Jenazah Terbakar di Mobil
Aulia Kesuma Sempat Minta Bantuan Mantan ART untuk Mencari Dukun Guna Menyantet Anak dan Suaminya!
Aulia Kesuma Sempat Minta Bantuan Mantan ART untuk Mencari Dukun Guna Menyantet Anak dan Suaminya!
Penulis: Irsan Yamananda
Editor: Irsan Yamananda
Aulia Kesuma sempat minta bantuan mantan Asisten Rumah Tangga (ART) untuk mencari dukun guna menyantet anak dan suaminya!
Pembunuhan dan pembakaran yang dilakukan oleh Aulia Kesuma pada Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili (54) dan M Adi pradana alias Dana (24) oleh Aulia Kesuma terus mengalami perkembangan baru.
Teranyar, Aulia Kesuma mengaku sempat mendatangi dukun santet untuk membunuh Edi Chandra Purnama dan M Adi pradana.
Berikut ulasan lengkapnya!
TRIBUNSTYLE.COM - Aulia Kesuma berhasil diamankan oleh pihak kepolisian pada hari Minggu 26 Agustus 2019 kemarin.
Di hadapan wartawan, Aulia pun menceritakan kronologi pembunuhan dan pembakaran yang dia lakukan pada Edi Chandra Purnama dan M Adi pradana.
Aulia mengaku sempat memberikan obat tidur pada suami dan anaknya sebelum akhirnya dibunuh.
Selain itu, polisi juga menyebutkan bahwa pembunuhan yang sudah direncanakan sejak bulan Juli 2019 ini awalnya akan dilakukan secara santet dan ditembak.
"Pelaku mencari dukun untuk menyantet biar (suami dan anaknya) meninggal," ungkap Kabid Humas Polda Metro Haya, Kombes Argo Yuwono dalam jumpa pers pada hari Rabu 4 September 2019 seperti yang Tribunstyle kutip dari Kompas TV.
Untuk menyewa jasa sang dukun, polisi menyebutkan bahwa Aulia mengeluarkan uang sebesar Rp 40 juta.
"Untuk biaya ke dukun, untuk menyantet suaminya ini," imbuh Argo.
• Aulia Kesuma Akui Sempat Bersyukur Setelah Bunuh Pupung Sadili & Dana: Akhirnya Lepas dari Utang
• Aulia Kesuma Tega Membunuh serta Bakar Jenazah Pupung Sadili & Dana, Akui Terinspirasi dari Sinetron
• Aulia Kesuma Membakar Jasad Pupung Sadili & M Adi Pradana Ternyata Terinspirasi Adegan Sinetron Ini
Namun, upaya yang dilakukan Aulia ini tidak berhasil.
"Tetapi suaminya gak mempan disantet," jelasnya.
Karena upaya pertama ini gagal, Argo menjelaskan bahwa kemudian pelaku mencari senjata api untuk menghabisi suaminya.
Aulia meminta bantuan mantan Asisten Rumah Tangganya (ART) untuk mencari dukun guna menyantet suami dan anaknya.
Selain itu, dia juga meminta jasa mantan ART tersebut untuk mencarikan senjata api serta pembunuh bayaran.
Hal itu diungkapkan langsung oleh Dir Reskrimsus Polda Metro Jaya, Kombes Suyudi Ario Seto.
"Dia (Aulia) meminta bantuan TN untuk mencarikan orang yang bisa membunuh suami," ujar Ario.
TN lalu mengenalkan suaminya, RD, untuk menyantet korban.
Karena tidak berhasil, Aulia pun melancarkan rencana keduanya, yakni melakukan pembunuhan dengan menembak.
"Dia (Aulia) mencari eksekutor dan menyiapkan senjata, serta dikasih uang Rp 25 juta," pungkasnya.
Terinspirasi Sinetron
Di depan wartawan, Aulia juga mengatakan bahwa pembunuhan keji tersebut ia lakukan berdasarkan inspirasi dari banyak menonton sinetron.
Pengakuan itu disampaikan Aulia dalam wawancara kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (3/9/2019).

Mengutip dari Tribunnews, "Maksudnya lega itu, iya saya sempat mengucapkan alhamdulillah dalam hati."
"Akhirnya, saya lepas dari utang yang benar-benar menghimpit saya, yakni Rp 200 juta per bulan," kata Aulia disambut gelengan kepala penyidik yang mendengar pengakuannya.
Pelaku sendiri mengaku sempat merasa stres dan berencana bunuh diri karena utang yang banyak tersebut.
Namun, dia memberanikan diri untuk meminta suaminya menjual salah satu rumah di kasawan Lebak Bulus.
Aulia berharap uang dari hasil penjualan rumah tersebut, ia bisa melunasi utangnya.
Kendati demikian, korban menolak permintaan Aulia.
Aulia pun merasa sakit hati dan mulai merencanakan pembunuhan pada suami dan anak tirinya.
Dirinya juga berharap rumahnya dapat disita bank setelah menghabisi kedua korban tersebut.
"Saya pikirannya waktu itu simpel (sederhana) saja."
• Aulia Kesuma Tega Membunuh serta Bakar Jenazah Pupung Sadili & Dana, Akui Terinspirasi dari Sinetron
• Aulia Kesuma Membakar Jasad Pupung Sadili & M Adi Pradana Ternyata Terinspirasi Adegan Sinetron Ini
• Aulia Kesuma Sudah Lama Berencana Bunuh Pupung Sadili & Dana, Awalnya Ingin Bakar Korban di Rumah
"Dengan Pak Edi enggak ada (meninggal), Dana enggak ada, rumah itu bisa disita bank dan sisanya (uang) juga enggak banyak," ucapnya.
"Setelah itu, saya bisa hidup damai dengan Rena (anak Edi dan Aulia)," imbuh Aulia.
Aulia mengaku proses menghabisi nyawa kedua pria ini dia lakukan dengan tidak sengaja.
Awalnya, dia hanya ingin membuat kedua korban tak sengaja dibakar dan mengalami luka bakar kecil.
"Perjalanan sesungguhnya itupun kita nggak tahu arah."
"Bukan kita nunjuk 'Oh di sana tempatnya'. Kita tu ... yaa mungkin karena terlalu banyak nonton film sinetron atau bagaimana," ujar AK.
"Kita tadi berpikirnya tidak akan menyangka akan seperti itu, sampai Kelvin jadi kena luka bakar."
"Pengennya kita apinya kecil nyala setelah itu mobilnya didorong ke jurang," lanjut AK.
"Jadi nggak seperti itu. Kelvin bakarnya kan juga di dalam, makanya dia ikut terbakar," ujar Aulia.

Beberapa saat setelah berita tersebut ramai di media sosial, netter langsung menyerbu akun Instagram Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), @kpipusat.
Sebagian besar dari mereka meminta KPI menindak tegas beberapa sinetron yang dianggap kurang mendidik.
Berikut beberapa komentar netter di salah satu postingan terbaru akun @kpipusat.
@aylasarass "AULIA KESUMA MENGAKU BUNUH SUAMI KARENA TERINSPIRASI DARI SINETRON !!!!! SINETRON YAAA!!!! SINETRON!!!! BUKAN YUTUP ATAWA NETPLIKS!!! SINETRON LOOOHHHH.... TAU KAN SINETRON????"
@radenim07 "Tolong sinetron tidak mendidik dibatasi pak"
@remihindarta "hashtag siaran sehat tapi sampe ada yg terinspirasi bunuh suami dan anak tiri dari sinetron"
@afdal_zik "Bapak ibu yg terhormat..apakah acara2 di indonesia tidak bisa disaring dampan dan kontennya? Kenapa sinetron yg tidak mendidik dibiarkan memberikan cerita2 yg tidak mendidik dan mempengaruhi psikologis penonton? Sangat jauh sekali dr unsur hiburan...apakah KPI hanya menyaring sesuai kebutuhan KPI saja? Tidakkah menanyakan kepada masyarakat konten2 apa yg lebih baik? Mohon bijak pak, dari kami penonton yg risih .. mohon didengarkan juga masukan dr kami.."
@asrinirita "Hai @kpipusat ayo gimana pertanggung jawaban kalian? Cartoon kalian takutkan, sinetron kalian biarkan bersliweran di Televisi sampe ada orang yg terinspirasi gara2 dikasih tontonan ga sehat?"
Tanggapan Psikolog
Menanggapi hal ini Kompas.com menghubungi Hening Widyastuti, psikolog asal Solo.
Hening berkata, sinetron dan tayangan di televisi awalnya bertujuan unuk menghibur pemirsa.
Seiring waktu, makin banyak industri pertelevisian dan rumah produksi yang memproduksi sinetron-sinetron.
Sayangnya, sinetron yang edukatif jumlahnya jauh lebih sedikit dibanding sinetron yang kualitasnya kurang mendidik.
"Justru lebih cenderung banyak unsur percintaan, kasmaran, keruwetan rumah tangga, percekcokkan, pembunuhan. Semua ini yang pasti banyak unsur kekerasan, baik verbal maupun fisik," kata Hening kepada Kompas.com, Rabu (4/9/2019).
Hening mengatakan, jenis-jenis tayangan yang mengandung banyak kekerasan, baik verbal dan fisik, inilah yang menimbulkan dampak negatif ke sel saraf otak manusia.
"Episode demi episode dengan unsur kekerasan yang setiap hari kita lihat akan terekam di otak kita," terang Hening.
Hal seperti ini tentu saja sangat berbahaya bagi anak-anak dan juga orang dewasa. Ini karena ada proses melihat dan merekam di dalam otak yang bersifat negatif.
"Dikhawatirkan pada kehidupan nyata anak anak atau orang dewasa, bila sedang menghadapi masalah dan belum ada solusinya mereka akan ambil jalan pintas, mengabaikan logika. Ini terinspirasi oleh adegan adegan di dalam sinetron kekerasan pembunuhan yang pernah dilihat dan terekam otaknya," ujar psikolog dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta itu.
Buruk seperti film porno
Hening pun setuju, sinetron yang berisi unsur kekerasan dapat memberi dampak buruk seperti ketika menonton film porno.
Jika anak di bawah umur menonton film porno misalnya, kemungkinan besar akan terjadi kerusakan pada sel saraf otak tertentu yang berakibat mematikan kreativitas anak, juga membuat malas belajar dan berolahraga.
"Dikhawatirkan menimbulkan pelecehan seksual dan pemerkosaan pada usia dini," kata Hening.
Hening menambahkan, tontonan film porno pada orang dewasa juga dapat menurunkan kreativitas dan meningkatkan rasa malas.
Hening berpendapat, sebaiknya tayangan yang tidak bermanfaat untuk mental masyarakat harus tegas dilarang.
"KPI harus bertindak tegas," kata Hening.
• Aulia Kesuma Akui Sempat Bersyukur Setelah Bunuh Pupung Sadili & Dana: Akhirnya Lepas dari Utang
Cegah kejahatan dari keluarga
Hening menyampaikan, setiap keluarga wajib membangun hubungan psikologi yang hangat antara anak dan orangtua.
Pasalnya, benteng keluarga adalah membina hubungan yang hangat antar anggota keluarga.
"Bila ada masalah, lebih baik dirembuk dari hati ke hati," pesan Hening.
Untuk usia anak atau remaja, Hening berkata, lebih baik diberikan ruang agar lebih banyak beraktivitas positif di luar rumah.
"Sebagai contoh berolahraga, mengikuti club seni musik, science, dan lain-lain," ujar Hening.
Jika anak dan remaja melakukan hal positif di luar ruangan, diharapkan pikiran mereka teralihkan ke aktivitas positif yang merangsang otak untuk selalu berpikir kreatif.
Selain itu, beraktivitas di luar rumah juga dapat melatih panca indera untuk berinteraksi dengan alam. Dari kegiatan ini juga diharapkan dapat membangun hubungan positif antara teman-teman di sekitar anak.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Aulia Kesuma Bunuh Suami-Anak Terinspirasi Sinetron, Psikolog Minta KPI Tegas".
Yuk Like dan Subscribe Channel YouTube Tribunstyle di bawah ini: