Kekasih Alizee Thevenet, James Middleton Ungkap Hadiri Sesi Terapi Depresi dengan Kate Middleton

James Middleton, adik bungsu Kate Middleton mengumumkan pertunangannya pada minggu lalu.

Saudara ipar Pangeran William ini mengaku menjalani perawatannya melawan depresi.

Simak penjelasan dibawah ini.

TRIBUNSTYLE.COM - James Middleton berterima kasih atas dukungan keluarganya.

Adik Kate Middleton, yang baru-baru ini mengumumkan pertunangannya dengan analis keuangan Prancis Alizee Thevenet, terus membuka diri tentang pertempurannya dengan depresi.

Sekaligus peran yang dimainkan keluarganya dalam pemulihannya.

Dalam sebuah wawancara dengan The Telegraph, James Middleton (32), mengatakan dia "tidak bisa melakukan apa pun" sebelum dia mulai mencari perawatan sedikit lebih dari setahun yang lalu.

"Aku tidak bisa tidur, aku tidak bisa membaca buku, aku tidak bisa menonton film, aku tidak bisa makan," kenangnya saat ia mencatat bahwa dia juga merasa sulit untuk berbicara dengan keluarganya.

"Faktanya adalah, tidak peduli apa pengalaman seseorang, anggota keluarga Anda adalah orang yang paling sulit (untuk diajak bicara).

• Profil Lengkap Alizee Thevenet Tunangan James Middleton, Ipar Kate Middleton yang Lancar Tiga Bahasa

• Adik Bungsu Kate Middleton, James Middleton Bertunangan dengan Kekasihnya Alizee Thevenet

Anda juga memiliki cara yang sangat berbeda dalam berinteraksi dengan keluarga Anda daripada yang Anda lakukan dengan teman-teman Anda," katanya.

"Saya anak bungsu, jadi saya pikir itu normal.

Dan mereka sangat tertarik pada Anda sehingga mereka bisa melihat apa yang orang lain tidak bisa."

Dikutip dari laman people, setelah mengunjungi rumah sakit jiwa psikiatrik untuk konsultasi, James Middleton menghabiskan hampir satu tahun dalam terapi perilaku kognitif.

Kadang-kadang ia juga menghadiri sesi dengan keluarganya, termasuk Duchess of Cambridge.

“Itu sangat penting karena itu membantu mereka memahami saya dan bagaimana pikiran saya bekerja.

Dan saya pikir cara terapi membantu saya adalah bahwa saya tidak perlu keluarga saya untuk mengatakan, 'Apa yang bisa kita lakukan?'

Satu-satunya hal yang bisa mereka lakukan adalah datang ke beberapa sesi terapi untuk mulai mengerti,”

Sementara James Middleton melanjutkan untuk menambahkan bahwa ia "sadar bahwa saya belum menyingkirkan" depresinya.

Dia "sangat senang saya menjalaninya, karena siapa saya di sisi lain."

“Itu adalah tempat yang gelap dan menyedihkan, tetapi kenyataannya ada harapan pada akhirnya.

Ini membutuhkan usaha dan energi, tetapi sisi lain adalah rumput bisa lebih hijau dari sebelumnya," tambahnya.

“Bagi saya, sekarang, ada perasaan bahwa saya bisa melakukan apa saja, dengan cara sebaik mungkin.

Tidak dengan cara (agresif). Karena jika saya dapat berbicara tentang kesehatan mental saya dan hal-hal yang saya sukai dan cara saya benar-benar merasa... yah, saya tidak berpura-pura menjadi siapa pun. Inilah saya."

Dalam sebuah op-ed untuk Daily Mail yang diterbitkan awal tahun ini, James Middleton pertama kali membuka pertarungannya dengan depresi.

Menceritakan kembali saat-saat tergelapnya sebelum mencari perawatan sedikit lebih dari setahun yang lalu.

Dia juga memuji anjingnya dengan memberikan dukungan emosional.

“Saya juga mengenali peran yang dimainkan anjing saya, Ella, Inca, Luna, Zulu dan Mabel dalam pemulihan saya,” tulisnya.

“Ella, khususnya, telah menjadi teman tetap saya selama sepuluh tahun dan dia telah bersama saya untuk semua sesi terapi saya.

Dengan caranya sendiri, dia membuat saya terus maju,” lanjutnya.

"Sebagai hasilnya, Ella dan aku sekarang menjadi sukarelawan dengan amal Hewan dan Ella adalah anjing terapi yang lengkap untuk PAT."

James Middleton kemudian mengungkapkan alasannya untuk berbicara tentang pengalamannya untuk membantu mengubah stigma yang terkait dengan penyakit mental.

Selain itu, James Middleton merasa harus mengikuti jejak saudara perempuannya Kate Middleton.

Saudara ipar Pangeran William dan Pangeran Harry, yang telah menjadi pendukung kuat untuk kesehatan mental.

"Mereka percaya kita hanya bisa mengatasi stigma yang terkait dengan penyakit mental jika kita memiliki keberanian untuk mengubah percakapan nasional, untuk mengeluarkan asosiasi negatifnya." (Tribunstyle.com/Anggia)