Tragis, Remaja Nekat Terjun dari Lantai 14, Sempat Tulis Pesan Pilu untuk Gebetannya Sebelum Tewas
Tragis, Remaja Nekat Terjun dari Lantai 14, Sempat Tulis Pesan Pilu untuk Gebetannya Sebelum Tewas.
Penulis: Apriantiara Rahmawati Susma
Editor: Agung Budi Santoso
Kisah tragis viral hari ini : remaja 14 tahun nekat terjun dari apartemennya lantaran pelecehan verbal yang ia alami.
Sebelum bunuh diri, remaja itu sempat menulis pesan pilu yang ditujukan untuk gebetan dan ibunya.
Simak kisahnya di sini!
TRIBUNSTYLE.COM - Pelecehan verbal tidak pernah bisa dibenarkan apapun yang terjadi.
Pelecehan verbal bisa saja menimbulkan trauma bagi korban.
Selain itu, pelecehan verbal yang ditujukan ke seseorang juga bisa berdampak pada nyawa orang tersebut.
Baru-baru ini, jagad dunia maya dihebohkan dengan seorang remaja berusia 14 tahun yang bunuh diri.
Remaja bernama Wang JiaLe itu bunuh diri lantaran pelecehan verbal yang ia alami.
• Viral Suami Gadaikan Istri Rp 250 Juta Selama 1 Tahun, Hingga Berujung Pembunuhan Salah Sasaran
• VIRAL Terlilit Utang, Pria Ini Pura-pura Meninggal, 2 Tahun Kemudian Syok Bertemu Lagi Mantan Pacar
Dikutip dari China Press dan World of Buzz, Wang JiaLe bunuh diri dengan cara terjun dari lantai 14 apartemennya.
Sebelum remaja asal Sichuan, China itu bunuh diri, ia sempat menulis surat terakhir.

Surat terakhir itu ditujukan untuk gadis yang ia sukai di sekolahnya.
Selain itu, ia juga menuliskan surat khusus untuk sang ibu.
Wang JiaLe bahkan disebut sempat meneriakkan nama ibunya sebelum terjun dari apartemen.
Sepulangnya dari sekolah, Wang JiaLe tampak normal.
Ia bahkan sempat makan malam bersama keluarganya, lalu pergi ke kamarnya.
Tiba-tiba ibunya mendengar teriakan sang anak dari kamarnya.
Wang JiaLe berteriak "Ibu, aku mencintaimu!".
Mendengar teriakan itu, sang ibu langsung bergegas menuju ke kamar anaknya.
Betapa terkejutnya ia saat melihat anaknya terjun dari jendela kamar.
Belum reda rasa terkejutnya, sang ibu pun menemukan surat terakhir yang Wang JiaLe tulis sebelum bunuh diri.
Surat itu ternyata ditujukan untuk sang ibu dan gebetannya di sekolah.
Dalam catatan bunuh diri untuk ibu dan keluarganya, Wang JiaLe meminta maaf bahwa ia bunuh diri dan berharap mereka akan menghormati keputusan terakhirnya.
Wang JiaLe juga mengungkapkan fakta sebenarnya tentang kehidupannya di sekolah.
Ia selalu mengatakan bahwa ia punya banyak teman karena kepribadiannya yang konyol.
Namun, kenyataannya tidak seperti apa yang ia katakan.
Wang JiaLe mengaku selalu menangis di malam hari karena ia merasa kesepian di sekolah.
Sementara itu, Wang JiaLe menuliskan pesan pilu untuk gebetannya di sekolah.
Dalam surat tersebut, Wang JiaLe menyampaikan bahwa pelecehan verbal itu sangatlah menyakitkan.

"Pelecehan verbal sangat menyakitkan. Entah itu disengaja atau tidak, saya berharap 'seseorang' bisa bersikap lebih baik." tulis Wang JiaLe.
Tak sampai di situ saja, Wang JiaLe juga menyuruh gebetannya untuk membagikan pesan tersebut ke sosial media.
Melalui pesan itu, ia berharap banyak orang paham tentang dampak buruk pelecehan verbal.
Wang JiaLe pun menyuruh gebetannya itu untuk memberitahu teman-temannya bahwa ia telah meninggal.
Keluarga JiaLe kemudian berusaha menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi padanya saat ia masih di sekolah.
Beberapa saksi di sekolah menyebutkan bahwa mereka sempat melihat JiaLe berlari naik turun tangga di gedung mereka, beberapa bahkan mengatakan JiaLe menangis.
Namun, ada juga yang mengatakan bahwa JiaLe dimarahi oleh gurunya.
Sekolah juga menolak untuk mengungkapkan bukti-bukti, termasuk rekaman CCTV yang mungkin menunjukkan waktu dimana JiaLe menangis di sekolah.
Menurut China Press, tidak hanya sekolah yang menghindari masalah ini, tetapi kementerian pendidikan juga tidak bisa dihubungi.
Teman sekelas JiaLe menyebutkan bahwa JiaLe sering bertengkar dengan guru di kelas, tetapi ia tidak pernah berbicara tentang mengakhiri hidupnya.
Teman JiaLe itu juga mengungkapkan bahwa ia juga sempat memberi tahu ibunya kalau ia tidak ingin belajar di kelas. (TribunStyle.com/Tiara Susma)