Breaking News:

Virus Corona

Kisah Unik di Natuna, 14 Hari di Karantina, WNI dari Wuhan Terlibat Cinlok: Banyak yang Jomblo

Kisah Unik 14 hari karantina di Natuna, seorang WNI ungkap banyak yang terlibat cinta lokasi. Ada yang PDKT hingga dinyanyikan lagu.

Editor: Monalisa
Dok Kemenlu
Proses desinfeksi WNI dari Wuhan, Hubei, China, menuju Natuna via Batam, Minggu (2/2/2020). 

TRIBUNSTYLE.COM - 14 hari karantina di Natuna, tak sedikit WNI yang terlibat cinta lokasi. Ada yang PDKT hingga dinyanyikan lagu.

Selain memastikan tubuh mereka bebas dari virus corona, WNI yang diobservasi di Natuna ini ternyata meninggalkan sepenggal kisah menarik.

Siapa sangka, hidup bersama dalam karantina selama 14 hari di Natuna, tak sedikit WNI yang terlibat cinlok alias cinta lokasi.

Bibit-bibit asmara justru muncul antar WNI yang awalnya tak kenal namun menjadi dekat setelah dikarantina selama 14 hari di Hanggar Lanud Raden Sadjad, Natuna.

POPULER Indonesia Dikepung Negara-negara Terjangkit Virus Corona, Ini Kata Peneliti Harvard & WHO

Brutal, Rebutan Cairan Pencegah Virus Corona Berujung Tawuran, Nenek & Bocah Ditusuk Hingga Terkapar

14 hari melewati hari-hari dalam ruang terbatas memang tak mudah bagi beberapa WNI yang dipulangkan Pemerintah Indonesia lantaran wabah virus corona ini.

Seorang WNI yang juga ikut diobservasi pun akhirnya tak ragu untuk membagikan kisahnya selama dikarantina selama dua pekan tersebut.

Yayu Indah Maharani, seorang mahasiswa yang dieksekusi dari Wuhan ini mengaku berada di tempat observasi adalah pengalaman berharga yang tak terlupakan.

Sejumlah WNI yang telah menjalani observasi Virus Corona di Natuna saat tiba di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Sabtu (15/2/2020). Sebanyak 238 WNI yang dievakuasi dari Wuhan, Cina, telah menjalani masa observsi virus Corona selama 14 hari telah dinyatakan sehat oleh pemerintah melalui Kementerian Kesehatan.
Sejumlah WNI yang telah menjalani observasi Virus Corona di Natuna saat tiba di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Sabtu (15/2/2020). Sebanyak 238 WNI yang dievakuasi dari Wuhan, Cina, telah menjalani masa observsi virus Corona selama 14 hari telah dinyatakan sehat oleh pemerintah melalui Kementerian Kesehatan. (Tribunnews/Jeprima)

"Iya, tentu berkesann. Dan tidak hanya berkesan, namun menggoreskan pengalaman berharga dalam hidup," ujar Yayu Indah Maharani.

Bagi Yayu, ini akan menjadi pengalaman tak terlupakan sepanjang hidupnya.

"Seumur hidup baru kali ini saya mengalami kejadian di observasi dalam sebuah ruang gerak terbatas.

Namun itu bukan persoalan.

Masa observasi memberi saya sebuah pengalaman berharga," tambah gadis asal Kendari pada Tribun, Sabtu (15/2/2020).

Virus Corona - Sebanyak 238 WNI yang Menjalani Observasi di Natuna Dinyatakan Sehat dan Dipulangkan

Pasien Karantina Virus Corona Ini Tuliskan Catatan Menyentuh Hati Kepada Para Perawat, Ini Isinya

Yayu lantas mengibaratkan bagaimana secarik kertas tak cukup menggoreskan cerita hari-hari yang dilalui ratusan WNI saat menjalani masa observasi di Lanud Raden Sajad, Ranai, Natuna.

Bukan tanpa alasan, karena rentetan perjalanan mereka cukup panjang, mulai dari dijemput oleh Pemerintah Indonesia dari Wuhan Provinsi Hubei, China, mereka sudah mulai saling berkenalan satu sama lain.

"Ibarat kawan senasib sepenanggungan, kami dievakuasi lalu diisolasi di sebuah pulau.

Kalau kata medis bak virus yang harus dihindari. Kami seperti virus yang bisa menyebar, padahal tidak.

Saya tahu lah gejala virus bagaimana.

