Viral Hari Ini
Viral Pasangan Menikah dengan Mas Kawin Berupa Padi yang Terinspirasi Adat Sunda, Ini Maknanya
Berita viral hari ini - Mas kawin pernikahan padi yang terinspirasi dari adat Sunda, miliki makna dan doa yang baik bagi pasangan yang menikah.
Penulis: Dhimas Yanuar Nur Rochmat
Editor: Amirul Muttaqin
Berita viral hari ini - Mas kawin pernikahan padi yang terinspirasi dari adat Sunda, miliki makna dan doa yang baik bagi pasangan yang menikah.
TRIBUNSTYLE.COM - Mahar atau mas kawin dalam pernikahan sering diberikan dari mempelai kepada mempelai wanita.
Mas kawin biasanya berupa seperangkat alat shalat, emas, atau perhiasan yang terkadang memiliki harga yang sangat mahal.
Namun juga sering terdengar di beberapa bagian di Indonesia yang menggunakan mas kawin unik, dari alat komputer dan bahkan sandal jepit.
Senada dengan keunikan tersebut namun lebih menyentuh kebudayaan pasangan pengantin ini menyisipkan budaya Sunda pada seserahan mas kawinnya.
• Anak Tercebur ke Dalam Sumur 14 Meter, Ayah Reflek Ceburkan Diri Demi Selamatkan Buah Hati, Ibu Syok
• Tak Mau Diganggu Anak Kembarnya Saat Kerja, Pasutri Tega Kurung Keduanya di Papan Kayu Mirip Kandang
Mas kawin yang dihadirkan dalam prosesi pernikahan Siti Wulan Rosdiani Nurfalah dan Bambang Haryanto ini bisa dibilang tidak biasa.
Pernikahan keduanya digelar di Kampung Sukadaya, Desa Sukasari, Kecamatan Dawuan, Kabupaten Subang, Jumat (1/11/2019), lapor Kompas.com pada (2/11/2019).
Dalam akad nikah tersebut, mempelai pria mempersembahkan 99 kampil (kantung) padi untuk mempelai perempuan.
Mempelai wanita tersebut adalah keponakan anggota DPR RI Dedi Mulyadi.
Mantan bupati Purwakarta dua periode itulah sosok yang memberikan ide kepada Wulan dan Bambang agar maskawin yang dipersembahkan berupa padi.
"Maskawin pare (padi) maksudnya supaya yang kawin beranak pinak."
• Viral Suami Gadaikan Istri Rp 250 Juta Selama 1 Tahun, Hingga Berujung Pembunuhan Salah Sasaran
• VIRAL VIDEO Diduga Kawin Lari, 10 Keluarga Istri Grebek & Bakar Rumah Suami, Rumah Dilempari
"Kalau emas kan enggak bisa beranak cucu," kata Dedi saat ditemui seusai akad nikah.
Selain maskawin padi, dalam pernikahan Siti Wulan Rosdiani Nurfalah dan Bambang Haryanto, cinderamata yang diberikan kepada tamu undangan juga unik.
Oleh-oleh tersebut berupa benih tanaman pertanian dengan harapan sepulang dari resepsi, para tamu bisa langsung bercocok tanam di rumah.
Tidak sampai di situ saja, budaya Sunda tradisional cukup kental.
Terlihat dari sisi dekorasi dan makanan yang disajikan untuk para tamu yang datang.
Misalnya, tempat minum untuk para tamu adalah berupa teh yang disajikan dalam teko dengan cangkir kaleng khas Sunda.
Para tamu undangan pun makan duduk di kursi dengan meja yang terbuat dari bahan bambu.

• POPULER Wanita Secantik Barbie Punya Suami yang Terlihat Seperti Ayahnya, Fakta Sebenarnya Terungkap
• POPULER Curhat Wanita Gagal Nikah Setelah 12 Tahun Pacaran, Ini Pesan Menohok untuk Si Orang Ketiga
Di beberapa tempat terdapat hiasan berupa puluhan ikat padi yang digantun di atas bambu.
Makanan untuk tamu undangan juga sebagian besar khas Sunda.
Misalnya, untuk makanan penutup disediakan sorabi. Lalu menu utamanya adalah sate Maranggi.

Keterangan Dedi Mulyadi tentang Budaya Sunda pada Pernikahan
Dedi menjelaskan, kentalnya budaya Sunda yang tersaji dalam pernikahan keponakannya merupakan sebuah perwujudan budaya asli Indonesia yang terbilang murni.
Ia mengatakan budaya ini tidak tercampur dengan budaya barat ataupun Arab yang saat ini sudah menjadi bagian dari masyarakat Indonesia.
"Hari ini ada kesadaran untuk kembali ke budaya kita."
"Makanya saya memberikan sintesa budaya Sunda kepada pengantin," kata Dedi.
"Hari ini kita digempur oleh budaya Arab, tapi kita juga mengadaptasi budaya barat."
• Remaja Ini Simpan Bayi yang Baru Ia Lahirkan di Lemari, Sumpal Mulut Agar Tak Diketahui Pacar
• Viral Gagal Bawa Kabur Motor, Pria Beristri 3 Dikeroyok Warga, Nekat Curi untuk Sumbangan Nikah
"Kalau ada yang bilang dirinya nasionalis, ternyata gayanya kapitalis kebarat-baratan."
"Saat ini yang bertarung sebenarnya adalah budaya barat melawan budaya arab," lanjut dia.
Anak Dedi menambahkan, ketika budaya Arab dan barat berebut tempat dalam sendi kehidupan masyarakat, maka budaya asli Indonesia justru tergerus.
"Problem Indonesia dari dulu, sejak lama kita meninggalkan diri kita sendiri."
"Padahal kalau dari dulu kita menekuni, melakoni, dan menggunakan nilai peradaban kita, tidak akan ada berbagai problem di masyarakat," tandasnya. (Tribunstyle/Dhimas Yanuar).