pemerintah China dinilai lalai dalam menanggulangi penyebaran virus ini.

Berman Law Group di Miami menjadi firma hukum yang menjadi wadah gugatan class action dari ribuan warga AS.

Dilansir dari Kompas.com, gugatan dari warga Amerika Serikat itu menyampaikan untuk ganti-rugi miliaran dolan untuk para korban dari corona.

"Padahal, mereka memiliki kemampuan untuk menghentikan penyebaran virus ini di tahap awal," kata firma hukum tersebut.

Selain itu, firma bernama Berman Law Group ini telah bertekad untuk memperjuangkan hak seluruh warga Florida dan Amerika Serikat yang terkena dampak dari virus corona atau Covid-19.

Tak hanya di Florida, pengusaha di Las Vegas juga telah mendaftarkan gugatan class action.

Tuntutannya tak jauh berbeda dari warga Florida, yakni meminta ganti-rugi miliaran dolar ke Pemerintah China.

Bukan tanpa alasan, gugatan yang berasal dari Las Vegas ini mempermasalahkan Pemerintah China yang seakan mengintimidasi para ahli, dokter, ilmuan, jurnalis bahkan pakar hukum di awal kemunculan virus corona itu.

Pemerintah China dianggap tak membagikan informasi awal dan membiarkan corona menyebar secara luas.

 Gara-gara Corona, Wanita Crazy Rich Asian Ini Jadi Belajar Nyuci Baju, Curhatnya di Instagram Viral

Pada 2 Januari 2020, pihak berwenang di China "mempermalukan" delapan orang dokter dalam siaran TV nasional. Kedelapan orang ini dituduh sebagai, "penyebar hoaks" hal itu diberitakan oleh berbagai media.

Laporan investigasi dari kantor berita Associated Press pada pekan lalu menjelaskan jika Ma Xiaowei sebagai Kepala Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan ada situasi parah dan kompleks saat rapat bersama pejabat medis di tingkat provinsi 14 Januari lalu.

Baru pada tanggal 20 Januari, Presiden Xi Jinping mengumumkan kemungkinan akan adanya wabah virus corona ke publik.

Eropa

Ilustrasi tes Covid-19
Ilustrasi tes Covid-19 (Freepik)

Tak hanya berhenti di Amerika Serikat, di Eropa juga telah terjadi penuntutan terhadap Pemerintah China.

Lembaga pemikir di Inggris yang bernama Henry Jackson Society mengutarakan Pemerintah China harus bertanggung jawab karena telah menutupi masalah virus corona sejak awal kemunculannya.

Negara G-7 dianggap dapat menggugat ganti rugi ke China sejumlah 3,2 triliun pound atau sekitar 61 ribu triliun.

John Sawers, Mantan petinggi intelijen Inggris MI6 juga membenarkan jika Pemerintah China telah menutupi masalah virus corona ini pada Desember 2019 dan Januari 2020.

Sektor pariwisata di Eropa juga terkena imbasnya.

Tabloid Bild di negara Jerman menerbitkan sebuah 'surat tagihan' sebesar 24 miliar euro apabila di rupiahkan menjadi Rp 404 ribu triliun.

Ganti-rugi itu digunakan untuk pendapatan pariwisata di Jerman selama bulan Maret dan April.

Tak cukup sampai di situ, Blid juga meminta ganti rugi Rp 50 miliar euro dan 149 miliar euro untuk usaha kecil-menengah dan GDP Jerman yang menurun pesat hingga dibawah 4,2 persen.

Selain itu, surat terbuka kepada Presiden China juga dilayangkan oleh Blid.

"Pemerintahan dan ilmuwan Anda telah lama mengetahui bahwa virus corona sangat menular, namun Anda membiarkan seluruh dunia tidak mengetahuinya".

"Para ilmuwan utama Anda tidak merespons ketika para peneliti Barat ingin mengetahui apa yang terjadi di Wuhan," tambahnya.

Australia

Dilansir dari Kompas.com, Mnteri Luar Negeri Australia Senator Marise Payne juga mendorong dilakukannya penyelidikan asal usul virus corona.

Menlu Australia ini yakin jika WHO tidak akan pernah melakukan hal tersebut.

Menteri Dalam Neger Australia, Peter Dutton juga meminta China untul transparan tentang apa yang sebenarnya terjadi tentang virus Covid-19 ini.

Hal ini untuk memberikan informasi kepada puluhan keluarga di Australia yang telah meninggal karena kasus corona.

Dirinya sangat mengerti penderitaan keluarga yang ditinggalkan, sebab Menteri Dutton sempat positif virus corona pada bulan Maret lalu.

 Ancaman Pisau, Wanita Asia Diludahi di Australia, Dituding Tularkan Corona, Ending Pembully Tragis

Penjelasan dari China

Menanggapi berbagai reaksi di seluruh dunia yang terkesan menyalahkan Pemerintah China, mereka membuka suara.

Pemerintah negeri tirai bambu ini menyangkal jika China menyembunyikan informasi tentang Corona sejak awal kemunculannya.

Menurut mereka, perkembangan mengenai Covid-19 atau corona selalu diberikan ke WHO.

Kedubes China di Canberra memiliki pendapat jika Menteri Dalam Negeri Australia, Dutton bertindak sebagai juru bicara Amerika Serikat.

Menyelidiki China karena corona ia nilai sebagai tindakan yang konyol.

Juru bicara Kedubes China menyampaikan bila Amerika Serikat dalam hal ini memojokkan China.

Seperti yang diketahui, China dan Amerika Serikat terlibat perang dagang yang tak berkesudahan.

Sekretaris Jenderal Badan Kesehatan Dunia (WHO) Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus
Sekretaris Jenderal Badan Kesehatan Dunia (WHO) Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus (arstechnica.com)

WHO juga memberikan bukti jika penyebab dari virus corona itu berasal dari hewan, yakni kelelawar.

Meski bukti tersebut telah diketahui, WHO masih belum mengetahui bagaimana infeksi pertama kali infeksi virus corona ini dapat terjadi pada manusia.

Pendapat Pakar Hukum

Stephen L Carter, seorang pakar hukum dari Yale University memiliki pendapat atas kasus yang dipermasalahkan ini.

Menurutnya, negara China tidak dapat digugat oleh negara lain dalam kasus corona itu.

Hal ini dikarenakan Pemerintah China telah dilindungi doktrin kekebalan kedaulatan yang sama seperti negara lainnya.

Doktrin kekebalan kedaulatan itu juga tdak dapat dihapuskan hanya karena penyalahgunaan kewenangan Pemerintah China dalam menangani corona.

Selanjutnya, Stephen menuturkan jika doktrin tersebut bersifat timbal-balik.

Ini dapat diartikan suatu negara tidak akan membiarkan rakyatnya menggugat negara lain jika kita tidak ingin rakyat negara lain menggugat kita.

(TribunStyle.com/TsaniaF)

 Video Detik-detik Diduga Kelelahan 2 Petugas Pakai APD Nyaris Jatuhkan Peti Mati Korban Virus Corona

 Benarkah Kehilangan Indra Penciuman dan Perasa Adalah Salah Satu Gejala Covid-19? Ini Penjelasannya

Sumber: TribunStyle.com
Tags:
virus coronaCovid-19China digugat dunia soal coronaChinaAmerika SerikatEropaAustralia
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved