Hukum Berpuasa Setelah Malam Nisfu Syaban yang Jatuh pada 8 April 2020, Simak Penjelasan Para Ulama
Setelah malam nisfu Syaban, apakah masih bisa menjalankan ibadah puasa? simak penjelasan para ulama.
Editor: Ika Putri Bramasti
TRIBUNSTYLE.COM - Malam Nisfu Syaban 1441 H jatuh pada hari ini, Rabu (8/4/2020).
Syaban merupakan salah satu bulan yang istimewa.
Biasanya, di bulan Syaban umat muslim melakukan puasa sunnah Nisfu Syaban.
Puasa Nisfu Syaban adalah puasa sunnah yang dilakukan pada hari ke-15 bulan Syaban, yang jatuh pada Kamis (9/4/2020) besok.
Dikutip dari situs Nahdatul Ulama, sebagaimana yang disebutkan dalam banyak hadis, Rasulullah SAW memperbanyak puasa di bulan Syaban.
Pada bulan tersebut terdapat banyak keutamaan dan berbagai macam peristiwa penting terjadi pada bulan Sya’ban.
• Bulan Syaban 1441 H Jatuh pada 26 Maret 2020, Ini Bacaan Niat Puasa dan Keutamaan Bulan Syaban
• 3 Amalan Utama Sambut Malam Nisfu Syaban 8 April 2020 : Perbanyak Doa, Ibadah dan Istigfar

Tidak hanya itu, bulan Syaban juga memiliki malam yang istimewa dan penuh berkah, yaitu malam nisfu Sya’ban.
Malam nisfu Sya’ban diyakini sebagai malam pengampunan dan penuh keberkahan.
Dianjurkan pada malam pertengahan Syaban memperbanyak ibadah, doa, dan istighfar.
Setelah malam nisfu Syaban, apakah masih ada kesunnahan yang bisa kita lakukan?
Apakah pada tanggal 16 Syaban dan seterusnya masih dianjurkan untuk berpuasa?
Terkait persoalan ini, ulama berbeda pendapat karena ada satu hadis yang melarang puasa setelah nisfu Sya’ban, dan dalam riwayat al-Bukhari, Nabi juga melarang puasa dua atau tiga hari sebelum Ramadhan. Syekh Wahbab al-Zuhaili dalam Fiqhul Islami wa Adillatuhu menjelaskan:
قال الشافعية: يحرم صوم النصف الأخير من شعبان الذي منه يوم الشك، إلا لورد بأن اعتاد صوم الدهر أو صوم يوم وفطر يوم أو صوم يوم معين كالا ثنين فصادف ما بعد النصف أو نذر مستقر في ذمته أو قضاء لنفل أو فرض، أو كفارة، أو وصل صوم ما بعد النصف بما قبله ولو بيوم النص. ودليلهم حديث: إذا انتصف شعبان فلا تصوموا، ولم يأخذبه الحنابلة وغيرهم لضعف الحديث في رأي أحمد
“Ulama mazhab Syafi’i mengatakan, puasa setelah nisfu Syaban diharamkan karena termasuk hari syak, kecuali ada sebab tertentu, seperti orang yang sudah terbiasa melakukan puasa dahar, puasa daud, puasa senin-kamis, puasa nadzar, puasa qadha’, baik wajib ataupun sunnah, puasa kafarah, dan melakukan puasa setelah nisfu Sya’ban dengan syarat sudah puasa sebelumnya, meskipun satu hari nisfu Syaban. Dalil mereka adalah hadis, ‘Apabila telah melewati nisfu Syaban janganlah kalian puasa’. Hadis ini tidak digunakan oleh ulama mazhab Hanbali dan selainnya karena menurut Imam Ahmad dhaif.”

Banyak ulama yang melarang berpuasa setelah nisfu Syaban, karena dianggap sebagai hari Syak (ragu) sebab bulan Rmadan akan tiba.
Hal ini karena dikhawatirkan orang yang puasa setelah nisfu Syaban tidak sadar ketika bulan Ramadan telah tiba.
Ada pula ulama yang mengatakan, puasa setelah nisfu Syaban dilarang agar umat muslim dapat menyiapkan tenaga dan kekuatan untuk berpuasa di bulan Ramadan.
Meski demikian, ulama dari mazhab Syafi’i pun tetap membolehkan puasa sunnah bagi orang yang terbiasa mengerjakannya.
Seperti mengerjakan puasa senin dan kamis, puasa ayyamul bidh, puasa nadzar, puasa qadha, ataupun orang yang sudah terbiasa mengerjakan puasa dahar.
Sementara menurut ulama lain, khususnya selain mazhab Syafi’i, hadis di atas dianggap lemah dan termasuk hadis munkar, karena ada perawi hadisnya yang bermasalah.
Dengan demikian, sebagian ulama tidak melarang puasa setelah nisfhu Syaban selama dia mengetahui kapan masuknya awal Ramadhan.
Ibnu Hajar al-‘Asqalani dalam Fathul Bari mengatakan:
وقال جمهور العلماء يجوز الصوم تطوعا بعد النصف من شعبان وضعفوا الحديث الوارد فيه وقال أحمد وبن معين إنه منكر
“Mayoritas ulama membolehkan puasa sunnah setelah nisfu Sya’ban dan mereka melemahkan hadis larangan puasa setelah nishfu Syaban. Imam Ahmad dan Ibnu Ma’in mengatakan hadis tersebut munkar”
Dengan demikian, ulama berbeda pendapat terkait hukum puasa sunnah mutlak setelah nisfu Sya’ban, karena mereka berpeda pendapat dalam memahami dan munghukumi hadis larangan puasa setelah nisfu Sya’ban.
Akan tetapi, pada sisi lain, mereka sepakat akan kebolehan puasa sunnah bagi orang yang sudah terbiasa melakukannya, seperti puasa senin kamis, puasa daud, puasa dahar, dan lain-lain.
Dibolehkan juga puasa bagi orang yang ingin membayar kafarah, qadha puasa, dan orang yang ingin melanjutkan puasa setelah puasa nisfu Sya’ban.
(TribunnewsWiki.com/Niken Aninsi)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnewswiki.com dengan judul Malam Nisfu Syaban Jatuh Pada 8 April 2020, Bagaimana Hukum Berpuasa Setelah Malam Nisfu Syaban?