Tagar #RespekUntukDandimKendari jadi Trending Twitter, Kolonel HS Banjir Support Menyentuh Warganet
Dandim Kendari berinisial HS dicopot dari jabatannya setelah sang istri buat postingan nyinyir tentang Wiranto. Warganet berikan support bagi HS.
Penulis: Febriana Nur Insani
Editor: Delta Lidina Putri
Dandim Kendari berinisial HS baru saja dicopot dari jabatannya karena postingan nyinyir istrinya terhadap Wiranto.
Tagar #RespekUntukDandimKendari bahkan menjadi Trending Topic Twitter
Seperti apa dukungan warganet untuk Kolonel HS ?
TRIBUNSTYLE.COM - Baru-baru ini publik dibuat heboh dengan unggahan nyinyir istri Dandim Kendari soal penusukan yang dialami Menkopolhukam Wiranto.
Buntut unggahan tersebut adalah dicopotnya Kolonel HS dari jabatan Dandim Kendari.
Karena harus menanggung kesalahan istrinya, warganet pun ramai-ramai memberikan support bagi Kolonel HS.
• POPULER Teman Sekolah Irma Zulkifli Nasution Ungkap Masa Lalu Istri Dandim Kendari: Dulu Memesona

Bahkan pada Minggu (13/10/2019), Tagar #RespekUntukDandimKendari menjadi Trending Topic di Twitter.
Banyak warganet yang melontarkan kalimat kagum kepada kolonel HS.
"Ini baru laki laki!...membela harkat & martabat sang istri walau harus kehilangan jabatan..," tulis @abizia_
"Sang Perwira Sejati, Rakyat Indonesia Bersamamu...," ujar @AjibReborn
• Baru 55 Hari Jadi Dandim, Begini Perasaan Kolonel Hendi Gelar Dicopot Gegara Istri Nyinyiri Wiranto
"Beliau bukan hanya seorang yang berjiwa kesatria, tapi juga seorang suami yang luar biasa. Beliau layak jadi teladan," ucap @jhonkosmik
"Salam hormat dari saya kepada pak Dandim Kendari yg dicopot jabatannya. Semoga suatu hari nanti engkau memperoleh rezeki yg berlimpah dari Allah, dan bapak sekeluarga selalu diberikan kesehatan, selalu didalam perlindungan Allah. Aamiin Allahumma Aamiin.," tulis @TehnomileniaL
Kolonel HS juga menjadi sorotan karena ternyata dirinya belum genap 2 bulan menjabat Dandim Kendari.
Pencopotan Kolonel Hendi diungkapkan langsung oleh KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa.

Pencopotan Hendi disampaikan langsung oleh Andika selesai menjenguk Menkopolhukam Wiranto di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, Jumat (11/10/2019).
"Kepada suami individu ini telah memenuhi unsur pelanggaran terhadap UU No 25 Tahun 2014 tentang Hukum Disiplin Militer," ungkap Andika
• Viral Istri TNI AU Buat Fitnah Penusukan Wiranto, Nasib Suami Dipertaruhkan, Susul Dandim Kendari?
"Kepadanya telah saya perintahkan melepas jabatannya sebagai konsekuensi serta 14 hari penahanan ringan," imbuh Andika.
Sementara untuk istri pengunggah postingan di media sosial yang dimaksud, Andika mengatakan pihak TNI AD akan membawanya ke ranah peradilan umum.
“Karena postingan keduanya telah melanggar UU No 19 Tahun 2016 tentang UU ITE dan telah kami dorong ke ranah peradilan umum,” kata Andika. (TribunStyle.com/Febriana)

Baru 55 Hari Jadi Dandim, Begini Perasaan Kolonel Hendi Gelar Dicopot Gegara Istri Nyinyiri Wiranto
Baru 55 hari jadi Dandim Kendari, begini perasaan Kolonel Hendi Suhendi saat gelar dicopot gegara istri nyinyir penusukan Wiranto.
Baru-baru ini salah seorang Dandim Kendari dicopot jabatannya akibat ulah sang istri.
Ya, Komandan Kodim 1417/Kendari Kolonel Kav Hendi Suhendi resmi dicopot pada Sabtu (12/10/2019).
• Viral Istri TNI AU Buat Fitnah Penusukan Wiranto, Nasib Suami Dipertaruhkan, Susul Dandim Kendari?

