Breaking News:

Virus Corona

Jumlah Pasien Corona Terbanyak di Jakarta, Jokowi Justru Sebut 4 Provinsi Ini yang Kena Dampak Buruk

Jumlah pasien corona terbanyak di DKI Jakarta, Jokowi justru sebut 4 provinsi ini yang bakal kena dampak buruk dari Covid-19.

Editor: Monalisa
Kolase TribunStyle, Shutterstock, Kompas TV
Presiden Jokowi dan ilustrasi penggunaan masker di tengah virus corona 

TRIBUNSTYLE.COM - Jumlah pasien positif virus corona di Indonesia capai 686 kasus, terbanyak ada di DKI Jakarta.

Tak hanya DKI Jakarta, kasus virus corona di Indonesia kini sudah menyebar di 24 provinsi.

Dari 24 provinsi di Indonesia, diketahui jumlah kasus Covid-19 terbanyak ada di DKI Jakarta yakni mencapai 70 pasien.

Meski menduduki tingkat teratas, Presiden Joko Widodo menyebut bahwa ada 4 provinsi lain yang justru mengalami dampak buruk dari virus corona ini.

Presiden Joko Widodo pun membocorkan keempat provinsi tersebut.

Rupanya dua dari empat provinsi yang bakal terkena dampak buruk dari virus corona salah satunya adalah Kalimantan.

Jokowi Tangguhkan Cicilan Kredit 1 Tahun Untuk Tukang Ojek, Sopir & Nelayan di Tengah Pandemi Corona

Viral Video Keluarga di Kolaka Nekat Bawa Pulang dan Buka Plastik Jenazah Pasien PDP Virus Corona

Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) (Tribunnews.com/Fransiskus Adhiyuda)

Seperti diketahui pemerintah telah memperpanjang masa darurat bencana virus corona selama 91 hari.

Dengan jangka waktu selama itu, diprediksi dampak yang diakibatkan dari virus corona pun akan besar.

Lebih lagi jangka waktu 91 hari tersebut Indonesia akan melewatkan bulan puasa dan Idul Fitri di tengah darurat corona.

Jelas salah satu dampak besar dari virus corona ada dalam segi ekonomi.

Hal tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo lewat unggahan Kompas TV, selasa (24/3/2020).

"Sudah kita hitung kita kalkulasi, mengenai prediksi dari covid-19 di Indonesia bulan April seperti apa, bulan Mei seperti apa," ujar Jokowi.

"Skenario sedang seperti apa, skenario buruk seperti apa," sambungnya.

Jokowi berharap sebisa mungkin untuk tetap berada pada tahap skenario sedang, jangan sampai pada skenario terburuk.

"Dan kalau memang betul-betul sulit dibendung, ya kita paling tidak masuk ke skenario sedang, jangan sampai masuk ke skenario yang paling buruk," harapnya.

Wabah Virus Corona, Disarankan Untuk Jauhi Gula, Mengapa? Ini Penjelasan Dari Pakar Kesehatan

Menurut Jokowi, hal itu bisa diketahui dengan menghitung penurunan pendapatan dan daya tahan mengenai penurunan tersebut di setiap provinsi.

Dirinya kemudian mencontohkan jika dalam tahap skenario sedang, maka profesi buruh yang dampaknya terparah yaitu ada di Nusa Tenggara Barat (NTB).

"Kita juga telah menghitung juga penurunan di beberapa provinsi mengenai daya tahan mengenai penurunan pendapatan dari setiap provinsi yang ada," jelas Jokowi.

"Ini saya berbicara skenario sedang saja, misalnya klau profesi buruh kalau skenarionya sedang yang terparah akan berada di Nusa Tenggara Barat," ungkapnya.

"Akan ada penurunan pendapatan kurang lebih 25%. Karena hitungan kita, ini kita mampu bertahan di Juni sampai September," pungkasnya.

Sedangkan untuk para petani dan nelayan, dikatakan Jokowi, daerah yang paling merasakan dampak terparah adalah di Provinsi Kalimantan Barat.

Ilustrasi virus corona (kiri) dan Gubernur Kalimantan Barat (kanan)
Ilustrasi virus corona (kiri) dan Gubernur Kalimantan Barat (kanan) (Kolase TribunStyle.com/Shutterstock/Tribun Pontianak)

Kalimantan Barat akan ada penurunan pendapatan hingga 34%.

"Kemudian untuk petani dan nelayan, kalau skenarionya sedang ini yang terparah di Kalimantan Barat, akan ada penurunan pendapatan sampai 34%, dengan daya tahan Oktober sampai November," jelasnya.

Selanjutnya ada pedagang mikro, daerah paling berdampak adalah Kalimantan Utara dengan penurunan pendapatan sampai 36%.

Terakhir untuk pekerja supir dan ojek di Sumatera Utara.

"Kemudian pedadangan mikro, pedangang kecil, kalau skenarionya sedang yang berat adalah di Kalimantan Utara, dengan penurunan pendapatan sampai 36%, dan kemampuan bertahan di Agustus sampai Oktober," kata Jokowi.

"Kemudian untuk supir angkot dan ojek yang paling berat di Sumetara Utara, turunnya sampai 40%," tutupnya.

 

Jokowi Ungkap Alasan Belum Terapkan Lockdown

Presiden Joko Widodo (Jokowi) terang-terangan mengungkap alasan kebijakan lockdown belum juga diterapkan di Indonesia meskipun korban terus bertambah.

Dilansir TribunWow.com, Jokowi pun menyinggung tingkat kedisplinan masyarakat Indonesia dalam menjalankan imbauan pemerintah.

Jokowi menilai, setiap negara memiliki kondisi yang berbeda.

Sehingga, tak semua negara harus menerapkan kebijakan lockdown untuk mencegah pandemi Corona.

Hal tersebut disampaikan Jokowi dalam Rapat Terbatas (Ratas) dengan gubernur seluruh Indonesia yang disiarkan saluran YouTube tvOneNews, Selasa (24/3/2020).

"Ada yang bertanya pada saya, kenapa kebijakan lockdown tidak kita lakukan?," ucap Jokowi.

Terkait hal itu, ia pun menyinggung kondisi dan kedispilinan setiap negara yang berbeda-beda.

Ria Ricis Syuting Saat Darurat Corona, Inilah Sederet Teguran untuknya, Termasuk dari Triawan Munaf

"Perlu saya sampaikan bahwa setiap negara memiliki karakter yang berbeda, memiliki kebudayaan yang berbeda, memiliki kedisiplinan yang berbeda," ucap Jokowi.

"Oleh sebab itu kita tidak memilih jalan itu."

Hingga kini, Jokowi mengaku sudah memiliki analisa soal negara yang menerapkan kebijakan lockdown akibat Corona.

Ia menilai, kebijakan paling tepat untuk diterapkan di Indonesia yakni jaga jarak dengan orang lain atau physical distance.

"Dan itu sudah saya pelajari, saya memiliki analisa-analisa sewaktu ini dan semua negara ada semuanya kebijakan mereka apa.

Mereka melakukan apa, kemudian hasilnya seperti apa, semuanya dari Kementerian Luar Negeri," kata Jokowi.

"Terus kita pantau setiap hari sehingga negara kita memang yang paling pas adalah physical distancing."

Jokowi meyakini, phisical distancing adalah cara paling tepat untuk mencegah penyebaran virus dengan nama lain Covid-19 itu.

Ilustrasi Social Distancing
Ilustrasi Social Distancing (Kolase TribunStyle, Shutterstock, Pixabay)

"Menjaga jarak aman, itu yang paling penting," ujar Jokowi.

"Kalau itu bisa kita lakukan saya yakin bahwa kita akan bisa mencegah penyebaran covid-19 ini."

Karena itu, mantan wali kota Solo itu mengajak semua masyarakat Indonesia untuk disiplin menjaga jarak dari orang lain.

Bahkan, Jokowi turut menyinggung warga yang diisolasi namun tetap melakukan kegiatan di luar rumah.

"Tetapi dibutuhkan sebuah kedisiplinan yang kuat, membutuhkan ketegasan yang kuat," imbuh Jokowi.

"Jangan sampai yang sudah diisolasi, saya membaca sebuah berita sudah diisolasi masih membantu tetangganya yang mau hajatan."

"Ada yang sudah diisolasi masih beli handphone dan belanja di pasar. Saya kira kedisplinan untuk diisolasi itu yang paling penting."

IKUTI >> Update Virus Corona

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Jokowi Kalkulasikan Skenario Buruk Dampak Virus Corona dan Perkirakan Daerah yang Paling Parah, https://wow.tribunnews.com/2020/03/25/jokowi-kalkulasikan-skenario-buruk-dampak-virus-corona-dan-perkirakan-daerah-yang-paling-parah?page=all.

Sumber: TribunWow.com
Tags:
virus coronaCovid-19DKI JakartaKalimantan BaratprovinsiPresiden Joko WidodoKalimantandampak buruk
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved