Breaking News:

8 Kebiasaan Toxic yang Mencuri Kebahagiaanmu Hari demi Hari, Termasuk Terlalu Memikirkan Kata Orang

Bukan kemiskinan atau tak ada hiburan, sebenarnya kebiasaan beracunlah (toxic habit) yang mencuri kebahagian kita dari hari ke hari.

Shutterstock.com
8 Kebiasaan Toxic yang Mencuri Kebahagiaanmu Hari demi Hari, Termasuk Terlalu Memikirkan Kata Orang Lain 

TRIBUNSTYLE.COM - Kekurangan uang atau hiburan tidak membuat hidup kita tidak bahagia. 

Sebenarnya kebiasaan beracunlah (toxic habit) yang mencuri kebahagian kita dari hari ke hari. 

Kebiasaan-kebiasaan ini membuat perasaan kita tidak tenang, terus dalam kecemasan. 

Untuk itu, sudah saatnya kita tahu apa saja kebiasaan buruk yang tak kita sadari menghancurkan kehidupan kita.

Dilansir tribunstyle.com dari brightside.me, berikut 8 kebiasaan buruk yang perlu kita hindari agar hidup kita lebih bahagia:

1. Mengabaikan perasaan sendiri

© ivantroyanovsky / Instagram
© ivantroyanovsky / Instagram ()

Kita sering diberitahu bahwa kita tidak boleh menunjukkan emosi yang tidak menyenangkan.

Kebiasaan ini biasanya dimulai pada masa kanak-kanak, kita mendengar hal-hal seperti, "Jangan menangis" atau "Jangan sedih."

Sedikit demi sedikit, kita belajar bagaimana menyembunyikan emosi negatif kita.

Padahal perilaku ini bisa memberi dampak jauh lebih buruk.

2. Melarang diri melakukan kesalahan

Dewasa ini, kita dituntut untuk hidup sempurna tanpa kesalahan layaknya di CV.

Hal ini membuat kita mengindari melakukan hal-hal yang bisa membuat kita terjatuh.

Walhasil, kita akan memiliki kecemasan lebih tinggi, bahkan berdampak pada gangguan pencernaan hingga masalah kesehatan lain.

Untuk hal ini kita harus mengganti cara pandang kita tentang kegagalan.

Kita hanya perlu berdamai dan mengingat kata-kata Thomas Edison "Saya bukan gagal 10.000 kali, saya hanya berhasil menemukan 10.000 cara lain yang tidak berhasil."

3. Memilih jadi korban

© Office Space / 20th Century Fox
© Office Space / 20th Century Fox ()

Kita kerap kali menjadikan orang lain atau situasi lain sebagai penyebab kegagalan yang kita alami.

Semisal terlambat bekerja, ada sebagian orang yang menyalahkan kemacetan.

Namun saat kita berdamai dengan hal tersebut, maka kita akan lebih bertanggungjawab dengan keterlambatan kita.

Kita kemudian akan mencoba mengubah pola bangun tidur lebih awal, meminta atasan untuk mengganti jadwal kita, atau bahkan ikut serta dalam latihan senam di dekat kantor agar lebih termotifasi.

Cobalah melihat situasi dari sisi ini, maka semua akan berubah sedikit demi sedikit.

4. Menyimpan dendam

Pertama, dendam dapat memiliki efek kesehatan negatif - mulai dari depresi ringan hingga kesengsaraan kardiovaskular akut.

Dan agak sulit untuk bahagia ketika kita mengalami depresi atau menderita masalah jantung.

Kedua, kita harus faham jika ada masalah yang lebih dalam jika kamu merasa dendam.

Ini bisa dipicu oleh rasa percaya diri yang kurang atau merasa kurang nyaman dengan hal tersebut.

Semisal, jika seseorang mengatakan kita bodoh, padahal kenyataannya tidak, maka kamu tak perlu memilikirkan hal tersebut.

Ketiga, kita hanya menyakiti diri sendiri.

Kita ingat situasi negatif, terus-menerus mengulanginya di pikiran, dan merasa marah atau tidak berdaya lagi dan lagi.

Kita membuang waktu dan energi yang berharga untuk sesuatu yang tidak dapat kita ubah.

5. Merasa sebagai pembaca pikiran atau mengetahui segala sesuatu

© Depositphotos.com   © Depositphotos.com
© Depositphotos.com © Depositphotos.com ()

Kecuali kita seorang vampir, putri duyung, atau manusia yang rendah hati dan berbakat menebak masa depan, kita tidak akan pernah benar-benar tahu apa yang dipikirkan orang lain.

Namun, pikiran seperti, "Saya terlihat sangat bodoh di mata mereka," atau "Mereka mungkin berpikir saya sangat membosankan," masukkan kepala kita setiap hari.

Berikut ini beberapa saran sederhana untuk situasi seperti ini: jangan memilih untuk mempermalukan diri sendiri, tetapi sebaliknya, percayalah bahwa orang-orang berpikir yang terbaik dari kita.

Perspektif ini akan meningkatkan kepercayaan diri dan membantu kita berkomunikasi secara terbuka.

Kita juga akan melihat bahwa lebih mudah untuk meminta bantuan ketika kita tidak membuat asumsi apa pun.

6. Fokus pada kesuksesan orang lain.

Di era media sosial sangat sulit untuk tidak jatuh ke dalam "perangkap perbandingan."

Pakaian kita tidak se-stylish para gadis di Instagram, kita tidak bepergian sebanyak yang mereka lakukan, dan hubungan kita tidak sebagai sempurna.

Ketidakadaan untuk hal-hal ini dapat dengan mudah membuat kita tidak bahagia.

Untuk hal ini, ada hal-hal yang perlu kita perhatikan:

Pertama-tama, orang-orang hanya memperlihatkan bagian-bagian yang mereka ingin kita lihat.

Tidak ada jaminan bahwa hidup mereka ideal.

Selain itu, ada banyak bukti bahwa kenyataan mereka tidak semerah yang mereka perlihatkan di Facebook atau Instagram.

Dan akhirnya, saat kita terus-menerus sibuk mengikuti kehidupan orang lain, kita mengabaikan hidup kita dan kehilangan waktu yang bisa kita manfaatkan untuk membangun kesuksesan kita sendiri.

Pahamilah hidup kita sendiri.

Coba metode sederhana berikut untuk memulai jalur ini.

Setiap hari kita perlu mengenali dan menuliskan setidaknya 5 hal yang telah kita capai dan banggakan.

Ini akan membantu kita melihat nilai dalam hidup kita dan bergerak maju.

7. Terlalu memikirkan kata orang

© Shutterstock.com
© Shutterstock.com ()

Luangkan waktu sejenak untuk memikirkan seberapa sering kita mencoba membuat kesan "tepat" pada orang lain.

Dan seberapa sering itu membuat diri kita ke kebahagiaan.

Menurut para ahli, orang yang tergantung lebih cenderung merasa cemas dan tertekan dan tidak dapat mempertahankan batas-batas pribadi mereka.

Pikirkan saja, kadang-kadang kita ingin mengesankan orang-orang yang bahkan tidak kita sukai atau untuk membuktikan sesuatu kepada orang-orang yang tidak kita pedulikan.

Mulai sekarang, kita perlu bertanya pada diri sendiri, "Apakah saya baik-baik saja dengan itu atau apakah saya melakukannya demi orang lain?"

Dalam setiap situasi. Kita bahkan dapat menuliskan jawaban untuk membangun diagram "hidupku" vs. "bukan hidupku".

Hasilnya mungkin mengejutkan, tetapi ini akan memotivasi kita untuk terus maju dan lebih mengandalkan diri sendiri.

8. Terlalu memikirkan masa lalu dan masa depan

Kita tidak mengatakan bahwa memikirkan masa lalu atau masa depan membuat kita tidak bahagia, tetapi lebih baik untuk menghindari terjebak di sana.

Memikirkan masa lalu biasanya menunjukkan bahwa ada beberapa masalah yang tidak terselesaikan yang terus memberatkan kita.

Sementara berfokus sepenuhnya pada masa depan berarti kita memiliki masalah dengan kecemasan.

Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa orang yang fokus pada masa kini lebih bahagia dan merasa lebih terhubung dengan orang lain.

Ada latihan sederhana yang dapat membantu kita hidup "sekarang"

Fokus pada mendengarkan. Cobalah perhatikan setiap suara, jauh, dekat, sunyi, atau keras. 

Kemudian beralihlah untuk mengeksplorasi aroma, kuat dan ringan, aroma yang datang dan pergi.

Saksikan awan melayang dan menikmati momennya. 

Cobalah perhatikan sedetail mungkin apa yang sedang terjadi.

Well, jangan lupa bahagia setiap harinya dengan mensyukuri apa yang telah terjadi, dan sedang dijalani. 

(TribunStyle.com / Triroessita)

 

Sumber: TribunStyle.com
Tags:
kebiasaan toxicmengabaikan perasaan sendirimemikirkan kata orang lain
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved