Breaking News:

Virus Corona

WHO Peringatkan Disinfektan Berbahaya Bagi Tubuh Manusia, Walikota Surabaya Risma Beri Pembelaan

Begini pembelaan Walikota Surabaya Tri Rismaharini atau yang akrab disapa Risma terkait peringatan WHO soal penyemprotan disinfektan ke tubuh manusia.

Editor: Monalisa
Surya/Ahmad Zaimul Haq, Tribunnews.com
Penyemprotan disinfektan di tubuh manusia (kiri) Risma Walikota Surabaya (kanan) 

TRIBUNSTYLE.COM - Begini pembelaan Walikota Surabaya Tri Rismaharini atau yang akrab disapa Risma terkait peringatan WHO soal penyemprotan disinfektan ke tubuh manusia.

Sebagai Walikota Surabaya, Risma betul-betul berusaha menjaga agar warganya terhindar dari virus corona.

Salah satu kebijakannya Risma sempat menggencarkan penyemprotan disinfektan demi memutuskan rantai penyebaran Covid-19.

Seperti diketahui penyemprotan disinfektan di Surabaya sudah diberlakukan bagi pengendara motor dan driver online.

Tak hanya itu Risma juga menyediakan bilik disinfektan di beberapa titik untuk mensterilkan tubuh dari virus corona.

Sayangnya aksi Risma tersebut justru berbanding terbalik dengan himbauan WHO.

Video Call dengan Ganjar Pranowo, Pasien Sembuh dari Corona Minta Tak Dikucilkan: Kami Butuh Support

Pasangan Lansia Menikah di Rumah Sakit di Tengah Pandemi Corona, Kenal Lewat Medsos Lalu Jatuh Cinta

Ilustrasi disinfektan membasmi virus corona
Ilustrasi disinfektan membasmi virus corona (Pixabay)

Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization ( WHO ) menyebut cairan disinfektan justru tidak boleh disemprotkan ke tubuh.

WHO menjelaskan jika cairan disinfektan hanya dipergunaka untuk di permukaan benda.

Pasalnya disinfektan berisi cairan kimia yang berbahaya jika mengenai selaput lendir manusia seperti mata.

Tak hanya itu WHO juga menyebut bahwa disinfektan ternyata tidak bisa serta merta membunuh virus corona yang ada di tubuh manusia.

Pernyataan itu disampaikan WHO lewat unggahannya di akun Twitter @WHOIndonesia pada Minggu (29/3/2020).

Berikut isi cuitannya :

Indonesia, jgn menyemprot disinfektan langsung ke badan seseorang, karena hal ini bisa membahayakan.

Gunakan disinfektan hanya pd permukaan benda-benda. Ayo #LawanCOVID19 dgn tepat!

Sementara itu, penggunaan teratur disinfektan telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kondisi paru-paru yang fatal, seperti dikutip Tribunnews.com dari Independent.co.uk.

Sebuah studi oleh Universitas Harvard dan Institut Nasional Kesehatan dan Penelitian Medis Prancis (Inserm) menemukan bahwa menggunakan disinfektan sekali seminggu dapat meningkatkan peluang seseorang terinfeksi penyakit Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK).

Penelitian ini melibatkan data dari lebih dari 55.000 perawat di AS, dan para ilmuwan mengamati paparan desinfektan tertentu, termasuk pemutih, hidrogen peroksida, alkohol dan bahan kimia yang dikenal sebagai senyawa amonium kuaterner (quats), yang sering digunakan untuk mendisinfeksi permukaan seperti lantai dan furnitur.

Semua ini dikaitkan dengan peningkatan risiko PPOK antara 24 persen hingga 32 persen dalam penelitian ini.

PPOK adalah istilah umum untuk serangkaian kondisi yang mempengaruhi paru-paru termasuk emfisema, bronkitis kronis dan asma kronis.

Kondisi ini mempengaruhi sekitar 1,2 juta orang di Inggris, dengan hampir 30.000 orang meninggal akibat penyakit ini setiap tahun.

Penelitian sebelumnya telah mengaitkan paparan desinfektan dengan masalah pernapasan seperti asma, tetapi diyakini ini adalah bagian pertama dari penelitian untuk mengidentifikasi hubungan antara desinfektan dan PPOK.

“Efek samping potensial dari paparan desinfektan pada PPOK telah menerima jauh lebih sedikit perhatian, meskipun dua penelitian terbaru pada populasi Eropa menunjukkan bahwa bekerja sebagai pembersih dikaitkan dengan risiko PPOK yang lebih tinggi.”

Bintang Emon Bikin Video Kocak Kritisi Pemakai APD di Supermarket, Marion Jola Langsung Ngefans

“Sejauh pengetahuan kami, kami adalah yang pertama melaporkan hubungan antara disinfektan dan PPOK di antara petugas kesehatan, dan untuk menyelidiki bahan kimia tertentu yang mungkin mendasari asosiasi ini,” ujra Dr Orianne Dumas, seorang peneliti di Inserm.

Dr Dumas akan mempresentasikan temuannya di Kongres Internasional Masyarakat Pernafasan Eropa, di mana ia akan menyoroti bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengklarifikasi dampak penggunaan disinfektan di rumah.

"Secara khusus, kita perlu menyelidiki dampak PPOK dari paparan bahan kimia seumur hidup di tempat kerja dan mengklarifikasi peran setiap disinfektan spesifik."

"Beberapa disinfektan ini, seperti pemutih, sering digunakan dalam rumah tangga biasa, dan dampak potensial dari penggunaan disinfektan rumah tangga tidak diketahui.

"Studi sebelumnya telah menemukan hubungan antara asma dan paparan produk pembersih dan disinfektan di rumah, seperti pemutih dan semprotan, jadi penting untuk menyelidiki ini lebih lanjut," imbuhnya.

Pembelaan Risma

Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, menjawab tentang disinfektan yang dipakai untuk di chamber atau bilik desifektan yang disediakan Pemkot Surabaya.

"Kita sudah konsultasi dengan Departemen Farmasi Universitas Airlangga Surabaya, guru besar Bu Ratna kepala departemennya, beliau menyampaikan cairan disinfektan kita aman," kata Risma melansir Tribun Jatim, Selasa (31/3/2020).

Diakui Risma ada dua macam desifektan yang dipakai.

Pertama yang di chamber atau bilik yang aman untuk manusia dan kedua yang memang khusus untuk lingkungan, yang disemprotkan oleh petugas PMK.

Risma juga menegaskan yang dipakai untuk bilik tidak mengandung klor.

"Karena virus ini nempel lama di logam. Nah dengan masuk bilik, seperti ikat pinggang, kancing, bisa kena. Juga kacamata," kata Risma ditemui di depan balaikota.

Tentang jenisnya, Risma mengaku kurang paham dengan istilah kimia-kimianya.

"Tapi ada catatannya kok. Silakan nanti dicopy biar tidak salah," ujarnya.

Walikota Surabaya Tri Rismaharini semprot disinfektan
Walikota Surabaya Tri Rismaharini semprot disinfektan (Tribun Jatim)

Keberadaan bilik desifektan ini juga diakui Risma setelah dirinya membaca artikel bahwa Vietnam berhasil mencegah penyebaran covid-19 salah satunya dengan menggunakan bilik disinfektan ini.

Sementara itu terkait keinginannya menambah cuci tangan dengan cuci muka dan rambut, akan disediakan Risma di wastafel portabel yang sudah ada di berbagai titik.

"Jadi saya minta sabun.

Wastafel portabel yang sebelumnya pakai hanya untuk tangan sekarang bisa untuk wajah, dan rambut," ungkapnya.

Nantinya semua sabun tangan di wastafel portabel akan diganti dengan sabun yang bisa dipakai wajah dan diusapkan ke rambut hingga ke telingga.

Walikota Risma mengatakan, walaupun kulit agak kering setelah menggunakan sabun ini tapi yang terpenting bersih dan terbebas dari virus.

"Lebih baik mencegah dari pada mengobati, karena rumah sakit dan petugas medis kita sudah kuwalahan menangani pasien yang sakit," tambah Risma.

Sebagian artikel ini sudah tayang di TribunJatim.com dengan judul Risma : Disinfektan di Bilik Tidak Ada Kandungan Klor dan Aman Untuk Orang

 
 
Tags:
WHOvirus coronaCovid-19Walikota SurabayaRismadisinfektanTwitter
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved