Pantesan Driver Ojek Online Nangis-nangis Menderita, Terungkap Siapa Pengorder Fiktif, Ini Sosoknya
Siapa pemilik akun Sinta dan Kayla, pengorder fiktif yang rugikan driver ojek online puluhan juta, membuat mereka menderita?
Editor: Agung Budi Santoso
Siapa pemilik akun Sinta dan Kayla, pengorder fiktif yang rugikan driver ojek online puluhan juta, membuat mereka menderita?
Pada Sabtu (23/11/2019) dini hari kemarin, seorang driver ojek online terlihat mengantar makanan ke salah satu rumah di Bumi Ciruas Permai, KabupatenSerang, Banten.
Namun dia kembali karena rumah tersebut kosong.
Sabtu siang jumlah driver ojek online mengantar makanan semakin bertambah.
Ada belasan driver yang datang ke rumah yang ternyata kosong itu.
Ida Widya warga setempat kemudian mengunggah kejadian tersebut ke media sosial.
• KRONOLOGI Bocah 5 Tahun Tewas Disiksa di Kandang Kucing, Disiksa Pakai Air Panas dan Sendok Membara
Ia mengatakan total ada 13 driver ojek online yang mengantar pesanan makanan dalam jumlah yang cukup banyak.
Makanan yang dipesan antara lain pizza, nasi goreng, hingga akhir mineral dengan nilai di atas Rp 500.000.
Menurut Ida pemesan makanan adalah akun bernama Sinta dan Kayla.
Dalam pesanan, pelaku order menulis makanan tersebut untuk arisan.
"Seingat saya pizza itu ada dua driver yang bawa, harga Rp 500.000, Rp 750.000, nasi goreng juga banyak sekali karena ngakunya buat arisan," kata dia.
Beberapa driver ojek online yang datang ke rumah tersebut sempat menunggu berjam-jam karena nominal pesannya cukup banyak.
Bahkan Ida sempat mengira para driver ojek online tersebut sedang mangkal.
"Mereka datang sejak jam 10 pagi, beruntun bawa pesanan sampai sore. Saya kira lagi mangkal, karena nunggu berjam-jam. Akhirnya balik lagi bawa pesanannya," kata Ida.
Polisi kembangkan penyelidikan
Sebanyak 13 driver ojek online menjadi korban penipuan orderan fiktif di Kabupaten Serang, Banten, Sabtu (23/11/2019).
Rumah yang dicantumkan dalam orderan tersebut adalah rumah kosong.
Penghuni rumah bekerja di luar kota dan pulang setiap dua pekan sekali.
Hingga saat ini belum ada korban yang melaporkan kasus order fiktif tersebut ke polisi.
Namun pihak Polsek Ciruas sudah cek lokasi di Bumi Ciruas Permai.
"Belum ada laporan, saya datangi ke lokasi yang dipakai alamat fiktif. Dari sana kita gali informasi, termasuk penghuni rumah sudah diklarifikasi," kata Kapolsek Ciruas Kompol Sukirno.
Menurutnya jika ada temuan, kemungkin perkaranya akan ditangani oleh Polres Serang atau Polda Banten.
"Dugaan-dugaan kita kembangkan ke penyelidikan, perkara selanjutnya mungkin ditangani polres karena cenderung ke UU ITE," kata dia.
Viral di Media Sosial
Pemberitaan sebelumnya, peristiwa yang terjadi pada Sabtu (23/11/2019) menjadi viral di media sosial setelah Ida Widya, seorang warga di dekat rumah yang didatangi para ojol, mengunggahnya di akun media sosial.
"Total ada 13 driver, 12 driver siang hari dan satu driver dini hari sebelumnya. Pemesannya atas dua nama (akun) Sinta dan Kayla," kata Ida Widya, warga setempat, kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa (26/11/2019).
Hingga saat ini, postingan yang diunggah Ida di akun Facebooknya dibagikan oleh warganet sebanyak 5.600 kali.
Akun pemesan order fiktif
Selain itu, menurut Ida, akun pelaku order fiktif tersebut diduga bernama Sinta dan Kayla. Kedua akun itu memesan makanan dalam jumlah besar.
Dalam pesanannya, kedua akun itu mengaku akan menggelar arisan di Bumi Ciruas Permai Blok 2 Blok K.
Makanan yang dipesan antara lain berupa pizza, nasi goreng, hingga air mineral dengan jumlah nominal di atas Rp 500.000.
"Seingat saya pizza itu ada dua driver yang bawa, harga Rp 500.000, Rp 750.000, nasi goreng juga banyak sekali karena ngakunya buat arisan," kata dia.
Rumah kosong
Dari keterangan yang berhasil dikumpulkan Kompas.com, sebanyak 13 ojol mengantar pesanan makanan di Bumi Ciruas Permai, Kabupaten Serang, Banten, Sabtu (23/11/2019).
Menurut Ida, rumah yang jadi tujuan pesanan merupakan rumah kosong. Pemiliknya bekerja di luar daerah dan pulang sekali dalam dua pekan.
"Mereka datang sejak jam 10 pagi, beruntun bawa pesanan sampai sore. Saya kira lagi mangkal, karena nunggu berjam - jam, akhirnya balik lagi bawa pesanannya," kata Ida, saat dihubungi Kompas.com.
Sebanyak 13 driver ojek online menjadi korban penipuan orderan fiktif di Kabupaten Serang, Banten, Sabtu (23/11/2019).
////
Polda Jatim Amankan Pelaku Order Fiktif Go-Food
Sebelumnya, Polda Jatim mengamankan enam orang pelaku praktik order makanan fiktif Go-Food.
Dari enam pelaku, dua orang di antaranya mmiliki warung makanan fiktif yang bernama "Terminal Gorengan", "Makaroni Su'eb", dan "Cendool Daweet RJS".
Selain sebagai mitra Go-jek, pelaku memiliki lebih dari satu akun konsumen.
Wakil Direktur Kriminal Khusus, AKBP Arman Asmara mencontohkan modus yang mereka gunakan.
Jika customer fiktif memesan makanan seharga Rp 25.000, maka ia membayar voucher seharga Rp 15.000 dan ia cukup membayar Rp 10.000.
Sementara Gojek tetap mentransfer Rp 15.000 sekaligus pajaknya ke rekening restoran fiktif.
Setiap satu kali transaksi, pemiliki restoran mendapatkan keungtungan Rp 6.000.
"Jika dalam sehari bisa 100 kali transaksi, bisa lebih dari Rp 600 ribu yang didapat pelaku," jelas Arman.
Selain memanfaatkan voucher diskon, pelaku order makanan juga mendapatkan point dari order fiktif.
Merugikan Go-Jek

Ilustrasi Gojek. (Shutterstock)
Enam pelaku order fiktif Go-food adalah warga Kota Malang.
Mereka adalah MZ (30) warga Kelurahan Ciptomulyo, Kecamatan Sukun; FG (29) warga Polehan, Blimbing, JA (37) warga Jodipan, Blimbing; AA warga Jodipan, Blimbing; TS warga Sukun, dan AR (32) warga Kota Lama, Kecamatan Kedungkandang.
Keenam pelaku dijerat pasal 35 juncto pasal 51 ayat 1 UU RI nomor 19 tahun 2016 tentang perubahan atas UU RI nomor 11 tahun 2008 tentang ITE, dan atau pasal 378 KUHP.
Praktik tersebut sama sekali tidak merugikan konsumen, namun merugikan Go-Jek selaku penyedia layanan aplikasi Go-Food.
Regional Head Corporate Affairs Gojek Wilayah Jatim & Bali Nusra, Alfianto Domy Aji, mengapresiasi pengungkapan kasus tersebut.
"Kami terus berkomitmen memberantas segala bentuk praktik order fiktif untuk menghargai seluruh mitra merchant dan driver yang telah jujur dan amanah dalam bekerja," jelasnya. (*)
Artikel telah tayang di Kompas.com dengan judul: Misteri "Sinta" dan "Kayla", Akun Pemesan Order Fiktif Pizza dan Nasi Goreng Jutaan Rupiah dan Pelaku Order Fiktif Go-Food Miliki Warung Fiktif, Manfaatkan Point dan Voucher