Breaking News:

Virus Corona

Virus Corona Bisa Menyerang Segala Usia, Inilah Daftar Vaksinasi yang Penting untuk Orang Dewasa

Inilah berbagai macam vaksin yang dibutuhkan oleh orang dewasa agar terhindar dari penyakit-penyakit tertentu termasuk flu.

Editor: vega dhini lestari
freepik.com
Ilustrasi suntikan untuk vaksinasi 

TRIBUNSTYLE.COM - Vaksinasi tak hanya dibutuhkan oleh anak-anak, tapi juga para orang dewasa.

Hal ini karena kekebalan tubuh orang dewasa mengalami penurunan seiring bertambahnya usia.

Orang-orang dari berbagai usia bisa terserang penyakit membutuhkan vaksinasi.

Seperti halnya virus corona yang bisa menyerang siapa saja, penggunaan vaksin sangat dibutuhkan.

Hingga kini vaksin untuk virus corona pun masih dikembangkan.

Tak hanya untuk mencegah virus corona, berbagai vaksin juga dibutuhkan orang dewasa agar terhindar dari berbagai macam penyakit.

The Advisory Committee on Immunization Practices (ACIP) atau Komite Penasihat Praktik Imunisasi, baru-baru ini merilis jadwal imunisasi yang direkomendasikan untuk orang dewasa.

Ilustrasi vaksin.
Ilustrasi vaksin. (Thinkstock)

Ada perubahan penting pada pemberian flu, HPV, hepatitis A, hepatitis B, meningococcal B, danpneumococcal conjugate vaccines.

ACIP menyarankan agar orang dewasa menerima vaksinasi berikut:

  1. flu, satu dosis setiap tahun.
  2. tetanus, difteri, pertusis (Tdap), satu dosis sebagai orang dewasa dan diulang tiap 10 tahun.
  3. varicella (cacar air), dua dosis jika lahir pada 1980 atau lebih
  4. campak, gondok, dan rubella (MMR), satu atau dua dosis jika lahir pada tahun 1957 atau lebih
  5. herpes zoster, dua dosis untuk orang dewasa 50 tahun ke atas atau satu dosis untuk orang dewasa 60 tahun ke atas.
  6. HPV, dua atau tiga dosis tergantung pada usia Anda ketika Anda menerima suntikan pertama

Sering kali diremehkan, nyatanya flu merupakan penyakit yang serius.

CDC merekomendasikan vaksinasi influenza tahunan untuk semua orang yang berusia 6 bulan ke atas.

“Lihatlah keributan karena virus corona (n2019-cov), lebih dari 500 kematian tak wajar di dunia dan kepanikan masyarakat.

Sementara itu, kami memiliki ribuan kematian di negara ini (Amerika Serikat)  karena penyakit flu, dan masih ada pasien yang harus saya yakinkan untuk mendapat vaksin flu, " ujar dokter penyakit dalam, Michael Zuckman.

Banyak orang masih enggan untuk mendapatkan suntikan tahunan mereka.

Zuckman menjelaskan bahwa mungkin ada banyak alasan.

Misalnya, ketidakpercayaan pada pemerintah atau perusahaan farmasi.

Dia juga menekankan peran media sosial dalam menyebarkan disinformasi, dan orang-orang yang tidak tahu cara membedakan antara fakta dan fiksi.

“Saya harus terus-menerus meyakinkan orang-orang yang datang ke tempat praktik saya untuk mendapatkan vaksinasi ini.

Orang-orang bertanya ke saya, ‘Mengapa saya membutuhkan ini?’

Mereka bahkan tidak menyadari berapa ribu orang meninggal setiap tahun di Amerika Serikat karena penyakit yang berhubungan dengan flu," kata Zuckman.

"Karena jenis flu dapat bermutasi dari tahun ke tahun dan perlindungan kekebalan dari vaksin menurun dari waktu ke waktu, penting bagi seseorang untuk mendapatkan suntikan flu setiap tahun," tutupnya. (Nationalgeographic.co.id /Daniel Kurniawan)

Artikel ini telah tayang di Nationalgeographic.co.id  dengan judul "Kekebalan Tubuh 'Memudar', Orang Dewasa Ternyata Juga Butuh Vaksinasi".

Ilustrasi kabin pesawat.
Ilustrasi kabin pesawat. (Thinkstock)

Bisakah Virus Corona Menyebar dalam Pesawat? Ini Penjelasan Peneliti

Dunia sedang digemparkan dengan merebaknya virus corona yang berawal dari Wuhan, Tiongkok.

Kini, penyebarannya telah mencapai 24 negara di seluruh dunia seperti Amerika Serikat, Taiwan, dan Thailand.

