Virus Corona
Kesal Diteror karena Suaminya Ketahuan Positif Corona, Wanita Ini Beri Ancaman Serius untuk Tetangga
Kesal diteror tetangga gara-garanya suaminya ketahui positif corona, wanita ini nekat gantian ancam para tetangga.
Editor: Monalisa
TRIBUNSTYLE.COM - Bukannya mendapat simpati karena suaminya terinfeksi virus corona, wanita di Bandar Lampung ini justru diteror oleh tetangga.
Kondisi suami yang kini dinyatakan positif virus corona, rupanya membuat nasib wanita ini begitu memperihatinkan.
Setiap hari wanita ini mengaku mendapat ancaman dari tetangganya setelah kabar sang suami positif Covid-19 tersebar.
Tak kuat terus-terusan diteror, wanita ini nekat mengancam balik para tetangganya itu.
Mengutip dari Kompas.com, wanita tersebut adalah istri dari pasien positif corona di Bandar Lampung.
Seolah lelah terus diteror oleh tetangga, wanita ini nekat akan membakar rumahnya sendiri.
• Heboh 300 Siswa Setukpa Sukabumi Positif Corona Setelah Jalani Rapid Test, Ini Langkah Polri
• Pilu Wabah Covid-19, Ridwan Kamil Bagikan Puisi Menyentuh Soal Virus Corona Buatan Anak Usia 7 Tahun

Cerita mengenaskan ini diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Lampung, Reihana.
“Kejadian, istri salah satu pasien positif, mungkin ada tetangga yang tahu suaminya positif, lalu keluarganya diteror,” kata Reihana melalui pesan WhatsApp, Kamis (2/4/2020).
Teror yang diterima keluarga pasien positif corona itu antara lain, dilarang keluar rumah meski itu membeli kebutuhan hidup saat isolasi mandiri, hingga dikucilkan.
Saking kesalnya menerima perlakuan dari tetangga, keluarga pasien positif corona ini pun marah.
“Katanya, kenapa kamu orang larang saya keluar, nanti saya bakar sekalian rumah ini,” kata Reihana menirukan istri pasien positif corona tersebut.
• Via Vallen Bagi-bagi Sembako, Penjual Es Cincau Curhat Pilu Dagangan Sepi Imbas Pandemi Corona
Kebijakan tidak buka data pribadi pasien positif corona
Menurut Reihana, berkaca dari peristiwa tersebut, pihaknya sangat berhati-hati untuk tidak mengungkap data pribadi, by name by address pasien positif corona.
Pun begitu dengan orang-orang yang di-tracing.
“Itu peristiwa yang benar-benar terjadi di lapangan.
Jadi, kami berhati-hati mengeluarkan data by name by address, bukan karena kami mau meng-keep nama pasien tersebut.

Covid-19 bukan aib, masih bisa disembuhkan,” kata Reihana.
Begitu juga dengan pemakaman pasien positif yang meninggal dunia. Reihana mengatakan, ada ketakutan di masyarakat akibat kurangnya edukasi dan pemahaman.
Diketahui, pemakanan pasien positif 02 Lampung sempat ditolak warga di dua lokasi sebelum akhirnya dimakamkan di lahan milik Pemprov Lampung, Selasa (31/3/2020).
Akibat penolakan tersebut, jenazah baru bisa dikebumikan dua hari setelah meninggal dunia pada Senin (30/3/2020) pukul 00.30 WIB.
SOP pemulasaran jenazah pasien positif Covid-19
• Pria Ini Mudik ke Wonogiri Saat Wabah Corona, Malah Pergoki Sang Istri Selingkuh dengan Pak Kades
Menurut Reihana, pemulasaran jenazah pasien positif Covid-19 sudah memiliki SOP sendiri.
Pertama, setelah jenazah dimandikan, jenazah disemprot cairan disinfektan.
Penyemprotan cairan disinfektan ini kemudian diulangi setelah jenazah dikafankan.
“Jika mau dikafankan lagi dua lapis, disemprot lagi dengan cairan disinfektan,” kata Reihana.
Lalu jenazah dimasukkan ke dalam kantung plastik dan ditutup rapat. Setelah itu disemprot lagi dengan cairan disinfektan.
“Baru dimasukkan ke dalam peti. Petinya juga disemprot dengan disinfektan lalu disegel, tidak boleh dibuka lagi. Insya Allah, sudah aman,” kata Reihana.
Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul Cerita Keluarga Pasien Positif Corona Diteror Tetangga: Saking Kesalnya Ancam Bakar Rumah Sendiri

PANTAS Dicontoh! Desa di Banyumas Ini Terima Jenazah Pasien Corona Saat Daerah-daerah Lain Menolak
Beberapa waktu lalu beredar di sosial media video warga Kabupaten Banyumas menolak jenazah virus corona untuk dimakamkan di daerahnya.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Banyumas Achmad Husein lantas turun tangan untuk membongkar jenazah yang telah dikuburkan.

"Saya sebetulnya hanya ingin menunjukkan bahwa jenazah (pasien positif corona) setelah meninggal itu tidak berbahaya," kata Husein melalui pesan singkat, Rabu (1/4/2020) dikutip TribunStyle dari Kompas.com.
Husein lantas mengatakan akan diadakan sosialisasi kepada masyarakat jika jenazah pasien virus corona tidak akan berbahaya.
"Dalam waktu dekat akan kami sosialisasikan lagi terus menerus supaya masyarakat tahu persis bahwa itu tidak ada masalah.
Tidak bahaya, karena begitu virus itu ada di tubuh jenazah, di dalam tanah itu virus langsung mati, tidak akan ke mana-mana," lanjutnya.
Dirinya ingin meyakinkan bahwa pasien corona yang meninggal tidak akan berbahaya dengan menularkan virus ke warga sekitar.
Sehingga kejadian penolakan jenazah tidak terjadi lagi.
"Ini masyarakat yang belum tahu, akan berdiskusi dengan pakar tentang itu kemudian disampaikan kepada masyarakat.
Bahwa virus itu di dalam jenazah, begitu masuk tanah maka virusnya juga mati.
Tidak akan kemudian berkembang biak dan menjalar itu tidak, mungkin itu yang kemudian masyarakat belum mengerti," jelas Husein.
• Heboh Pemakaman Ditolak Warga, Ini Cara Aman Mengurus Jenazah Pasien Corona dari Kemenag
Berbeda dengan itu, Desa Banjaranyar, Kecamatan Sokaraja, Banyumas lantas secara terbuka menerima jenazah pasien corona dari berbagai daerah yang mengalami penolakan warganya.
Pada sebuah video yang beredar terdapat seorang warga Banjaranyar yang mengutarakan perasaan sedihnya karena ada jenazah pasien corona yang mendapat penolakan saat dimakamkan.
Video tersebut diunggah ulang oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo di akun instagramnya, Rabu (01/04/2020).
• Videonya Ingatkan Bahaya Corona Viral, Bintang Emon Jadi Sorotan Media Luar Negeri
"Saya mendengar berita yang menyedihkan.
Dimana jenazah pasien positif corona ditolak dimana-mana ketika akan dimakamkan.
Ini menjadi keprihatinan saya secara pribadi, entah untuk orang lain," ujarnya.
Pria paruh baya tersebut mengapresiasi langkah kepala desanya yang mau menerima jenazah pasien corona untuk dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) di daerahnya.
"Untuk itu, saya mendukung komitmen bapak kepala desa, bapak Karseno.
Saya begitu terenyuh dan bangga pada keberanian kepala desa yang siap menerima jenazah dari luar daerah yang tertolak dimana-mana ," lanjutnya.
Ganjar Pranowo lantas mengapresiasi tindakan desa Desa Banjaranyar, Kecamatan Sokaraja, Banyumas.
@ganjar_pranowo
"Selalu ada yg berniat baik untuk membantu ..."
Para warganet membanjiri unggahan Ganjar dengan menuliskan apresiasinya kepada Desa Banjaranyar.
@agustiennien
"Alhamdulillah akhirnya ada yg peduli dg jenazah krn sakit covid19,
sy prihatin dan khawatir pupusnya rasa empaty sesama.... matur nuwun pak kades."
@faamarpaung1919
"SALUT PAK KADES PROUD OF YOU."
@suharno7471
"Alhadullilah bisa di makam kan semoga khusnul khotimah AL FATIHAH."
@andrarisi
"Mantapp Sokaraja Banyumas."
@femiliaa12
"Alhamdulillah.. Luar biasa pak kades banjar anyar." (TribunStyle.com/Yuliana Kusuma)