Berita Populer
POPULER 6 Fakta Abu Rara, Pelaku Penusukan Wiranto, Pernah Jadi Korban Penggusuran Proyek Jalan Tol
Pelaku penusukan Wiranto, Abu Rara dikenal sebagai orang yang pintar dan cerdas. Terungkap fakta lain tentang sosok Abu Rara.
Penulis: Bahtiar Tri Wibawa
Editor: Suli Hanna
Abu Rara alias SA merupakan pelaku penusukan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto.
Siapakah sosok Abu Rara alias SA yang membuat kegemparan ini?
Berikut 6 fakta tentang sosok Abu Rara pelaku penusukan Wiranto.
TRIBUNSTYLE.COM - Kabar mengejutkan datang dari Menkopolhukam Wiranto.
Wiranto diserang orang yang tak dikenal saat hendak turun dari mobil di Alun-alun Menes, Pandeglang, Banten pada Kamis (10/10/2019).
Belakangan diketahui sosok pria yang menyerang Wiranto bernama Abu Rara (51) alias SA.
Berpura-pura hendak berjabat tangan dengan Wiranto seperti kebanyakan warga.
• Tragedi Wiranto Ditusuk, Raffi Ahmad, Syahrini, Al Ghazali Pilih Dikawal Bodyguard, Ada yang Trauma
Abu Rara mengayunkan sebuah Kunai atau pisau ninja ke arah perut Wiranto.
Tak hanya Wiranto, Kapolsek Menes, Kompol Daryanto juga menjadi korban saat mencoba melindungi Wiranto dari serangan Abu Rara.
Tak disangka, seorang perempuan bercadar menyerang punggung Kapolsek Daryanto.
Diketahui perempuan berinisial FD itu merupakan istri Abu Rara.
Semuanya berlangsung cepat, dan Wiranto pun tersungkur di jalan.
Korban lain yang terluka adalah ajudan Wiranto dan Fuad Syauki, tokoh masyarakat setempat.
Wiranto yang mengalami luka di perut segera dilarikan ke rumah sakit.
Sementara dua pelaku sudah ditangkap polisi.
Beberapa fakta tentang pelaku penusukan Wiranto terungkap.
Berikut fakta-fakta Abu Rara dan istrinya yang nekad menusuk pejabat negara, Wiranto.
1. Pelaku adalah sosok yang cerdas
Pelaku Abu Rara atau SA kelahiran Medan tahun 1968.
Dikenal cerdas dan pintar, Abu Rara menyelesaikan kuliahnya di fakultas hukum di salah satu unversitas ternama di Sumatra Utara.
Kala itu Abu Rara dan keluarganya tinggal di jalan Alfakah, Kelurahan Tanjung Mulia, Hilir, Kecamatan Deli.
2. Menikah dua kali dan pernah gunakan narkoba
Saat usianya 27 tahun, SA menikah dengan istrinya yang pertama yakni Netty pada tahun 1995.
Sayangnya pernikahan tersebut hanya bertahan 3 tahun.
Lantas mereka bercerai.
Hal tersebut membuat SA frustasi dan mengkonsumsi narkoba jenis pil kurtak.
Dia juga sering ikut judi togel.
"Sampai hitam keningnya disundutnya dengan api rokok setelah makan 12 butir kurtak.
Itu di depanku," cerita Alex (39), sahabat SA di Medan.
3. Berangkat ke Malaysia dan menjadi sosok religius
Setelah bercerai dengan istri pertama, SA berangkat ke Malaysia.
Sang sahabat, Alex saat itu mengetahui bahwa teman baiknya hanya berlibur ke Malaysia.
Lima bulan di Negeri Jiran, SA kembali dengan penampilan yang berbeda seperti menggunakan peci dan lebih agamis.
• Wiranto Diserang, Krisdayanti Kaget, Sudah 9 Tahun Eks Anang Hermansyah Pakai Pengawal Pribadi
SA disebut juga rajin ke musala untuk mengisi pengajian.
Namun SA menarik diri karena ceramah yang disampaikan tidak disukai warga.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya SA membuka depot air hingga rental PlayStation.
Namun semua bisnisnya gagal.
Ia pun bekerja serabutan.
4. Ditahan karena bawa kabur gadis
Sekitar tahun 2000-an, SA menikah untuk kedua kali dengan Yuni dan dikaruniai dua anak perempuan.
Namun pernikahan tersebut tidak disetujui oleh orangtua Yuni.
SA dilaporkan polisi karena membawa anak gadis orang.
SA dipenjara selams tiga bulan dan Yuni diambil paksa oleh orangtuanya.
Pada saat itu anak kedua SA baru berumur 10 tahun.
"Orangtua Yuni kan tak setuju dengan hubungan mereka.
Keluarga Yuni berontak.
Diambil lah Yuni sama orangtuanya, dikasuskan dia sama orangtuanya karena melarikan orang. Dipolisikan," kata Alex.
5. Berniat pergi ke Suriah, dan diduga terpapar radikalisme ISIS
Dua sahabat karib tersebut kembali bertemu pada tahun 2013.
Kepada Alex, SA bercerita tentang proyek di Sulawesi Selatan yang gagal.
Padahal, SA berencana keuntungan proyek akan digunakan untuk berangkat ke Suriah.
"Kalau itu jadi, nanti akan digunakannya untuk pergi ke Suriah.
Kalau saya, jihad itu ya untuk keluarga," kata Alex menirukan omongan sahabatnya.
Kepada Kompas.com, Kamis (10/10/2019) Alex bercerita terakhir kali bertemu dengan SA dan keluarganya pada tahun 2015.
"Sampai akhirnya dia meninggalkan rumah itu.
Tak tahu kemana.
Sampai akhirnya sekarang.
Tak tahu aku sampe segini.
Berarti tekat dia sudah bulat. Gemblung," katanya.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo menyampaikan pelaku penusukan Wiranto diduga tepapar paham radikalisme.
Menurut Dedi, motif penusukan adalah terpapar radikalisme ISIS yang menjadikan pejabat publik dan polisi sebagai sasaran.
"Ya kalau misalnya terpapar radikal ya pelaku pasti menyerang pejabat publik, utamanya aparat kepolisian yang dianggap thaghut karena kita lakukan penegakan hukum terhadap kelompok seperti itu," kata Dedi dalam jumpa pers di Mabes Polri, Kamis (10/10/2019).
6. Korban penggusuran proyek jalan tol
SA sempat kembali dan tinggal di Jalan Alfakah, Kelurahan Tanjung Mulia, Hilir, Kecamatan Medan Deli pada tahun 2015 lalu selama dua bulan.
Ia tinggal dengan istrinya yang bercadar bersama dua anak perempuan dan dua anak lelaki.
Dua tahun lalu, rumah tersebut digusur untuk pembangunan jalan tol Tanjung Mulia-Helvetia.
"Itu lah sejak digusur ya pergi mereka semua.
Tak tahu lah kemana.
Katanya ke Jawa.
Sekarang ya kek gitu lah bekas rumahnya," kata Silfi, tetangga SA di Medan.
Saat ini lokasi bekas rumah SA hanya tersisa rumput dan pohon jambu. (TribunStyle.com)