Sejumlah bandara-bandara besar pun melakukan pengecekkan ketat pada penumpang dan calon penumpang untuk pesawat yang tiba dan akan mendarat di Tiongkok.

Beberapa maskapai bahkan membatalkan penerbangan mereka.

Secara umum, pencegahan penyakit pernapasan dapat dihindari dengan menjauhi kumpulan orang banyak, dan menggunakan masker.

Karena jika ada yang bersin atau batuk, dan menyipratkan lendir, air liur, atau cairan tubuh lainnya pada orang lain, seseorang akan terkena infeksinya juga.

Namun, bagaimana jika bersin atau batuk yang menyebarkan penyakit pernapasan berada di dalam kabin pesawat?

Cipratan cairan tersebut tidak dipengaruhi udara yang melintas dalam satu ruang, tapi akan jatuh pada tempat yang cukup dekat dari tempat asalnya.

Emily Landon, Direktur Medis Anti-Mikroba dan Pengendalian Infeksi di Universitas Kesehatan Chicago mendefinisikan bahwa paparan penyebaran infeksi penyakit pernapasan yang berada dalam jarak enam kaki dari orang terinfeksi, bisa bertahan selama 10 menit atau lebih.

"Waktu dan jarak itu penting," ujar Landon. 

Coronavirus yang menjadi infeksi penyakit pernapasan dari Cina.
Coronavirus yang menjadi infeksi penyakit pernapasan dari Cina. ()

Penyakit pernapasan seperti virus corona juga dapat menyebar melalui permukaan yang terkena terpaan infeksi terdekat.

Jika di dalam pesawat, bisa seperti kursi pesawat dan nampan makanan. Berapa lama infeksi tersebut bertahan bergantung pada cairan terinfeksi dan permukaannya.

Virus dapat bervariasi dalam jangka berapa lama ia bertahan. Ada beberapa bukti bahwa virus pernapasan dapat ditularkan melalui udara dengan bentuk partikel kecil yang disebut aerosol.

Namun, menurut Arnold Monto, profesor Epidemiologi dan Kesehatan Masyarakat Global di Universitas Michigan, penularan tersebut bukanlah mekanisme utama.

"Supaya berlanjut, untuk memungkinkan aerosol, virus harus bisa bertahan hidup dalam waktu yang lama jika terpapar situasi yang kering", tambah Arnold.

Virus bisa bertahan hidup lebih lama dan memungkinkan di tempat yang lembap, dan banyak yang memudar jika dibiarkan di tempat kering terlalu lama.

Pada penerbangan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan bahwa dampak tertular penyakit atau virus pernapasan bisa terkena bila ada pada 2 baris kursi dari yang mengidapnya.

Namun penumpang di dalam pesawat tidak hanya berdiam diri dalam kabin. Penumpang bisa merenggangkan badan hingga pergi ke toilet.

Pada suatu kasus di tahun 2003, sebelum coronavirus, seorang penumpang yang mengidap sindrom pernapasan akut (SARS), dalam penerbangan Hong Kong menuju Beijing mampu mengnularkan penyakit pada penumpang lainnya di luar batas yang disampaikan WHO.

Menurut pengamatan Maia Majumder, anggota Rumah Sakit Anak Boston dan Sekolah Kedokteran Harvard, pada tahap penyebarannya, coronavirus menujukkan tingkat reproduksinya baru mulai 2,0 hingga 3,1 orang.

Angkat tersebut membuktikan angka reprodusinya lebih tinggi daripada Influenza (1,3 hingga 1,8), tetapi memiliki tingkat yang sama dengan SARS.

Dengan kata lain, coronavirus lebih rentan menyebar di antara masyarakat.

Arnold menyarankan bahwa langkah kesehatan masyarakat untuk mencuci tangan dan mengurangi kontak pada pengidap penyakit, dapat membuat perbedaan dalam membalikkan gelombang terhadap coronavirus, seperti yang mereka lakukan dengan SARS.

"Dengan influenza, kami memiliki vaksin, beberapa antivirus. Tapi kami tidak memilikinya untuk coronavirus ini" kata Arnold. (Nationalgeographic.co.id/Afkar Aristoteles Mukhaer)

Artikel ini telah tayang di Nationalgeographic.co.id dengan judul "Bisakah Virus Corona Menyebar dalam Pesawat? Ini Penjelasan Peneliti".

Huang Xiqiu, Arsitek RS Virus Corona yang Selesai Dalam 10 Hari, Lahir di Jember & Dikenal Cerdas

Dokter Pertama yang Peringatkan Bahaya Virus Corona Tewas, Pernah Ditangkap Karena Sebar Info Palsu

Tags:
vaksinvirus coronapentingnya vaksin untuk orang dewasaflu
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved