SELAMAT Hari Buku Sedunia 23 April 2020, Fakta William Shakespeare, Lahir & Wafat di Tanggal Sama

TRIBUNSTYLE.COM - Selamat Hari Buku Sedunia, 23 April 2020, inilah 5 fakta melatari Hari Buku Sedunia, salah satunya misteri unik lahir dan wafatnya pujangga terkenal William Shakespeare, pada tanggal yang sama, yakni 23 April. Kok bisa?

23 April merupakan hari yang spesial bagi para pecinta buku di seluruh dunia.

Pasalnya, setiap tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Buku Sedunia.

Banyak fakta menarik tentang perayaan yang sudah berlangsung sejak 1995 ini.

Penasaran apa saja?

Berikut ini 5 fakta tentang Hari Buku Sedunia yang sayang untuk dilewatkan.

1. Berawal dari Catalonia

Hubungan antara 23 April dengan buku pertama sekali dibuat oleh toko buku di Catalonia, Spanyol pada tahun 1923.

Ide awalnya berasal dari penulis Valencia, Vicente Clavel Andrss sebagai cara untuk menghargai penulis Miguel de Cervantes yang meninggal pada tanggal tersebut.

Cervantes adalah seorang novelis dan penyair asal Spanyol yang dianggap paling besar.

Namanya paling dikenal lewat novelnya Don Quixote, yang dianggap oleh banyak orang sebagai novel modern pertama.

Don Quixote merupakan salah satu karya terbesar dalam sastra Barat, dan yang terbesar dalam bahasa Spanyol.

2. Hari lahir dan meninggalnya penulis besar dunia

23 April ternyata juga merupakan harinya yang bagi para penulis besar dunia.

Banyak diantara mereka yang lahir maupun meninggal pada tanggal itu.

Satu diantaranya adalah William Shakespeare yang meninggal pada 23 April 1616.

Shakespeare dikenal sebagai seorang pujangga, dramawan, dan aktor asal Inggris.

Ia dianggap sebagai penulis drama berbahasa Inggris terhebat dan dramawan termasyhur di dunia.

Banyak karya Shakespeare yang masih dibaca hingga kini, termasuk Romeo and Juliet, Hamlet , Macbeth dan masih banyak lagi.

Selain Shakespeare, 23 April juga merupakan hari kematian Inca Garcilaso de la Vega, serta hari lahir atau kematian beberapa penulis terkenal lain.

3. Ditetapkan UNESCO

Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNESCO kemudian menetapkan tanggal 23 April sebagai Hari Buku Sedunia pada 1995.

Hari ini juga dikenal sebagai Hari Hak Cipta Sedunia untuk mempromosikan literasi, penerbitan, dan hak cipta.

4. Tanamkan kebiasaan membaca

Dengan adanya Hari Buku Sedunia, UNESCO bertujuan untuk menanamkan kebiasaan membaca, terutama kaum muda.

Hari ini juga menjadi momentum untuk menyoroti berbagai masalah seputar penulis, penerbit, dan pihak terkait lainnya.

Karena hak cipta masih menjadi masalah besar di dunia buku dan penulisan, selalu ada fokus pada masalah tersebut pada Hari Buku Dunia.

5. Malaysia sebagai Ibu Kota Buku 2020

Setiap tahun, UNESCO membuka pendaftaran bagi kota-kota di seluruh dunia yang ingin mengajukan diri menjadi Ibu Kota Buku Dunia dengan mengirimkan sejumlah dokumen persyaratan.

Hal tersebut dilakukan sebagai rangkaian dari Hari Buku Sedunia yang digelar setiap tahunnya.

Tahun ini, UNESCO telah menetapkan Kuala Lumpur, Malaysia sebagai Ibu Kota Buku Dunia 2020.

Malaysia diketahui telah meluncurkan kampanye gemar membaca pada penghujung 2018 karena membaca merupakan kunci sebuah negara berhasil dan membina peradabannya.

Adapun kota-kota yang pernah terpilih sebagai Ibu Kota Buku Dunia lainnya adalah Madrid (2001), Alexandria (2002), New Delhi (2003), Antwerp (2004), Montreal (2005), Turin (2006), Bogota (2007), Amsterdam (2008), Beirut (2009), Ljubljana (2010), Buenos Aires (2011), Yerevan (2012), Bangkok (2013), Port Harcourt (2014), Incheon (2015), Wroclaw (2016), Conakry (2017), Athena (2018), Yunani, terpilih menjadi WBC pada 2018, Sharjah (2019).

(TribunStyle.com/ Amir)