Virus Corona
Corona Belum Reda, Hantavirus Muncul dan Tak Kalah Mengerikan, Cegahlah dengan 5 Langkah Ini
Virus Corona yang mewabah hampir di seluruh dunia belum juga berakhir, China kembali digemparkan dengan Hantavirus.
Penulis: Candra isriadhi
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNSTYLE.COM - Virus corona belum sepenuhnya mereda, China kembali didera Hantavirus, serangan virus baru karena kontaminasi kotoran dan kencing tikus yang menjadi media penularan ke manusia.
Jangan sampai Hantavirus ini menjalar ke Indonesia seperti halnya virus corona atau Covid-19.
Lakukan langkah-langkah pencegahan sebelum muncul kehadirannya.
Hantavirus mencuat kepermukaan ketika peristiwa meninggalnya seorang laki-laki asal provinsi Yunnan, China.
Diketahui laki-laki tersebut meninggal setelah terjangkit Hantavirus di tengah merebaknya pandemi Virus Corona di China.
Usut punya usut laki-laki asal Yunnan tersebut terpapar Hantavirus saat dalam perjalanan menuju provinsi Shandong di China Timur.
Ketika setibanya di Shandong kemudian dirinya diperiksa dan ternyata pria tersebut positif terkena Hantavirus.
Lalu kemudian 32 penumpang di dalam bus yang sama dengan pria asal Yunnan tersebut harus menjalani tes serupa.

• Virus Corona Belum Reda Kini Muncul Lagi Hantavirus, Hati-hati dengan Hewan Pengerat Ini
• Belum Usai Bahasan Seputar Covid-19, Beginilah Kronologi Pria China Tewas karena Hantavirus
Seperti dilansir Tribunstyle dari Hindustantimes.com (26/3/2020) sebuah virus yang tak kalah mematikan kembali muncul di daratan China dan kembali menjadi sorotan dunia.
Bagaimana tidak? Pasalnya belum selesai permasalahan dengan Virus Corona, China kini dihadapkan kembali dengan Hantavirus.
Seperti diketahui Hantavirus merupakan penyakit zoonosis, yakni penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia.
Namun berbeda dengan Virus Corona yang dibawa oleh kelelawar, Hantavirus berasal dari hewan yang paling berpotensi dalam penyebaran virus ini yaitu tikus.
Penularan pada manusia bisa terjadi jika manusia melakukan kontak dengan urine, saliva, ataupun kotoran dari hewan tersebut.
Nah, meskipun ini merupakan virus yang berbeda dengan Virus Corona alangkah baiknya beberapa langkah berikut ini dilakukan agar terindar dari Hantavirus.
Setidaknya ada 5 langkah pencegahan Hantavirus seperti dirangkum dari berbagai sumber (26/3/2020).
- Usir Tikus dari Rumah

Tikus adalah salah satu hewan yang paling berpotensi menularkan Hantavirus.
Maka dari itu cara paling sederhana adalah membasmi semua jenis tikus dari dalam rumah.
Hal itu bisa dilakukan dengan berbagai cara ada yang praktis juga ada yang ribet.
Yang paling praktis bila rumah bersih dan terawat maka tikus akan enggan mencari sarang di tempat tersebut.
- Hancurkan Sarang Tikus

Setiap rumah pasti pernah atau bahkan menjadi sarang bagi tikus liar yang mengganggu.
Jika menjumpai tikus di dalam rumah, sebaiknya buru-buru bersihkan kotoran dan sarang tikus dengan benar.
Namun pastikan sebelum membersihkan, pakai sarung tangan lateks, masker, dan kacamata pelindung.
- Semprotkan Disinfektan di Sudut-Sudut Rumah

Yang namanya tikus pasti menyukai area gelap dan pengap dalam di rumah.
Cara paling jitu adalah membersihkan area tersebut dengan disinfektan.
Cukup lima menit saja menyemprot disinfektan di area yang sering dijamah tikus, lalu bersihkan area tersebut dengan mengepel.
- Pakai Alat Pelindung

Ketika membersihkan sarang tikus atau membersihkan jejak-jejak keberadaan tikus jangan langsung gunakan sapu atau vacuum cleaner.
Hal ini dilakukan agar tidak menyebabkan patogen Hantavirus naik ke udara yang mana akan berbahaya jika dihirup.
Dan sebaiknya lindungi diri dengan alat pelindung seperti masker dan sarung tangan anti virus.
- Jangan Beri Akses Masuk

Bukan tikus kalau tak bisa memasuki ruangan yang sempit dan pengap.
Bahkan tikus selalu bisa mencari jalan agar bisa masuk ke dalam area yang ditujunya.
Nah untuk pencegahan Hanavirus yang dibawa tikus sebaiknya tutup lubang dan celah di berbagai sudut rumah atau garasi dengan rapat-rapat.
Bila perlu, letakkan jebakan agar tikus tidak semena-mena memasuki rumah.(Tribunstyle.com/Candra)

Beginilah Kronologi Pria China Tewas karena Hantavirus
Ada seorang pria pekerja yang meninggal bukan karena virus corona melainkan virus lain, yakni hantavirus.
Simak kronologi kejadian yang menyatakan pria tersebut tewas karena hantavirus.
Tepat pada Senin (23/3/2020) seperti dilansir oleh Kompas.com, pria tersebut tewas saat berada di dalam bus.
Dalam sebuah pernyataan di Twitter, seorang pria asal Yunnan dikabarkan meninggal ketika berada di perjalanan pulang menaiki bus menuju Provinsi Shandong.
Pemerintah Kabupaten Ningshan pun menyampaikan, pada pukul 23.00 waktu setempat, Shandong Leasing Limited Longwei bus itu berisi dua orang supir, seorang petugas medis, dan 30 pekerja di kota Mengding tengah menempuh perjalanan pulang ke Provinsi Shandong.
Saat bus tersebut melewati distrik Ningshan, salah seorang medis langsung membantu pekerja yang merasa tak enak badan.
• UPDATE Corona Dunia Rabu 25 Maret 2020: Covid-19 Menjalar 168 Negara, Ini Kabar Baik dan Buruknya
• TANDA-TANDA Virus Corona Reda? Update 25 Maret 2020: Yang Sembuh Jauh Lebih Banyak dari Meninggal
Pria pekerja itu bernama Tian Moumou.
Melihat kondisi seperti itu, akhirnya petugas medis menghubungi call center 120 untuk meminta pertolongan.
Pria tersebut demam dan ada indikasi pneumonia, sesuai dengan pernyataan medis yang memeriksanya.
Hingga akhirnya pasien itu tewas di kota Ankang, provinsi Shaanxi, China.
Disampaikan langsung oleh petugas kesehatan bahwasanya kematian pekerja bernama Moumou ini tak ada kaitan dengan virus corona namun disebabkan oleh hantavirus.
Pernyataan tersebut usai dilakukan tes nukleus acid.
Karena tewas di dalam perjalanan, maka 32 orang lainnya yang berada di dalam bus akhirnya dilakukan uji tes untuk mengetahui untuk mengetahui bisa terjadi penularan kepada manusia tidak.

Menurut Pusat Pengendalian Penyakit dan Pencegahan (CDC) AS, Hantavirus sendiri merupakan anggota virus yang penyebarannya diawali oleh hewan pengerat tikus dan dapat menyebabkan beragam penyakit kepada manusia.
Hantavirus sendiri bisa menyebabkan penyakit HPS (hantavirus pulmonary syndrome), demam berdarah, dan bahkan sindrom ginjal (HFRS).
Penyakit ini pun tak menular melalui udara namun dapat menyebar jika orang-orang menyentuh urin, tinja, dan air liur tikus atau mengalami gigitan dari hewan perantara virus (inang) yang terinfeksi.
Gejala awal HPS biasanya lelah seperti
- Tidak enak badan
- Demam
- Nyeri otot bersama dengan sakit kepala,pusing, meriang, dan sakit perut.
Menurut CDC, jika tidak segera diobati maka penyakit itu bisa menyebabkan batuk dan sesak napas, bahkan berakibat fatal dengan tingkat kematian sebanyak 38 persen.
• Lawan Corona Tak Harus Mahal, Ini 13 Produk Disinfektan Rekomendasi Depkes, Perhatikan Takarannya
• Pandemi Virus Corona, Olimpiade Tokyo 2020 Ditunda, Jepang Terancam Rugi Triliunan Rupiah
Hal serupa juga dialami oleh penderita HFRS, bedanya penyakit yang juga disebabkan hantavirus ini memiliki gejala seperti
- Tekanan darah rendah,
- Syok akut,
- Kebocoran pembuluh darah, dan
- Gagal ginjal akut.
HPS tidak bisa ditularkan dari orang ke orang, sementara penularan HFRS antar manusia sangat jarang terjadi.
Salah satu tindakan pencegahan terhadap kedua penyakit yang disebabkan hantavirus itu adalah kontrol populasi hewan pengerat.
(TribunStyle.com/Heradhyta Amalia)

Berikut penjelasan mengenai virus corona atau Covid-19 yang sebelumnya berasal dari China.
Apa itu Covid-19?
Kata corona sendiri diambil dari bahasa Latin yang berarti mahkota.
Nama ini diberikan karena bentuk virus corona menyerupai mahkota.
Sedangkan penyakit yang disebabkan terinfeksi SARS-CoV-2 disebut Covid-19, yang merupakan akronim dari coronavirus disease 19.
Bagaimana gejala Covid-19?
Ciri-ciri virus corona hampir mirip dengan gejala flu, di antaranya:
- Demam tinggi lebih dari 38 derajat Celsius
- Batuk kering
- Lemas
- Sakit tenggorokan
- Sesak atau kesulitan bernapas
- Sakit kepala
Namun, masa inkubasi virus ini sekitar 14 hari.
Berarti, bisa jadi Anda memiliki virus tersebut hingga 14 hari sebelum Anda menyadari gejalanya.
Jika Anda memiliki gejala seperti yang tercantum di atas dalam fase 14 hari, segera periksakan diri Anda.
Bagaimana Covid-19 menyebar?
Virus corona bersifat zoonotik.
Ini berarti virus pertama kali berkembang di hewan sebelum akhirnya menyerang manusia.
Ketika sudah menginfeksi manusia, penyebaran virus corona dapat melalui droplet pernapasan.
Percikan batuk atau bersin dari orang yang terinfeksi virus corona akan menempel di permukaan benda atau kulit manusia.
Sehingga virus akan berpindah ketika manusia menyentuh benda atau melakukan kontak fisik dengan manusia lainnya.
Kemudian, virus akan menginfeksi manusia ketika tangan yang terkontaminasi oleh virus menyentuh wajah, seperti mulut, hidung, dan mata.
Siapa yang berisiko terinfeksi Covid-19?
Anda akan berisiko terinfeksi virus ketika Anda berdekatan atau melakukan kontak fisik dengan orang terinfeksi virus corona.
Namun, ada beberapa faktor yang membuat orang memiliki risiko lebih tinggi terinfeksi virus corona.
Melansir Healthline, Selasa (17/3/2020), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada akhir Januari melaporkan rata-rata orang yang terinfeksi virus berada di usia sekitar 45 tahun dan dua per tiganya merupakan laki-laki.
Hal ini berarti orang tua dan laki-laki rentan terinfeksi virus corona. Selain itu, orang dengan penyakit penyerta juga lebih rentan terinfeksi Covid-19.
Bagaimana penanganan Covid-19?
Para ahli kesehatan masih berusaha menemukan vaksin serta cara penanganan yang efektif untuk menghadapi virus ini.
Namun, hingga saat ini, kebanyakan negara mengambil tindakan isolasi untuk menahan penyebaran virus corona.
Sejauh ini, para tenaga medis lebih fokus pada pengelolaan gejala saat virus bekerja pada pasien.
Sebelum pasien dinyatakan positif terinfeksi, pasien menjalani swab tenggorok dan pemeriksaan laboratorium DNA dengan Polymerase Chain Reaction (PCR).
Kemudian, tenaga medis akan melakukan monitoring dan terapi kepada pasien.
Monitoring dan terapi tersebut meliputi:
- Isolasi
- Implementasi PPI
- Serial foto toraks
- Suplementasi oksigen
- Antimikroba empiris
- Terapi simplomatik
- Terapi cairan
- Ventilasi mekanis
- Penggunaan vasopressor
- Observasi
- serta pemilahan terapi penyakit penyerta.
Apa saja kemungkinan komplikasi dari Covid-19?
Komplikasi paling serius dari infeksi SARS-CoV-2 adalah sejenis pneumonia yang disebut novel coronavirus-infected pneumonia (NCIP).
Penelitian dari 138 orang dengan NCIP yang dirawat di rumah sakit di Wuhan, China, sekitar 26 persen alami penyakit yang parah dan harus dirawat di ruang ICU.
Sekitar 4.3 persen di antaranya mengalami kematian.
Sejauh ini, NCIP merupakan satu-satunya komplikasi yang terkait dengan Covid-19.
Namun, para peneliti masih mengamati komplikasi lainnya yang mungkin juga dialami pasien Covid-19, di antaranya:
- Acute respiratory distress syndrome (ARDS)
- Detak jantung tidak teratur (arrhythmia)
- Kejang kardiovaskular
- Nyeri otot yang parah (myalgia)
- Kelelahan
- Serangan jantung
Bagaimana cara mencegah terinfeksi Covid-19?
Untuk melindungi diri sekaligus menahan penyebaran virus corona, Anda dapat melakukan hal-hal berikut, yaitu:
- Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 20 detik. Jika tidak bisa mencuci tangan, bersihkan tangan menggunakan hand sanitizer
- Hindari menyentuh area wajah, seperti mata, hidung, dan mulut sebelum Anda membersihkan tangan
- Jangan keluar rumah jika Anda merasa kurang sehat atau memiliki gejala flu
- Hindari atau batasi kontak fisik dengan orang lain. Jika memungkinkan, usahakan berada pada jarak setidaknya satu meter dengan orang lain
- Tutup mulut dan hidung Anda dengan tisu atau siku bagian dalam ketika batuk atau bersin. Jika Anda menggunakan tisu, segera buang tisu Anda
- Bersihkan barang-barang yang sering Anda gunakan dengan disinfektan, seperti gawai atau handphone, laptop, meja, dan lainnya
- Terapkan gaya hidup sehat, mulai dari pola makan, olahraga, serta hindari begadang untuk menjaga kekebalan tubuh Anda
BACA JUGA :
• WHO Rilis Istilah Baru untuk Ganti Social Distancing, Berikut Penjelasan Apa Itu Physical Distancing
• Bagaimana Virus Corona Menyerang Tubuh? Simak Penjelasannya Berikut Ini