Rupanya, ini merupakan buntut panjang sang istri yang telah dilaporkan TNI karena postingannya di media sosial.
IPDL yang menggunakan akun Facebook Irma Zulkifli Nasution itu dianggap nyinyir terhadap peristiwa penusukan Menko Polhukam Wiranto pada Kamis (10/10/2019) di Pandeglang, Banten.
Diberitakan Kompas.com, Irma Zulkifli Nasution itu merupakan istri dari Komandan Distrik Militer Kendari Kolonel HS.
Irma Zulkifli Nasution dianggap melanggar hukum hingga sang suami pun terkena imbasnya.
Kolonel HS harus terima dicopot dari jabatannya dan mendapat hukuman penahanan selama 14 hari.
"(IPDL) melakukan postingan yang kami duga melanggar UU No 19 Tahun 2016 tentang ITE, maka akan kami dorong prosesnya ke peradilan umum," ujar kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa dalam konferensi pers di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Jumat (11/10/2019).
Seusai acara pencopotan jabatannya itu, Kolonel Hendi menyampaikan bahwa dia menerima apa pun keputusan pimpinan yang telah dikeluarkan terhadapnya.
Bahkan Hendi siap menjalankan hukuman yang dijatuhkan kepadanya.
"Saya terima, jadikan pelajaran, saya terima salah. Apa pun keputusan dari pimpinan saya terima, dan memang itu mungkin pelajaran bagi kita semua," kata Hendi.
"Ambil hikmah buat kita semua.''
Kolonel Hendi Suhendi mengaku ikhlas menerima keputusan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa yang memberhentikan dirinya dari jabatan Dandim 1417 Kendari.
"Saya prajurit yang setia dan hormat keputusan pimpinan. Saya dan keluarga ikhlas menerima keputusan komandan," kata Hendi Suhendi didampingi istri di Kendari.

Hendi Suhendi yang pernah bertugas sebagai atase darat pada KBRI di Moskow, Rusia pun siap menjalankan keputusan institusi.
"Sekali lagi saya mau katakan bahwa saya prajurit setia dan kesatria yang dididik bertanggungjawab dan patuh pada perintah komando," ujarnya.
Sementara itu, Danrem 143/Ho Kendari Kolonel Inf Yustinus Nono Yulianto mengatakan, mantan Dandim 1417 Kendari itu baru menjabat selama 55 hari.
Hendi dikenai hukuman disiplin militer karena melanggar saptamarga di tubuh TNI sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2014 Pasal 8 a dan Pasal 9.
"Seorang prajurit tidak taat terhadap pimpinan dan melanggar Sapta Marga dan Sumpah Prajurit. Jadi ketika prajurit melanggar semua itu, konsekuensi harus diterima," kata Yustinus.
Selanjutnya, menurut Yulistinus, mantan Dandim Kendari tersebut akan menjalani hukuman disiplin militer selama 14 hari ke depan, yaitu penahanan ringan.
Penahanan tehitung mulai hari ini. Kolonel Hendi akan diserahkan ke Denpom Kendari untuk menjalani hukuman militernya.
"Mari kita bijak bermedia sosial," pungkas Yustinus.
• Viral Cuitan di Twitter Intel yang Nyamar Jadi tukang Bakso lalu Keterusan, Ternyata Ini Faktanya
Sosok Irma Zulkifli Nasution yang karena ulahnya mampu membuat jabatan Kolonel Hendi Suhendi dicopot

Penulis Birgaldo Sinaga rupanya merupakan teman sekolah Irma Zulkifli Nasution saat SMA.
Berdasarkan tulisan di Facebooknya, Birgaldo Sinaga mengaku mereka adalah teman satu angkatan di SMA 3 Medan.
Ketika Birgaldo Sinaga ingin memastikan itu temannya atau bukan dengan mengecek akun Facebook Irma Zulkifli Nasution, akun tersebut diketahui sudah tidak ada.
Mengenang kembali semasa SMA, Irma Zulkifli Nasution dan Birgaldo Sinaga rupanya tidak satu kelas.
Namun, kelas mereka bertetangga.
Berbeda dari yang sekarang,Birlado Sinaga menyebut jika Irma Zulkifli Nasution saat remaja dikenal sebagai sosok yang menjaga tutur kata.
Irma Zulkifli Nasution lebih sering menjadi pendengar dan pribadinya ramah.
Saat SMA, Irma Zulkifli Nasution dikenal sebagai gadis yang memiliki paras nan ayu rupawan.
Bisa dibilang, Irma Zulkifli Nasution adalah salah satu primadona SMA 3 Medan.
Selain parasnya cantik, Irma Zulkifli Nasution memiliki segudang bakat lainnya seberti bermusik.
Suaranya akan terdengar merdu bila bernyanyi.
Birgaldo mengaku terakhir bertemu dengan Irma Zulkifli Nasution ketika reuni akbar pada sembilan tahun yang lalu.
Berikut tulisan lengkap Birgaldo Sinaga yang dibuat di Facebook pada Sabtu (12/10/2019) dini hari.

IRMA NASUTION
Ketika berita seorang istri perwira bernama Irma Zulkifli Nasution viral, saya sempat terpikir apakah dia teman seangkatan SMA saya?
Saya mencoba masuk ke akun fesbuknya. Ternyata sudah ditutup.
Tadi malam kecurigaan saya itu terkonfirmasi dengan informasi dari teman seangkatan saya. Memang benar Irma Zulkifli Nasution adalah Irma Nasution anak alumni SMA 3 Medan angkatan 1990.
Alamakkk...mati anak ayam. Rasanya tidak percaya. Bagaimana mungkin Irma sosok anak yang gaul dan menjadi bintang waktu SMA bisa menulis status seperti itu?
Saya mencoba mengingat kapan terakhir bertemu dengannya.
Uppss. Tahun 2010. Waktu itu kami mengadakan Reuni Akbar Alumni Smantig Medan.
Saya hadir waktu itu. Irma juga hadir. Irma jurusan Biologi. Saya jurusan Fisika. Tapi waktu kelas 1 SMA, kelas kami bertetanggaan. Pacarnya kala itu ya teman sekelas saya. Hehehe.
Irma dikenal sebagai sosok yang ramah. Ia termasuk kembangnya angkatan stambuk kami. Maklum disamping cantik, ia juga pintar bernyanyi. Suaranya merdu.
Waktu acara reuni itu Irma kami dapuk sebagai penyanyi utama di panggung. Ia memimpin angkatan kami tampil menghibur tamu. Penampilannya waktu itu cukup modis. Dress code putih abu-abu dipadunya dengan rompi.
Ada 3 lagu yang kami nyanyikan. Lagu Chrisye, Kuburan Band dan Situmorang. Irma menguasai banyak lagu. Memang dia jago bernyanyi.
Usai reuni, saya tidak pernah ketemu lagi dengannya. Saya hanya dapat kabar karir suaminya semakin menanjak.
9 tahun kemudian, tepatnya hari ini saya dapat kabar tentang Irma. Bukan kabar baik. Tapi kabar buruk. Suaminya Dandim Kendari Kol Kav Hendi Suhendi dicopot dari jabatannya gegara postingan nyinyir istrinya. Sialnya Irma juga bakal berhadapan dengan hukum UU ITE. Postingannya membawa Irma dan suaminya ke masalah besar.
Apa yang terjadi?
People change. Orang berubah. Tidak ada yang statis di dunia ini.
Benda mati seperti pakaian misalnya akan berubah warnanya seiring waktu. Jika sering terkena panas akan cepat pudar warnanya
Manusia juga bisa berubah karakternya atau pikirannya. Jika terpapar lingkungan negativ maka kemungkinan besar pikiran negativ akan menguasai cara berpikirnya.
Itu sebabnya kata orang bijak, jauhi teman yang membawa ke dalam pikiran negativ. Orang pemalas. Orang pemabuk. Orang penjudi. Orang penipu. Orang radikal. Pokoknya yang aneh2 kudu dijauhi.
Dulu Irma kami kenal sosok yang jika bertutur kata2nya selalu terjaga. Ia lebih banyak mendengar dan tersenyum. Ia bisa membawa diri sebagai istri perwira. Tampilannya juga modis dan terbuka pada siapa saja.
Entah mengapa, Irma yang dulu saya kenal telah berubah. Berubah cara pikirnya menyikapi dinamika sosial politik. Padahal aturan baku disiplin militer sebagai istri perwira itu mengikatnya tidak boleh beropini sembarangan.
9 tahun lalu, kami merasakan aura ledakan rindu yang membuncah. Rindu akan masa-masa muda dulu yang sulit dilupakan.
Masa-masa yang paling indah saat sekumpulan anak anak remaja bersekolah. Bermain. Jatuh cinta pertama. Bahkan putus cinta.
Di atas panggung itu saya melihat semua melompat meski tak seirama. Ada gerakan tortor yang suka-suka. Ada joged yang amburadul berpadu dengan teriakan SITUMORANG yang membahana.
"Situmooorang..Situmooranggg..Situmooranggg..ala situ ala rudeee...."
Semuanya kami larut dalam kegembiraan yang sekian lama terpenjara oleh bingkai ruang dan waktu. Namanya kesibukan.
Kami benar-benar gila hingga para penonton terlihat senyum-senyum melihat kami seperti anak kecil mendapat boneka.
Melompat lompat, berjingkrak-jingkrak, berteriak bersorak memekikkan YESSS. Kegembiraan yang tersumbat 17 tahun lebih itu menjadi badai.
Badai yang menyapu panggung reuni tanpa rekayasa tanpa aturan. Semua bergerak sesuai hati dan perasaannya. Yang penting hepi, yang penting muda kembali.
Ahhh teman...saya lebih senang kamu menyenandungkan lagu Situmorang seperti waktu reuni kita dulu. Suaramu merdu. Gayamu gak kalah sama Yuni Shara.
Sayang sekali berita tentangmu berakhir duka. Bukan karena sifat aslimu yang kami kenal dulu baik, ramah dan hangat. Mungkin karena pergaulanmu kini sudah berbeda. Itu mempengaruhi caramu melihat realitas sosial.
Sebagai teman saya hanya bisa menyampaikan prihatin. Semoga ada hikmah di balik peristiwa ini. Setidaknya kini kamu tahu semakin tinggi karir kita, ujian dan cobaan itu akan semakin berat.
Pada akhirnya hidup ini bukan tentang apa yang ingin kita raih. Tapi tentang apa yang ingin kita bagikan.
Jika kebaikan yang kita bagi, kebaikanlah yang kita raih. Jika kata baik yang kita bagi, kata baik juga yang kita terima. Jika cinta yang kita bagi, maka cintalah yang kita terima.
Salam perjuangan penuh cinta
Birgaldo Sinaga (TribunStyle.com/Sulastri)