Virus Corona
PILU! Jenazah Korban Corona Ditelantarkan, Wanita Ini Nekat Awetkan Mayat Suami dengan Es Batu
Jenazah suaminya yang meninggal kibat corona baru akan dimakamkan 3 hari lagi, wanita ini nekat awetkan sendiri hanya dengan es batu.
Editor: Monalisa
TRIBUNSTYLE.COM - Jumlah korban meninggal akibat virus corona di Amerika Serikat masih menduduki tingkat teratas.
Membeludaknya jumlah pasien meninggal akibat virus corona, membuat para petugas kewalahan.
Saking melonjaknya jumlah kematian akibat virus corona, petugas pun mulai menelantarkan jenazah korban Covid-19.
Seperti yang terjadi pada seorang istri yang suaminya menjadi korban virus corona di Amerika Serikat ini.
Petugas terpaksa menelantarkan mayat suaminya dan mengatakan butuh waktu hingga 3 hari untuk dapat memakamkan jenazah.
Tak tahu apa yang harus diperbuat, wanita ini terpaksa mengawetkan sendiri jenazah suaminya yang sudah terpapar virus corona.
• DUNIA Takkan Babak Belur karena Corona, Andai Ilmuwan Ini Tak Dihambat-hambat Kerjanya, Ini Sosoknya
• LIHAT Kulkas Penyimpan 1.500 Virus Termasuk Corona di Lab Virus Wuhan, Jadi Dugaan Penyebar Wabah?

Dilansir dari Daily Mirror, ibu empat anak ini mengawetkan jenazah suaminya hanya dengan es batu.
Wanita yang diketahui bernama Tami Treadwell ini mengaku tak mempunyai pilihan selain mengawetkan jenazah sang suami dengan es batu.
Menurut keterangan suaminya ditinggalkan oleh pekerja darurat setelah melakukan CPR.
Kemudian memaksa secara mati-matian untuk mencari seseorang mengambil mayat itu tetapi petugas tidak mendengarkannya.
Dia diberi tahu oleh kantor pemeriksaan medis kota bahwa butuh waktu tiga jam hingga tiga hari untuk mengurus mayat itu, lapor New York Post.
Treadwell, menganggap perlakukan ini seorang tidak manusiawi.
• Pakai N95, Pangeran Harry Tutupi Identitasnya Saat Bagi-bagi Makanan ke Warga Selama Pandemi Corona
Dia mengatakan, keluarganya sudah menelpon 20 rumah duka sebelumnya di Englewood, New Jersey.
Salah satunya setuju untuk mengurus jenazah ayah empat anak tersebut.
Namun petugas tidak bisa mengurusnya sampai rumah duka jadi dia harus menunggu.
"Walikota de Blasio kamu harus menunjuk seseorang untuk mengeluarkan mayat-mayat ini dari sini, orang-orang banyak yang meninggal di rumahnya," katanya.
Dia mengatakan kepda New York Post bahwa suaminya yang berusia 62 tahun meninggal pada Jumat (17/4) dengan suhu tinggi disertai flu selama 5 hari.

Seorang dokter memberi tahu Treadwell, bahwa suaminya harus tetap berada di rumah.
"Dia telah bekerja sepanjang waktu, sebagai pengirim barang. Bahkan dia tidak bisa tinggal di rumah karena kantor sangat membutuhkannya," katanya.
"Ini adalah hal terburuk yang pernah terjadi," tambahnya.
Polisi sempat datang ke apartemen Treadwell saat mendengar ada berita penembakan.
Namun, sampai di sana, mereka mendapati suami Treadwell yang justru meninggal dunia, namun tidak memiliki luka tembak sama sekali.
• BAHAGIA Sambut Ramadhan 2020, Sekaligus Sedih Karena 5 Hal Hilang di Ramadhan 1441 H, Gegara Corona
Pekerja darurat dipanggil untuk memeriksa keadaannya, namun setelah melakukan CPR mereka meninggalkannya.
Keluarga Treadwell juga menyangkal ada yang melaporkan terjadinya kasus penembakan, karena dia tidak tahu sama sekali.
Kemungkinan besar adalah suami Treadwell meninggal akibat Covid-19 karena dia memiliki gejala yang sangat mirip.
Hal ini menambah daftar panjang situasi di AS yang babak belur akibat wabah ini.
Sebelumnya dilaporkan, sebuah rumah sakit di Detroit AS juga kewalahan menangani mayat-mayat pasien Covid-19.
Akhirnya mereka membuat ruangan darurat di tempat parkir sebagai penampungan jenazah sebelum di makamkan.
Hingga saat ini AS memiliki jumlah kasus virus corona terkonfirmasi paling tinggi di seluruh dunia.
Totalnya mencapai, 738.830 kasus dan 39.014 orang meninggal dunia.
Sementara itu, New York adalah kota paling besar dengan jumlah korban mencapai 241.041 pasien terkonfirmasi, menjadikannya kota terparah di dunia saat ini.
Sebagian artikle ini sudah tayang di Intisari.grid.id dengan judul Seorang Istri Terpaksa Simpan dan Awetkan Mayat Suaminya yang Meninggal Akibat Covid-19 dengan Es Batu, Karena Petugas Menerlantarkannya

VIRAL 7 Petugas Lengkap Pakai APD Seberangi Sungai & Bawa Peti Mati Berisi Jenazah Korban Corona
Sementara itu perlakuan petugas medis yang menangani korban corona di Indonesia masih patut disyukuri dibandingkan di negara Amerika Serikat.
Perjuangan petugas pemakaman jenazah Covid-19 Kota Padang, Sumatera Barat, saat mengantarkan jenazah salah seorang warga korban virus corona viral di media sosial.
Dalam foto yang beredar tersebut, sejumlah petugas dengan mengenakan alat pelindung diri (APD) terlihat membawa peti mati saat menyebrangi sungai dengan menggunakan perahu karet.
Salah satu petugas pemakaman jenazah Covid-19 Kota Padang, Dedy Darmady (35), saat dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut.
Menurutnya, kejadian itu terjadi pada Jumat (17/4/2020).
Diceritakannya, saat itu ia bersama tujuh orang rekannya berusaha mengantarkan jenazah korban virus corona asal Padang.
Namun, pihak keluarga korban meminta agar jenazahnya di bawa ke pemakaman keluarga di Koto Baru, Kabupaten Solok.
• Terjun Langsung ke Masyarakat, 3 Langkah Nyata Menantu Jokowi Entaskan Pandemi Corona, Patut Ditiru
• DUNIA Takkan Babak Belur karena Corona, Andai Ilmuwan Ini Tak Dihambat-hambat Kerjanya, Ini Sosoknya

"Kebetulan keluarga korban meminta dimakamkan di kampung halamannya.
Kita memiliki kewajiban untuk mengantarkannya," kata Dedy yang dihubungi Kompas.com, Minggu (19/4/2020).
Adapun jarak tempuh antara Padang ke Koto Baru dikatakannya sekitar 53 kilometer dengan waktu tempuh sekitar dua jam.
Selama menjadi petugas pemakaman jenazah Covid-19 di Kota Padang, ia bersama rekannya mengaku sudah terbiasa melakukan hal itu.
Bahkan, sebelumnya ia pernah mengantar dan memakamkan jenazah korban virus corona ke Pasaman dengan jarak tempuh lebih dari 185 kilometer dari Kota Padang.
• Pemasukan Anjlok Saat Pandemi Corona, Nikita Mirzani Tetap Lakukan Aksi Mulia Ini di Ultah Arkana
Istri Syok
Saat pertama menjadi petugas pemakaman jenazah Covid-19 itu, diakui istrinya memang sempat syok.
Hal itu karena tugas yang diemban dianggap membahayakan keselamatan diri dan potensi tertular virus dari jenazah juga tinggi.
Namun, setelah mendapat penjelasan akhirnya sang istri bisa mengerti.
"Tiba di rumah diceritakan ke istri, istri sempat syok.

Namun setelah diberi penjelasan, istri akhirnya memakluminya," jelas Dedy yang bekerja di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Padang.
Meski pekerjaan yang diemban sangat rentan dan berpotensi terluar, namun ia mengaku selalu disiplin dalam menjalankan prosedur dan SOP yang telah ditentukan oleh tim medis.
Usai melakukan pemakaman jenazah itu, ia selalu membakar APD yang dikenakan. Termasuk mandi sebelum pulang ke rumah.
"Ini saya lakukan sebagai antisipasi agar tidak tertular. Saya selalu berdoa agar diberi kesehatan," kata Dedy.
Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul Viral Foto Petugas Seberangi Sungai Saat Antarkan Jenazah Covid-19 di Padang