Viral Hari Ini
Pria yang Bopong Jenazah Ponakan Karena Tak Difasilitasi Ambulans Beberkan Kronologi Sebenarnya
Pria yang bopong jenazah ponakan karena ditolak pakai ambulans Puskesmas Cikokol, Tangerang mengungkapkan masalah sebenarnya.
Penulis: Listusista Anggeng Rasmi
Editor: Desi Kris
TRIBUNSTYLE.COM - Pria yang bopong jenazah ponakan karena ditolak pakai ambulans Puskesmas Cikokol, Tangerang mengungkapkan masalah sebenarnya.
Sebelumnya viral seorang pria yang membopong jenazah seorang anak, Muhammad Husen yang merupakan korban tenggelam.
Pria yang dikatakan sebagai ayah anak tersebut terpaksa jalan kaki keluar dari Puskesmas Cikokol sembari membopong jenazah.
Tidak berselang lama, seorang pengendara mobil yang merasa iba langsung menawarkan bantuan dengan mengantarkan jenazah ke rumah duka.
Dalam informasi yang beredar di media sosial, pihak Puskesmas Cikokol tidak dapat memfasilitasi ambulans lantaran sesuai dengan SOP, ambulans hanya untuk pasien yang sakit.
Setelah video singkat tersebut beredar luas dan viral, pria yang membopong jenazah bocah malang itu diketahui bernama Supriyadi (40).
• Viral Pria di Kalimantan Ini Nikahi 2 Kekasihnya Sekaligus, Akui Tak Tega Melihat Ada yang Terluka
Diwartakan Kompas.com, Supriyadi yang ditemui di kediamannya di Kampung Kelapa Indah, Cikokol Kota Tangerang mengatakan kalau sejatinya ia merupakan paman almarhum Muhammad Husen (9).
Dikatakan Supriyadi, awalnya ia mendapat kabar bahwa sang keponakan hanyut di Kali Cisadane dan berhasil ditemukan sekitar pukul 15.00 WIB.

Warga dan dirinya yang meluncur ke tempat kejadian pun langsung membawa Husen ke Puskesmas Cikokol menggunakan sepeda motor.
Namun nahas, sesampainya di Puskesmas, nyawa Muhamad Husen tidak tertolong.
"Dia (dokter Puskesmas) bilang, 'Pak saya cuma bisa berusaha'. Saya bilang enggak apa-apa, kalau emang enggak ketolong emang sudah takdir," ujarnya, dikutip TribunStyle.com dari Kompas.com, Senin (26/8/2019).
Supriyadi pun berniat untuk membawa jenazah Husen pulang dan segera dimakamkan.
• Viral 6 Lomba 17 Agustus 2019 yang Lucu, Kocak & Kreatif, Lepas Karet hingga Tutup Mata Cari Bebek!
Dikatakan Supriyadi, ada satu ambulans yang bersiaga di lokasi puskesmas.
Kendati demikian, pihak puskesmas mengatakan bahwa ambulans tersebut tidak bisa digunakan untuk membawa jenazah lantaran sesuai dengan standard operational procedure (SOP).
Supriyadi yang pernah bekerja sebagai satpam Rumah Sakit pun memaklumi kondisi itu.
Pihak puskesmas lantas memberikan nomor-nomor yang bisa dihubungi buat ambulans untuk mengantar jenazah.
Namun Supriyadi merasa kesulitan saat menghubungi salah satu dari nomor yang diberikan lantaran sinyal yang buruk.
"Saat saya nelpon diterima, diangkat 'selamat sore bapak dengan ambulans gratis kota Tangerang ada yang bisa saya bantu'. Saya lagi ngomong katanya sinyalnya putus-putus," ujarnya.
• Bocah Pemulung Viral Dikira Meninggal Ternyata Masih Hidup, Tangis Ayahnya Pecah: Maafin Bapak Nak

Supriyadi pun berusaha mencari lokasi yang sekiranya bisa mendapat sinyal baik, namun tetap saja operator mengatakan hal yang sama.
Tiga kali ia gagal menghubungi nomor tersebut.
Supriyadi pun mencoba nomor-nomor lain yang diberikan pihak puskesmas, namun tidak ada yang tersambung.
Saat pihak puskesmas mencoba menghubungi nomor untuk ambulans juga tetap tidak tersambung dan merasa kesulitan.
"Jadi saya itu lama di menghubungi call center ambulans, sampai dua jam," ujarnya.
Karena waktu makin sore namun hasilnya nihil, Supriyadi pun memutuskan untuk membawa jenazah pakai motor.
Hal itu lantaran ia ingin segera memakamkan almarhum.
Pihak keluarga juga sudah ada yang nunggu di rumah duka.
• Kisah Pilu Angga, Bocah Pemulung Viral yang Dikira Meninggal Padahal Hidup, Awalnya Kabur dari Rumah
"Karena makin sore ya udah saya putuskan, saya tanya saudara saya yang lagi nungguin bisa enggak bawa jenazah pakai motor, bisa kata dia. Ya udah akhirnya saya bawa," ucapnya.
Pihak puskesmas pun sempat menahan Supriyadi yang hendak menggotong keponakannya dengan berjalan kaki.
Supriyadi lantas berjalan kaki ke jembatan penyeberangan menuju motornya yang ada di seberang puskesmas.
Saat menaiki satu dua tangga, seorang warga yang melintas menggunakan mobil kemudian menawarkan bantuan untuk mengantar Supriyadi dan jenazah Husen.
Dikatakan Supriyadi, ia dan jenazah Husen tiba di rumah duka pukul 18.00 WIB.
Jenazah langsung dimandikan serta disholatkan.
Pukul 22.00 WIB, jenazah Husen kemudian dimakamkan.

• Viral Bocah Pemulung yang Dikira Meninggal Karena Kelaparan Ternyata Masih Hidup, Ini Kondisinya
Dikutip TribunStyle.com dari TribunJakarta, Supriyadi berharap ada pertimbangan penggunaan ambulans dalam kondisi mendesak atau daerurat.
Surpiadi berharap regulasi itu bisa diubah, terutama untuk hal mendesak.
"Ya saya berharap peraturan ambulans itu diubah untuk hal yang mendesak," ujar Supriadi saat dihubungi TribunJakarta.com, Minggu (25/8/2019).
Dikatakan Supriyadi, pengantaran jenazah juga merupakan hal yang mendesak karena segera dikebumikan.
"Kan mengantar jenazah juga mendesak, harus segera dikebumikan," ungkapnya.
Lebih lanjut, Supriyadi pun mengkritisi pihak rumah sakit yang memiliki nomor call center ambulans namun tidak sigap dalam pelayanannya.
Karena respon lambat itulah yang menjadi masalah sebenarnya.
"Yang masalah sebenarnya nomor call center itu yang tidak sigap dalam memberikan pertolongan," ujarnya.
• Viral Kakek & Bocah Pedagang Asongan Hormat ke Bendera saat Dengar Lagu Indonesia Raya, Bikin Haru
Mengenai kejadian ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Tangerang, Dr Liza Puspadewi telah meminta maaf kepada keluarga korban tenggelam di sungai Cisadane.
"Mewakili Pemkot Tangerang, saya mohon maaf kepada keluarga korban yang tenggelam," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang, Liza Puspadewi melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (24/8/2019), dikutip TribunStyle.com dari WartaKotalive.
Saat dikonfimasi terpisah, Liza Puspadewi membenarkan bahwa ada aturan yang melarang ambulans di puskesmas dipakai untuk mengantarkan jenazah.
Ia menyampaikan bahwa di dalam mobil ambulans banyak alat medis yang harus dalam kondisi steril, sehingga jika digunakan untuk jenazah dikhawatirkan berdampak pada pasien yang nantinya menggunakan jenazah itu.
"Iya, ambulansnya yang Puskesmas Cikokol 119 lho, bukan ambulans biasa. Di dalamnya itu ada alat kesehatan, ventilitator, oksigen segala macam. Jadi kalau mau dipakai buat jenazah pun itu harus dikeluarin, kan enggak mungkin itu nempel," ucapnya ketika dihubungi, Minggu (25/8/2019), dikutip TribunStyle.com dari Kompas.com.
(TribunStyle/Listusista)
Yuk Subscribe Channel YouTube TribunStyle :
Like Facebook TribunStyle :