Virus Corona
Muncul Gejala Anosmia pada Tubuh Berpotensi Jadi Hidden Carrier Virus Corona, Simak Penjelasannya
Baru-baru ini sedang ramai diperbincangkan gejala COVID-19 selain demam dan batuk, yaitu anosmia. Hati-hati menjadi hidden carrier virus corona.
Penulis: Gigih Panggayuh Utomo
Editor: Delta Lidina Putri
TRIBUNSTYLE.COM - Hati-hati menjadi hidden carrier virus corona, ada gejala baru yang tak kasat mata, yaitu anosmia.
Baru-baru ini sedang ramai diperbincangkan gejala COVID-19 selain demam dan batuk, yaitu anosmia.
Apa Itu Anosmia?
Anosmia adalah kondisi ketika seseorang kehilangan kemampuan untuk mencium bau.
Gejala ini erat kaitannya dengan gangguan indera penciuman, hiposmia.
Hiposmia adalah kondisi berkurangnya sensitifitas terhadap bau, sedangkan anosmia adalah kondisi yang lebih buruk dari itu, yaitu hilangnya kemampuan mencium bau.
Dengan kata lain, anosmia adalah kondisi ketika tidak ada satu bau pun dapat dicium.
• Daftar Istilah Terkait Virus Corona, Apa Itu COVID-19, ODP, PDP, Lockdown, hingga Social Distancing
• Najwa Shihab Bertanya: Benarkah Virus Corona Tentara Allah dengan Tugas Khusus? Ini Jawaban Quraish

Gejala tak bisa mencium bau juga dialami pebasket NBA yang positif corona, Rudy Gobert.
Beberapa hari terakhir, ia mengaku tidak bisa mencium bau.
Hal itu disampaikannya lewat Twitter yang diunggah Senin (23/3/2020).
Melalui twitnya, Gobert mengungkapkan kondisi dirinya saat jalani isolasi.
"Sekadar ingin memberi tahu kabar terbaru, kehilangan kemampuan penciuman dan pengecap rasa jelas merupakan salah satu gejala (virus corona),
Saya tidak bisa mencium bau apa pun selama empat hari terakhir.
Adakah yang mengalami hal serupa?" tulis Gobert di Twitter.
Berpotensi Jadi Hidden Carrier
Berdasarkan temuan dari studi ahli rinologi terkemuka di Inggris, disebutkan bahwa sepertiga pasien positif COVID-19 di Korsel, China, dan Italia mengaku kehilangan kemampuan penciuman atau anosmia.
Dilansir dari Business Insider melalui Kompas.com, para profesor mengatakan bahwa banyak pasien di seluruh dunia yang positif Covid-19 terinfeksi tanpa gejala demam tinggi atau batuk.
Sebagai gantinya, mereka sulit mencium bau dan mengecap rasa.

"Ada sejumlah laporan yang berkembang pesat tentang peningkatan signifikan dalam jumlah pasien Covid-19 yang hanya mengalami anosmia tanpa adanya gejala lain," ungkap peneliti dalam sebuah keterangan.
Gejala yang minim bahkan tak kasatmata itu membuat pasien yang mungkin positif tidak memeriksakan diri dan tidak mengarantina diri.
Jika hal ini terjadi, pasien Covid-19 yang tanpa gejala justru berkontribusi besar terhadap penyebaran penyakit karena ia berpotensi menjadi hidden carrier.
Hidden carrier ini sulit dideteksi karena tidak mengalami gejala umum seperti panas tinggi, batuk-batuk maupun sesak napas.
Seorang hidden carrier tampak seperti orang sehat dan tidak seperti orang-orang yang terpapar virus corona.

Biasanya Dialami oleh Mereka yang Berusia Muda
Dilansir dari Sky News melalui Kompas.com, pasien yang menunjukkan gejala tak dapat mencium bau atau mengecap rasa justru mereka yang berusia muda.
Pasien muda tersebut tidak menunjukkan gejala umum COVID-19, seperti demam tinggi dan batuk yang terus menerus.
Lebih lanjut, para profesor menyerukan kepada siapa saja yang memiliki gejala kehilangan indera penciuman dan pengecap rasa untuk mengisolasi diri sebagai upaya mencegah penyebaran corona.
• Pangeran Harry Tak Berdaya Saat Pangeran Charles Positif Corona, Ternyata Dapat Larangan dari Meghan
• Ciri-Ciri Hidden Carrier Virus Corona, Pasien yang Positif Tetapi Tidak Merasakan Gejala Apapun

WHO Rilis Istilah Baru untuk Ganti Social Distancing, Berikut Penjelasan Apa Itu Physical Distancing
Dilansir dari GridHealth, Dr Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis tanggapan Covid-19 dan kepala unit penyakit dan zoonosis yang muncul di WHO, dalam konferensi pers WHO pada Jumat (20/03/2020) mengumumkan pengubahan frasa social distancing menjadi physical distancing.
Sebelumnya istilah social distancing digunakan sebagai imbauan agar orang-orang menjaga jarak aman antara satu sama lain demi mencegah penularan virus corona (Covid-19).
Social distancing bertujuan mencegah orang sakit melakukan kontak dalam jarak dekat dengan orang lain untuk mengurangi peluang penularan virus.
Kiranya ada poin penting dari social distancing, yaitu sebagai berikut:
- Menjauhi segala bentuk perkumpulan;
- Menjaga jarak dengan orang lain;
- Menghindari berbagai pertemuan yang melibatkan banyak orang.
Alasan Pengubahan Social Distancing Menjadi Physical Distancing
Perubahan istilah yang dilakukan WHO ini terjadi akibat social distancing dianggap lebih berkaitan dengan interaksi sosial.
Adanya anjuran untuk membatasi kegiatan di luar rumah bukan untuk memutus kontak dengan teman atau keluarga secara sosial.
Mengingat kebutuhan yang sesungguhnya adalah pembatasan jarak secara fisik, maka WHO mengubah istilah yang mereka gunakan menjadi physical distancing.
Dr Maria Van Kerkhove menjelaskan jarak seharusnya bukan berarti secara sosial kita harus memutuskan hubungan dengan orang-orang yang kita cintai.
"Teknologi saat ini telah sangat maju sehingga kita dapat tetap terhubung dalam banyak hal tanpa benar-benar secara fisik berada di ruangan yang sama," ungkapnya.
WHO ingin orang-orang tetap terhubung secara sosial meski harus menjaga jarak secara fisik.
Oleh karenanya, mereka mengubah istilah social distancing menjadi physical distancing.
Padanan Kata dari Pemerhati Bahasa
Pengubahan frasa oleh WHO ini juga mengundang perhatian pemerhati bahasa Indonesia, Ivan Lanin.
Ia melalui Twitter turut menyebarkan berita mengenai alasan pengubahan frasa tersebut.
"Inilah alasan WHO mengubah istilah 'social distancing' (pembatasan sosial) menjadi 'physical distancing' (pembatasan fisik)!" tulisnya di Twitter pada Senin (23/3/2020).
Pemerhati bahasa itu juga memberi saran padanan kata untuk menyebut physical distancing dalam bahasa Indonesia.
"Kalau ada yang sebelumnya memakai 'jaga jarak sosial' untuk padanan 'social distancing', 'physical distancing' bisa dipadankan dengan 'jaga jarak fisik'," tulisnya.
"Ini bukti bahwa jaga jarak dapat dilakukan untuk berbagai hal. Termasuk dengan kendaraan lain dan mantan," tambahnya dengan sedikit kelakar. (TribunStyle.com/Gigih Panggayuh)
• Galang Dana untuk Corona, Didiet Maulana Mewek Ketahui Driver Ojol Tetap Nyumbang: Tuhan Besertamu
• Fakta Physical Distancing yang Direkomedasikan WHO untuk Menekan Laju Penyebaran Virus Corona