Breaking News:

Virus Corona

Pabrik Terbesar Dipaksa Tutup Gara-gara Virus Corona, Kini Hong Kong Panik Kekurangan Stok Peti Mati

Korban meninggal akibat virus corona meningkat, Hong Kong kini kelabakan lantaran kekurangan stok peti mati.

Editor: Monalisa
Freepik
Ilustrasi peti mati 

TRIBUNSTYLE.COM - Korban meninggal akibat virus corona meningkat, Hong Kong mulai panik kekurangan stok peti mati.

Masalah baru tengah dihadapi Hong Kong setelah sebagian warganya diserang virus corona.

Pasalnya, akibat virus corona kini Hong Kong mulai panik akan ketersediaan peti mati.

Hong Kong mengaku kini persediaannya akan peti mati untuk mengubur korban virus corona telah menipis.

POPULER Heboh Orang Jepang Kena Virus Corona Sepulang dari Indonesia, Ternyata Ini Faktanya

Niat Hati Rawat Pasien Virus Corona, Nyawa Dokter Muda ini Melayang, Kini Rencana Pernikahan Sirna

Sementara itu Hong Kong menjadi satu dari sejumlah negara yang memiliki jumlah korban virus corona terbanyak.

Selain Hong kong ada 34 negara lainnya yang juga kini tengah berjuang memerangi virus mematikan corona.

Melansir Asiaone.com (24/2/2020), Pabrik-pabrik di provinsi Guangdong sebelumnya diperintahkan untuk tutup hingga 10 Februari untuk mengatasi penyebaran virus corona yang sangat menular.

Penanganan virus corona
Penanganan virus corona (South China Morning Post)

Sehingga kini Hong Kong menghadapi kekurangan peti mati setelah pabrik pemasok terbesarnya tak melakukan produksi.

Pihak bisnis pemakaman di Hong Kong pun mengungkapkan keluhannya.

Ketua Asosiasi Bisnis Pemakaman di Hong Kong, Kwok Hoi-pong, mengatakan kepada Post, bahwa larangan sementara itu juga mencakup pengiriman 'peti mati jadi' ke Hong Kong.

Menurutnya, Provinsi Guangdong sendiri menyumbang 99 persen peti mati yang digunakan di kota itu.

Sementara permintaan mereka berkisar antara 120 hingga 140 peti mati per harinya.

VIRAL Video Kelakuan Kotor Wanita Sengaja Tularkan Virus Corona Lewat Tombol-tombol Lift, Waspadalah

WHO Sebut Infeksi Virus Corona Pada 2.400 Monyet Tunjukkan Bahayanya, dari Demam hingga Gagal Organ

"Asosiasi kami bertemu pada 1 Februari dan menyadari bahwa kami kehabisan stok," katanya.

Bahkan, kondisi tersebut bisa menjadi lebih buruk lagi jika pabrik peti mati terus menerut tidak melakukan produksi.

"Dalam skenario terburuk, stok bisa mengering dalam waktu seminggu," katanya.

Untuk itu, mereka meminta bantuan pemerintah Hong Kong.

Ilustrasi prosesi pemakaman.
Ilustrasi prosesi pemakaman. ()

"Kami sangat putus asa, bahwa kami mengetik surat saat pertemuan kami berlangsung, dan mengirim faks ke departemen pemerintah terkait sebelum akhir pertemuan," katanya.

Kwok mengatakan krisis itu mereda beberapa hari setelah pemerintah mengangkat masalah tersebut dengan Dewan Negara Hong Kong dan Kantor Urusan Makau dan otoritas Guangdong.

"Pemasok kami di Guangdong diizinkan mengirim stok mereka ke Hong Kong," katanya.

Sementara itu, Seorang jurubicara Departemen Kebersihan dan Makanan mengatakan bahwa pemerintah Hong Kong telah meminta otoritas daratan mengizinkan pabrik peti mati di Guangdong untuk melanjutkan produksi sesegera mungkin, dan mengirimkan stok mereka ke Hong Kong.

"Karena pemasok di Guangdong diizinkan mengirim peti mati ke Hong Kong, kekurangan pasokan telah diselesaikan saat ini," kata jurubicara itu.

Korban Meninggal karena Virus Corona Capai 2345 Jiwa, Kasus di Korea Selatan Meningkat 6 Kali Lipat

Hong Kong Diserang Corona, WNI Malah Pancing Emosi dengan Curi 5,500 Masker, Alasannya: Demi Ayah

Kwok mengatakan empat pemasok peti mati utama telah memulai kembali produksi dalam beberapa hari terakhir, tetapi hanya sekitar sepertiga pekerja di setiap pemasok yang kembali bekerja.

"Penilaian kami adalah bahwa stok yang dimiliki oleh perdagangan pemakaman di Hong Kong dapat mengatasi permintaan sampai akhir bulan ini," katanya.

Kwok mengatakan stok peti mati di Guangdong saat ini sekitar 2.000 set. Namun, ia masih khawatir sehingga mempertimbangkan sumber pemasok peti mati lain selain dari Guandong.

"Jika pemasok kami di Guangdong gagal memulihkan operasi penuh pada saat itu, kami mungkin harus mempertimbangkan sumber pasokan dari negara-negara Asia Tenggara untuk menebus kekurangan," kata Kwok.

Kendala lain disampaikannya terkait solusi tersebut.

UPDATE Korban Virus Corona - Gadis Tega Tusuk Kakek & Bocah 12 Tahun Berebut Obat di Apotek China
UPDATE Korban Virus Corona - Gadis Tega Tusuk Kakek & Bocah 12 Tahun Berebut Obat di Apotek China (Kolase Twitter: @habsburg334)

Menurutnya, harga yang dikenakan oleh pemasok Asia Tenggara cukup mahal, enam kali lebih tinggi dari Guandong.

Seorang penduduk menceritakan pengalamannya terkait masalah yang ditimbulkan kekurangan peti mati ini.

Dia adalah Peter Pang, yang yang ibunya meninggal pada akhir bulan lalu.

Ia mengatakan tidak masalah untuk membeli peti mati di pemakaman, namun terjadi keterlambatan dalam prosedurnya.

"Tetapi kami menghadapi keterlambatan dalam prosedur melamar situs pemakaman untuk ibu kami karena pegawai negeri sipil bekerja dari rumah," katanya.

Bongkar Jenazah Korban Virus Corona, Peneliti Terkejut Temukan Organ Dalam Rusak & Kondisinya Ngeri

Ibu Pang, seorang penduduk desa di Wilayah Baru, memiliki hak untuk dimakamkan di Pemakaman Heung Shek di Tsuen Wan.

"Kami pergi ke Kantor Distrik Tsuen Wan pada 5 Februari untuk mengkonfirmasi identitas ibu kami sebagai penduduk asli, tetapi prosedur itu baru selesai pada 12 Februari," katanya.

"Prosedurnya bisa terjadi dalam dua atau tiga hari kerja ketika pemerintah bekerja secara normal," katanya.

Sebagian artikel ini sudah tayang di Intisari.grid.id dengan judul Gara-gara Virus Corona, Kini Hong Kong Kekurangan Stok Peti Mati, Sedangkan Permintaan Peti Mati Setiap Harinya Sangat Tinggi

Sumber: Intisari
Tags:
virus coronaHong Kongpeti matimeninggal
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved