Newsmaker Story
Tuduh Iran di Balik Serangan Fasilitas Minyak di Arab Saudi, Donald Trump Sebut Tak Ingin Berperang
Presiden AS Donald Trump mengatakan tidak ingin berperang dengan siapa pun, termasuk dengan Iran terkait konflik Timur Tengah.
Editor: Agung Budi Santoso
Presiden AS Donald Trump mengatakan tidak ingin berperang dengan siapa pun, termasuk dengan Iran terkait konflik TImur Tengah,
Iran disebut Donald Trump sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam serangan atas fasilitas minyak di Arab Saudi.
Meski mengaku tidak ingin berperang, Donald Trump mengaku siap jika mengadapi serangan.
TRIBUNSTYLE.COM - Presiden AS Donald Trump menyatakan, tampaknya Iran berada di belakang serangan atas fasilitas minyak di Arab Saudi akhir pekan lalu, yang menimbulkan kekhawatiran konflik baru Timur Tengah.
Tapi, Trump menegaskan, ia tidak ingin perang dengan siapa pun.
Ditanya seorang reporter di Gedung Putih, Senin (16/9), apakah Iran berada di balik serangan itu, Trump mengatakan: "Tentu saja, terlihat seperti itu pada saat ini dan kami akan memberi tahu Anda.
Segera setelah kami mengetahui secara pasti, kami akan memberi tahu Anda tetapi memang terlihat seperti itu".
Meski begitu, Trump menambahkan, dia tidak ingin bertindak tergesa-gesa.
• Pamer Dinner Bareng Donald Trump Junior, Cincin Hotman Paris Hutapea Jadi Sorotan
"Kami memiliki banyak opsi tetapi saya tidak melihat opsi saat ini, kami ingin menemukan siapa yang melakukan hal ini.
Kami sedang berurusan dengan Arab Saudi.
Kami sedang berurusan dengan putra mahkota dan tetangga Anda lainnya.
Dan, kita semua membicarakannya bersama. Kami akan melihat apa yang terjadi," katanya seperti dikutip Reuters.
"Saya seseorang yang tidak ingin berperang," tegas Trump.
"Tidak, saya tidak ingin perang dengan siapa pun, tetapi kami lebih siap daripada siapa pun," imbuhnya.
• BERITA TERPOPULER Sosok Alta Lauren Gunawan, Paspampres Presiden Donald Trump, Berdarah Batak Medan
Iran jelas menolak tuduhan AS yang harus disalahkan atas serangan yang merusak fasilitas pemrosesan minyak mentah terbesar dunia di Arab Saudi dan memicu lonjakan terbesar harga minyak mentah dalam beberapa dekade.
Beberapa pejabat di kabinet Trump, termasuk Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dan Menteri Energi Rick Perry, menyalahkan Teheran atas serangan tersebut.
Presiden Iran Hassan Rouhani menyebutkan, serangan itu dilakukan oleh "orang Yaman" sebagai balasan atas serangan koalisi militer yang dipimpin Saudi dalam perang dengan gerakan Houthi Yaman. (Kontan.co.id/ SS. Kurniawan)
Diolah dari artikel Kontan.co.id dengan judul: Trump: Saya tidak ingin perang dengan siapa pun, tapi kami lebih siap dari siapa pun
Trump: Kelihatannya Iran Dalang Serangan Drone ke Pabrik Minyak Saudi, Aramco
Presiden AS Donald Trump menyatakan, nampaknya Iran merupakan dalang serangan drone pabrik minyak Arab Saudi, Aramco, pekan lalu.
Preiden 73 tahun itu menuturkan, dia tidak akan mengambil langkah balasan sebelum mendapatkan "bukti nyata". Tapi, dia bersikeras tidak ingin mencari perang.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyebut Iran berada di balik serangan drone terhadap dua fasilitas pabrik minyak Saudi, Aramco.
Dilansir AFP Senin (16/9/2019), koalisi yang dipimpin Saudi melalui juru bicara Turki al-Maliki menyebut senjata yang digunakan berasal dari Iran.
Senada dengan Maliki, misi AS di PBB juga memberi tahu dewan keamanan bahwa tidak ada bukti serangan drone itu berasal dari Yaman.
Teheran langsung merespons dengan membantah tuduhan itu.
Adapun serangan itu diklaim kelompok pemberontak Yaman, Houthi, yang diperangi Saudi.
Kepada awak media seperti diberitakan Sky News, Trump mengatakan terdapat kemungkinan bahwa Iran dalang serangan drone di Abqaiq dan Khurais.
"Segera setelah kami mengetahuinya, kami akan memberi tahu kalian.
Namun, kelihatannya demikian (Iran dalangnya"," papar presiden dari Partai Republik itu.
Dia melanjutkan tidak ingin terlibat perang dengan negara lain.
Namun, dia menegaskan AS sudah bersiap jika kondisi buruk itu terjadi.
Sementara Pompeo yang disebut Trump bakal bertolak ke Saudi juga menyatakan mempunyai informasi bahwa Iran bertanggung jawab atas serangan itu.
Presiden Iran Hassan Rouhani dalam konferensi pers menyatakan serangan itu adalah respons rakyat Yaman yang terus diperangi selama bertahun-tahun.
Pernyataan Rouhani terjadi setelah kantor berita negara itu, ISNA, melaporkan pasukan Garda Revolusi menggagalkan penyelundupan mesin diesel ke Uni Emirat Arab.
Baik Iran dan Saudi sama-sama berebut pengaruh di Timur Tengah, dan terlibat perang proksi melalui konflik yang terjadi di Yaman sejak 2015.
Aramco menyatakan, serangan itu mebuat mereka kehilangan produksi minyak hingga 5,7 juta barel, dan memmotong lima persen pasokan minyak dunia.
Tidak dijelaskan kapan pabrik yang dikelola pemerintah Saudi itu akan pulih, dengan kabar yang berhembus mengungkap perbaikan bisa berlangsung berbulan-bulan. (Kompas.com/Ardi Priyatno Utomo)
Diolah dari artikel Kompas.com dengan judul: Trump: Kelihatannya Iran Dalang Serangan Drone ke Pabrik Minyak Saudi, Aramco