Virus Corona
VIRUS Corona Memang Bisa Mati, Namun Peneliti Bongkar Kerugian Besar Dirasakan Pasien Begitu Sembuh
Wabah corona belum reda muncul kekhawatiran baru, peneliti sebut covid-19 bisa hancurkan sistem kekebalan tubuh seperti HIV.
Penulis: Apriantiara Rahmawati Susma
Editor: Agung Budi Santoso
Limfosit T yang juga dikenal sebagai sel T, memiliki peran penting dalam mengidentifikasi dan menghilangkan partikel asing dari dalam tubuh.
Para ilmuwan mengungkapkan bahwa covid-19 menyerang sel T ini sama seperti HIV.
Gen virus disebut memasuki sel T dan mengambilnya sebagai sandera, menonaktifkan fungsinya melindungi manusia.
Seorang dokter, yang bekerja di rumah sakit umum merawat pasien covid-19 di Beijing, mengatakan penemuan itu menambahkan bukti terkait kekhawatiran para peneliti.
Virus corona kadang-kadang bisa berperilaku seperti beberapa virus terkenal yang secara langsung menyerang sistem kekebalan.
• Seberapa Sering Buang Air Besar Ternyata Bisa Jadi Indikasi Kamu Terinfeksi Virus Corona
Para peneliti melakukan percobaan yang sama dengan sindrom pernafasan akut yang parah, atau Sars dan menemukan bahwa virus Sars tidak memiliki kemampuan untuk menginfeksi sel T.
“Semakin banyak orang membandingkannya dengan HIV,” kata dokter yang meminta untuk tidak menyebutkan namanya karena isu ini dianggap sensitif.
Pada bulan Februari, Chen Yongwen dan rekan-rekannya di Institute of Immunology PLA merilis sebuah laporan klinis yang mengungkapkan bahwa jumlah sel T dapat turun secara signifikan pada pasien Covid-19, terutama bagi para lansia atau mereka yang memerlukan perawatan intensif.
Semakin rendah jumlah sel T, semakin tinggi risiko kematian.
Pengamatan ini kemudian dikonfirmasi oleh pemeriksaan otopsi pada lebih dari 20 pasien, yang sistem kekebalannya hampir sepenuhnya hancur.
Seorang dokter mengatakan bahwa pasien covid-19 mengalami kerusakan pada organ dalam mirip dengan kombinasi Sars dan Aids.

Menurut penelitian baru, ada perbedaan utama antara Sars-CoV-2 dan HIV.
HIV dapat bereplikasi dalam sel T dan mengubahnya menjadi ladang demi menghasilkan lebih banyak salinan untuk menginfeksi sel lain.
Namun, mereka tidak mengamati adanya pertumbuhan virus corona setelah memasuki sel-T, menunjukkan bahwa virus dan sel-T mungkin akan mati bersama.
Studi ini memunculkan beberapa pertanyaan baru.