Virus Corona
Tiba-tiba Meriang Setelah Baca Berita tentang Corona? Bisa Jadi Alami Psikosomatik, Ini Bahayanya
Kenali bahaya psikosomatik di tengah kepanikan masyarakat akan virus corona yang tengah mewabah di Indonesia. Termasuk mendadak meriang dan batuk.
Editor: Monalisa
TRIBUNSTYLE.COM - Kenali bahaya psikosomatik di tengah kepanikan masyarakat akan virus corona yang tengah mewabah di Indonesia.
Mewabahnya virus corona di Tanah Air kini benar-benar menjadi pusat perhatian seluruh masyarakat Indonesia.
Tak hanya takut, masyarakat juga mulai dilanda kepanikan akan virus corona ini.
Di tengah kepanikan akan virus covid-19 ini tanpa disadari banyak orang justru mengalami gangguan yang bernama psikosomatik.
Seperti diketahui sejak Minggu (22/3/2020), sudah ada 514 kasus positif virus corona di Indonesia dengan 48 kematian dan 29 dinyatakan sembuh.
Melihat hal ini, hampir seluruh kalangan berlomba memberikan informasi terbaik untuk penangan virus corona.
• Dibanding Orang Dewasa, Bayi dan Anak-anak Jarang Terkena Virus Corona, Mengapa? Ini Penjelasan WHO
• Waspada Corona, Simak Lama Masa Inkubasi Virus, Gejala Hingga Cara Melindungi Diri dari Covid-19

Mulai dari cara mencegah hingga hal sepele seperti cara membersihkan rumah yang benar.
Namun di tengah pandemi virus corona ini, pernahkah Anda mengalami hal seperti ini:
Misalnya ketika membaca berita atau cerita tentang gejala virus corona, tiba-tiba Anda merasa tenggorokan Anda gatal, nyeri, dan merasa agak sedikit meriang padahal suhu tubuh Anda normal?
Atau Anda merasa suhu tubuh Anda sedikit naik dan berpikir 'ah apakah aku demam?'?
Jika iya, jangan khawatir.
Jika Anda selalu berada di rumah selama seminggu terakhir, sering mencuci tangan, dan menjaga kebersihan, maka tidak apa-apa.
Sebab, reaksi ini dikenal sebagai psikosomatik dan umum terjadi di tengah pandemi atau wabah seperti ini.
Apa itu psikosomatik?
• Pernikahan Berujung Bencana, 37 Tamu Ketularan Corona, Terungkap Nasib Mempelai Sedang Bulan Madu
Dilansir dari kompas.com pada Senin (23/3/2020), gangguan psikosomatik merupakan kondisi jiwa yang berpengaruh terhadap fisik.
Sebagian besar gangguan psikosomatik ini melibatkan pikiran dan tubuh.
Bagaimana kita bereaksi terhadap penyakit dan bagaimana kita mengatasi itu sangat bervariasi dari orang ke orang.
Faktor mental juga mempengaruhi beberapa titik di tubuh.
Misalnya merasakan sesak dan sakit dada, namun secara fisik tidak ditemukan adanya indikasi gangguan di jantung atau paru-paru.
Umumnya penderita psikosomatik berusia muda, dan didominasi wanita. Pemicunya adalah stres.
Sebagai contoh, ketika merasa cemas dan stres, detak jantung menjadi cepat, berdebar, merasa sakit (mual), tremor, berkeringat, mulut kering, sakit dada, sakit kepala, sakit perut dan napas menjadi cepat.

Ketika kita cemas, gejala fisik meningkat akibat meningkatnya aktivitas impuls saraf yang dikirim dari otak ke berbagai bagian tubuh, dan adanya pelepasan adrenalin ke dalam aliran darah.
Otak mungkin dapat mempengaruhi sel-sel tertentu dari sistem kekebalan tubuh, yang menyebabkan penyakit.
Biasanya, dokter juga akan mempertimbangkan faktor-faktor mental dan sosial yang mungkin mempengaruhi timbulnya penyakit.
Oleh karena itu, dalam mengatasi masalah psikis, kita perlu menjaga kondisi mental.
Hindari stres, buat pikiran tenang, atasi rasa cemas, hindari depresi, dan selalu berpikiran positif.
• UPDATE Total Kematian Virus Corona di Italia Capai Angka Tertinggi, Ada 6.077 Pasien Meninggal
Pikiran mempengaruhi fisik
Ingat, pikiran dapat berpengaruh pada tubuh.
Pikiran dapat menyebabkan gejala-gejala fisik seperti jantung berdebar-debar, saat kita merasa takut.
Misalnya, ketika kita takut atau cemas kita sering merasa:
- Denyut jantung cepat atau jantung berdebar-debar.
- Merasa mual.
- Gemetar (tremor).
- Berkeringat.
• POPULER Beda Flu Biasa & Corona, Perhatikan 3 Gejala Khas Covid-19 dan Hubungi Hotline di Nomor Ini
- Mulut kering.
- Sakit dada.
- Sakit kepala.
- Pernapasan susah diatur
Gejala-gejala fisik ini disebabkan oleh peningkatan aktivitas impuls saraf yang dikirim dari otak ke berbagai bagian tubuh dan pelepasan adrenalin (epinefrin) ke dalam aliran darah ketika cemas/khawatir.
Sementara itu dData pemerintah juga memperlihatkan bahwa saat ini kasus Covid-19 tersebar di 22 provinsi.
Angka ini bertambah dua provinsi dalam 24 jam terakhir sejak Minggu (22/3/2020).
Dua provinsi dengan kasus baru Covid-19 tercatat ada di Maluku Utara dan Jambi.
Adapun DKI Jakarta tercatat sebagai daerah dengan penambahan kasus baru Covid-19 tertinggi. Di Ibu Kota, tercatat ada 44 kasus baru.
Kemudian, penambahan pasien dalam jumlah besar terlihat ada di Banten, yaitu dengan sembilan kasus baru.
Adapun detail penambahan kasus baru Covid-19 dalam 24 jam adalah sebagai berikut:
1. DKI Jakarta: 44 kasus baru
2. Banten: 9 kasus baru
3. Bali: 3 kasus baru
4. Kalimantan Timur: 2 kasus baru
5. Kepulauan Riau: 1 kasus baru
6. Jambi: 1 kasus perdana
7. Maluku Utara: 1 kasus perdana
8. Dalam proses verifikasi: 4 kasus
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Psikosomatik, Cemas Berlebih yang Bikin Sakit Fisik")