Banjir di Jakarta
Viral Komentar Ahok Soal Cara Anies Baswedan Tangani Banjir, Kalimat Penutupnya Paling Jadi Sorotan
Sebagai gubernur Jakarta pendahulu, apa saran Ahok untuk Gubernur Anies Baswedan soal tangani banjir? Jawaban penutup dari Ahok paling jadi sorotan.
Penulis: Febriana Nur Insani
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNSTYLE.COM, JAKARTA - Apa kata Ahok alias Basuki Tjahaja Purnama soal banjir yang melumpuhkan Jakarta 1 Januari 2020, menewaskan 9 warganya dan menghanyutkan mobil-mobil mewah termasuk BMW?
Rasa penasaran itu ada di benak banyak warga Jakarta.
Terbukti dari munculnya tagar-tagar berbau nama Ahok di ranah media sosial, khususnya Twitter.
Meski sudah tak jadi Gubernur Jakarta, Ahok tetap saja diburu komentarnya soal banjir Jakarta.
Apa yang kurang pas dari cara penanganan banjir oleh Gubernur Anies Baswedan, penerusnya?
• Mengeluh Banjir ke Anies Baswedan, Nikita Mirzani Unggah Kondisi Rumah dan Satire Best View 2020
• Rumahnya Kebanjiran, Yuni Shara Lindungi Kaki Pakai Sepatu Boots Burberry Seharga Rp 5,5 Juta
Rasa penasaran itu tercermin dari bermunculannya tagar-tagar atau hashtag di Twitter.
Pantauan TribunStyle.com, sejak Rabu malam hingga Selasa pagi 2 Januari 2019, bermunculan tagar-tagar yang isinya membanding-bandingkan cara penanganan banjir oleh Ahok dibanding Anies Baswedan.
Muncul tagar #banjir2020, isinya wawancara dengan Ahok soal banjir Jakarta.
Muncul nama 'Basuki' di Twitter, ketika diklik isinya soal jejak rekam Ahok tangani banjir di Jakarta.
Muncul juga tagar #AniesGabisakerja, isinya menyinggung cara kerja Anies Baswedan tangani banjir.
Sayangnya, mereka yang penasaran pada komentar Ahok soal banjir yang melumpuhkan Jakarta 1 Januari 2020 belum terobati.
Ahok yang kini jadi Komisaris Utama Pertamina belum berkomentar.
Media sosial Instagram @basukibtp tidak memosting apapun terkait banjir Jakarta.
Unggahan terakhir Ahok di Instagram muncul 24 Desember 2019.
Saat itu Ahok muncul untuk mengucapkan Selamat Natal kepada mereka yang merayakan.
Tidak ada postingan soal komentar banjir.
Akhirnya yang ramai jadi sorotan adalah video wawancara dengan Ahok soal penanganan banjir di Jakarta oleh penerusnya, Gubernur Anies Baswedan.
Tidak disebutkan kapan wawancara dengan Ahok tersebut.
Terlepas dari kapan wawancaranya, yang pasti topik wawancara soal penanganan banjir di Jakarta itu dianggap masih relevan dengan suasana terkini Jakarta yang dilanda keprihatinan karena musibah banjir.
Dari a sampai z wawancara dengan Ahok jadi sorotan di media sosial.
Namun bagian penutup kalimat Ahok yang paling viral dan dibahas ramai.
"his last sentence for the current governor makes me laugh so hard. u guys better stan this man. ILY BTP (bagian kalimat terakhir untuk gubernur yang sekarang bikin saya ketawa)," kicau akun Twitter @hycinsss .
Rekaman video tersebut sudah di-like sebanyak 1.200 hingga pukul 08.32 WIB setidaknya hingga Kamis 2 Januari 2019.
Komentarnya juga bermunculan di berbagai akun.
Memang apa kalimat penutup dari Ahok yang jadi sorotan?
Ikuti transkrip tanya jawab lengkap dengan Ahok soal banjir Jakarta ini :
Apakah Jakarta masih potensi banjir lagi, Pak Ahok?
Ngga tau ya, kalau pengalaman saya sih sebenarnya Jakarta tuh kompas semua sudah cukup oke, tanggul juga sudah oke.
Jadi perhatikan aja, biasanya kalau hujan lama kemarau kalau langsung hujan itu memang banyak kayu-kayu ranting nutupin saringan.
makanya dulu kita selalu taruh alat berat. Kalau saringan ketutup itu volume air kan ngga bisa turun cepat.
Sama tentu pasukan oranye mesti keliling, pasukan biru juga mesti keliling.
Tiap kali hujan, Jakarta kan banyak, kadang-kadang orang buang sampah jangan nyumbat kalo nyumbat volume turunya telat.
Sama pompanya mesti diperhatikan, jalan jamnya mesti dipenuhin, jangan hidupin pompanya telat, kalau kamu telat ngga keburu.
Bagaimana agar pemompa bisa bekerja sehingga kehadiran banjir bisa dicegah?
Saya orang tambang kan, kalau ngehidupin pompanya telat, udah terlalu tinggi bisa ngga keburu.
Saya kira mungkin tergenang itu karena mungkin ada pompa yang telat, saya ngga tahu.
Apa saran Bapak untuk Gubernur Anies Baswedan?
Saya udah hampir 3 tahun ngga tahu urusan. 2 tahun lah ya.
Saya ngga tahu teori ini, kita tuh kadang-kadang gini, saya kemarin di Jepang, saya videoin, saya lihat di Jepang saya ketawa-ketawa.
Saya ngga tahu yang ngomong siapa, dulu kan ada yang ngomong 'ngapain bikin jalan layang-layang, dibongkar, coba kamu lihat Jepang, di Jepang kereta api semua layang di atas loh.
Dulu waktu kita mau bangun MRT dimaki-maki kita, ngoceh macem-macem, termasuk jalan layang berapa tingkat katanya salah.
Jepang, kalo Jepang salah kok kita pakai Toyota seluruh dunia bodo amat orang Jepang gitu loh.
Jadi di dunia ini ngga ada yang baru tau nggak, kita negara yang terlambat bangun itu untung ngga usah teori barulah, nyontek aja kesalahan negara lain.
Kalo negara lain udah seperti itu, kita nyontek, yaudah saya pikir kaya gitu ya.
Pak, untuk penanganan banjir Jakarta itu bagusnya normalisasi atau naturalisasi?
Aduuuh .... Kalo soal kata-kata gitu itu, pak Gubernur yang sekarang lebih pinter dari saya.
Jawaban penutup Ahok inilah yang belakangan viral dan dibahas ramai di Twitter.
Karena, gara-gara pertanyaan perbandingan antara 'normalisasi' dan 'naturalisasi' itulah yang membuat Ahok malas melanjutkan wawancara dengan media.
Ahok memilih ngeloyor pergi dan tak lagi bersemangat menjawab pertanyaan-pertanyaan berikutnya dari awak media.
"Akhir video, epic," kicau akun @kisaptadii di Twitter. (TribunStyle.com/ Febriana Nur Insana)
Berikut ini video wawancara soal banjir Jakarta dengan Ahok
Banjir di Jakarta Anies Baswedan Tuai Kritikan, Fahri Hamzah: Lebih Mudah Diselesaikan Presiden
TRIBUNNEWS.COM - Banjir di sejumlah wilayah DKI Jakarta membuat kinerja Gubernur Anies Baswedan menuai kritikan.
Bahkan, di media sosial Twitter tagar #AniesGabisakerja menghiasi trending topic, Kamis (2/1/2020).

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah menyinggung keterlibatan presiden dalam persoalan banjir.
Fahri Hamzah menilai persoalan banjir akan lebih mudah diselesaikan oleh presiden dengan kebijakannya dibandingkan kebijakan gubernur.
Jika presiden dan gubernur dapat bersatu, Fahri Hamzah menyebut permasalahan banjir akan lebih cepat diselesaikan.
"Saya juga percaya bahwa masalah Jakarta; khususnya banjir dan macet lebih mudah diselesaikan oleh kebijakan presiden daripada gubernur...tapi kalau keduanya bersatu tentu lebih cepat lagi selesainya. Semoga," tulisnya melalui akun Twitternya @Fahrihamzah, Kamis (2/1/2020).
Saran untuk Jokowi
Fahri Hamzah juga memberikan saran untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar dapat menjadikan bencana alam banjir yang terjadi sebagai momen persatuan.
"Sambil membantu para korban, saya menyarankan kepada bapak presiden untuk menjadikan momen ini untuk mengalang persatuan."
"Ini sama dengan konsep integrasi kawasan harus dimulai dengan sila ke-3 Pancasila kita. Kita harus menghentikan perpecahan yg sudah jadi kenyataan," ucapnya.
Waktunya Mengubur Ego
Mantan politisi PKS tersebut juga memberi saran kepada para gubernur untuk tidak 'bertengkar' dengan presiden.
Fahri Hamzah menilai sudah saatnya persatuan digalang dan mengubur ego.
"Para gubernur harus sadar bahwa presiden adalah kekuatan yang paling efektif untuk membangun propinsi dan seluruh wilayah daerah kita."
"Jadi jangan mau diajak bertengkar dengan presiden gak ada gunanya. Hasilnya hanya kesengsaraan rakyat. Ini waktu mengubur ego. Bersatu," ujarnya.
Instruksi Jokowi Tangani Banjir
Sementara itu Presiden Jokowi meminta pihak terkait untuk mengutamakan normalisasi fasilitas-fasilitas umum.
Dilansir Kompas.com dari live streaming Youtube Sekretariat Presiden, Jokowi menyampaikan hal tersebut menyusul ditutup sementaranya sejumlah fasilitas publik, seperti Bandara Halim dan beberapa titik tol.
"Karena ini sudah masuk di Jakarta, sudah masuk ke Halim, beberapa sudah masuk ke Tol Cikampek kemudian juga di beberapa obyek vital."
"Saya kira ini harus segera dinormalisasi sehingga fungsi-fungsi itu kembali menjadi normal," kata Jokowi di Gedung Agung Yogyakarta, Rabu (1/1/2020).
Presiden Jokowi juga memberi perintah kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pemerintah provinsi, hingga tim SAR untuk mengupayakan penanggulangan banjir.
Jokowi menyebut keselamatan warga menjadi prioritas utama.
"Jadi BNPB, pemerintah provinsi, SAR, semuanya harus segera bergerak bersama-sama."
"Untuk memberikan rasa aman, memberikan keselamatan pada warga yang terkena bencana banjir," ujarnya.
Respons Anies Baswedan
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta jajarannya tidak mencari kambing hitam atas terjadinya banjir di wilayahnya.
"Saya sampaikan kepada seluruh jajaran tidak ada saling menyalahkan pada fase ini," kata Anies dikutip dari kanal YouTube Kompas TV, Rabu (1/1/2020).
Anies menegaskan, ia bersama jajaran Pemprov DKI masih berfokus kepada upaya evakuasi warga terdampak banjir.
"Tidak usah menyalahkan hujan, menyalahkan orang dalam fase ini. Pastikan seluruh warga Jakarta terselamatkan," tegasnya.
Untuk mengatasi banjir yang meredam beberapa wilayahnya, Anies mengambil langkah cepat.
Anies telah mengintruksikan seluruh jajarannya di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk terjun langsung mengevakuasi masyarakat di wilayah-wilayah yang terendam banjir.
"Jajaran Pemprov DKI tidak libur. Semua turun lapangan," kata Anies.
Ia mengaku jajarannya telah siaga nonstop sejak sore kemarin ketika hujan mulai mengguyur wilayah DKI Jakarta .
Pemprov DKI telah menyiapkan kantong-kantong pengungsian beserta petugasnya untuk membantu warga yang terdampak banjir.
"Pada fase ini kita evakuasi memastikan semua warga selamat"
"Seluruh titik banjir di Jakarta itu kita datangi, petugas kita ada di sana," kata Gubernur Anies.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tersebut juga meminta masyarakat untuk terus waspada terhadap kemungkinan kiriman air dari wilayah pegunungan.
"Karena tadi jam 9 pagi di Depok itu sudah siaga dua. Pintu air di Katulampa posisinya airnya meningkat"
"Yang dari Depok kira-kira air datang ke Jakarta jam 3 sore airnya, lalu dari Katulampa kira-kira jam 6 sore," ujar Gubernur Anies.
Pemprov DKI juga menurunkan petugas untuk bersiga di semua kawasan aliran sungai.
Diketahui hujan deras sejak Selasa (31/12/2019) di Jakarta dan sekitarnya menyebabkan banjir di beberapa wilayah sejak Rabu (1/1/2020).
(Tribunnews.com/Wahyu Gilang P/Endra Kurniawan) (Kompas.com/Fitria Chusna Farisa)