Pembantu rumah tangga yang mengenakan masker duduk ketika penduduk di distrik Mei Foo memprotes rencana pemerintah untuk mengubah Akademi Jao Tsung-I menjadi situs warisan lokal di tengah pecahnya virus corona yang dimulai di kota Wuhan di Cina tengah, di Hong Kong pada (2/2/2020).
Pembantu rumah tangga yang mengenakan masker duduk ketika penduduk di distrik Mei Foo memprotes rencana pemerintah untuk mengubah Akademi Jao Tsung-I menjadi situs warisan lokal di tengah pecahnya virus corona yang dimulai di kota Wuhan di Cina tengah, di Hong Kong pada (2/2/2020). (Philip FONG / AFP)

Enggak sia-sia dong saya jadi mahasiswa kedokteran," cetus Yayu sambil tersenyum.

"Namun walau bagaimanapun, saya bersyukur telah melewati pengalaman berharga ini," imbuhnya.

"Namun walau bagaimanapun, saya bersyukur telah melewati pengalaman berharga ini," imbuhnya.

Yayu pun mulai bercerita perasaan semula yang ia rasakan saat menjalani serangkaian evakuasi dari Wuhan membuat hati dan perasaannya bercampur aduk.

"Iya, mungkin karena pertama kali dijemput Pemerintah, terus satu pesawat dengan warga Indonesia lainnya. Kesannya itu beda jika kita pulang sendiri," ujarnya.

Lalu, lanjut Yayu ia dan para WNI dari Wuhan lainnya singgah di bandara Hang Nadim Batam, dan kemudian kembali terbang menuju Natuna.

"Dalam proses evakuasi ini ada yang tak kalah menarik dari petugas dan perlakuan kepada kami.

Bukan yang aneh ya, tapi menurut saya unik sih.

Seperti petugas menggunakan alat pelindung diri bak astronot, kami disemprot disinvektan anti virus. Iya aneh saja gitu," ucap Yayu bercerita.

"Tapi itu tidak masalah," imbuhnya.

Isu Virus Corona Mewabah, Media Asing Sorot Harga Masker di Indonesia Meroket Hingga Rp 1,5 Juta

Belum Reda Momok Virus Corona, Kini Muncul Jenis Virus Baru Lebih Mematikan, Cukup 48 Jam Membunuh

Masih melanjutkan cerita, Yayu bersama ratusan WNI lainnya di dalam hanggar Natuna mulai menjalani aktivitas sebagai warga observasi.

 

"Iya tentu berbeda dari aktivitas kami biasa di kampus maupun di kampung halaman.

Tiga kali sehari kesehatan diperiksa, diberi vitamin dan aktivitas lainnya terjadwal hingga 14 hari terus berlangsung demikian," ungkap Yayu.

Hari demi hari pengenalan dan saling dekat satu sama lainnya mulai berlangsung.

"Bak PDKT kalau kata orang. Di sini banyak yang cinlok (cinta lokasi) Bang. Ini kawan saya ada," sebut Yayu dengan nada keras.

Seketika teman Yayu yang berbaris menenteng tas ransel sebelum menuju pesawat terlihat malu tersipu mendengar Yayu menyebut namanya.

"Gimana enggak cinlok, di antara kami masih banyak yang jomblo.

Terus selama di sini aktivitas dilalui bareng-bareng. 14 hari bukan waktu sebentar lho," kata Yayu.

Meski banyak teman-temannya yang terlibat cinlok, Yayu sendiri mengaku tak ikut mendapat gebetan.

"Oh, enggak, saya sudah ada yang punya," jawab Yayu.

Ia menceritakan selama di hanggar banyak melahirkan bibit cinta, karena selama di sana ada saja sesama teman yang saling melirik dan memberi perhatian.

Foto Pilu Ciuman Calon Pengantin Terpisahkan Virus Corona, Bertemu Meski Dipisahkan Kaca Pelindung
Foto Pilu Ciuman Calon Pengantin Terpisahkan Virus Corona, Bertemu Meski Dipisahkan Kaca Pelindung (CGTN)

 

"Ada yang nyanyiin lagu dan bermain musik.

Tapi enggak tahu ya nantinya bakalan ada yang jadian atau enggak.

Tetapi selama masa observasi banyak teman-teman yang sudah saling dekat, dan naksir," kata Yayu sembari mengakhiri pembicaraan dan memasuki pesawat.

"Tapi saya mau sampaikan, terimakasih buat semuanya, terimakasih buat pemerintah Indonesia juga buat warga Natuna yang sudah menerima kami. Kami bangga, semoga kami bisa menggapai cita-cita kami nantinya.

Sampai ketemu lagi," kata Yayu.(tribun network/brs/dod)

 Sebagian artikel ini sudah tayang di  Tribunnews.com dengan judul Observasi di Hanggar Berujung Cinta Lokasi, 'Gimana Enggak Cinlok, Masih Banyak yang Jomblo'

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
virus coronaWuhanChinaNatunakarantinaobservasiPDKTcinlokcinta lokasiWNIHanggar Lanud Raden Sadjad
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved