Breaking News:

Bayar Utang Puasa Ramadhan / Qadha Dulu atau Langsung Melaksanakan Puasa Syawal ? Ini Penjelasannya

Inilah penjelasan mengenai membayar utang puasa Ramadhan / qadha dulu atau langsung melaksanakan puasa Syawal.

Penulis: Listusista Anggeng Rasmi
Editor: Mohammad Rifan Aditya
Instagram/yukngajiakbar
Puasa Syawal 6 hari. 

TRIBUNSTYLE.COM - Inilah penjelasan mengenai membayar utang puasa Ramadhan / qadha dulu atau langsung melaksanakan puasa Syawal.

Setelah bulan Ramadhan berakhir, tibalah bulan Syawal.

Di bulan Syawal terdapat sunah yang sangat dianjurkan yakni puasa Syawal.

Puasa Syawal hukumnya sunah muakkadah, amalan yang sangar dianjurkan.

Dalam melaksanakan puasa Syawal, bisa dimulai setelah Hari Raya Idul Fitri, selama 6 hari di bulan Syawal.

Puasa Syawal mulai bisa dilaksanakan pada tanggal 2 Syawal dan lebih utama jika dilaksanakan secara berurutan selama 6 hari.

Instagram/markazdakwahbt
Instagram/markazdakwahbt ()

LENGKAP! Niat Puasa Syawal dengan Tulisan Arab dan Latin, Ini Tata Cara, Ketentuan & Keutamaannya

4 Amalan Sunnah yang Dianjurkan Dilakukan di Bulan Syawal, Mulai dari Puasa Hingga Menikah!

Hukum Puasa Syawal Dahulu Sebelum Puasa Ganti Ramadhan, Begini Penjelasan Ustaz Abdul Somad

Kemudian apakah harus membayar hutang puasa Ramadhan / puasa ganti (Qadha) terlebih dahulu sebelum melaksanakan puasa Syawal?

Seperti yang diketahui, bagi muslimah, secara umum pasti memiliki udzur saat Ramadhan yang membuatnya tidak boleh berpuasa, yaitu datangnya haid.

Karena haid, muslimah tidak bisa melaksanakan puasa dan harus menggantinya setelah berakhirnya bulan Ramadhan.

Dikutip TribunStyle.com dari kabarmakkah.com, meskipun besarnya keutamaan puasa syawal, namun akan lebih baik jika menunaikan dahulu tanggungan atau qadha puasa Ramadhan.

Hal itu dikarenakan perkara wajib lebih diutamakan dibanding perkara yang sunnah.

Sementara bagi yang tetap bersikukuh melaksanakan puasa syawal namun belum sempurna puasa Ramadhannya, maka puasa syawalnya dianggap sebagai puasa biasa berdasarkan perkataan Rasulullah yang berbunyi:

“Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim)

Jadi, apabila puasa Ramadhannya belum sempurna karena masih ada tanggungan puasa, maka tanggungan tersebut harus ditunaikan terlebih dahulu agar mendapatkan pahala semisal puasa setahun penuh.

Apabila seseorang menunaikan puasa Syawal terlebih dahulu dan masih ada tanggungan puasa, maka puasanya dianggap puasa sunnah muthlaq (puasa sunnah biasa) dan tidak mendapatkan ganjaran puasa Syawal

Namun, jika puasa sunnah selain Syawal, maka boleh seseorang mendahulukannya dari mengqodho’ puasa yang wajib selama masih ada waktu lapang untuk menunaikan puasa sunnah tersebut.

Dan puasa sunnahnya tetap sah dan tidak berdosa.

Tetapi perlu diingat bahwa menunaikan qadha puasa tetap lebih utama daripada melakukan puasa sunnah.

Instagram//sunnah.for.better.life
Instagram//sunnah.for.better.life ()

Sementara itu, terdapat dua pendapat mengenai hal ini, seperti yang TribunStyle.com kutip dari bersamadakwah.net berikut ini.

Madzab Hanbali berpendapat, tidak boleh berpuasa sunnah sebelum qadha puasa Ramadhan.

Itu berarti qadha puasa Ramadhan harus diselesaikan baru menjalankan puasa sunnah.

Salah seorang ualam Hambali, Ibnu Rajab menambahkan, meskipun puasa sunnah boleh dilaksanakan sebelum qadha puasa Ramadhan diselesaikan, keutamaan seperti puasa setahun penuh tidak bisa didapatkan. Sebab dalam hadits disebutkan:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

“Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan, kemudian mengikutinya dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa setahun” (HR. Muslim)

Keutamaan seperti puasa setahun itu untuk orang yang “tsumma atba’ahu” (kemudian mengikutinya) dengan puasa enam hari di bulan Syawal. Sedangkan orang yang belum qadha puasa Ramadhan belum bisa dikatakan telah berpuasa Ramadhan.

Pendapat kedua, umhur ulama menyatakan boleh puasa sunnah sebelum qadha puasa Ramadhan.

Sedangkan mengenai apakah keutamaan puasa Syawal seperti puasa setahun penuh, sebagian ulama berpendapat seseorang bisa mendapatkan keutamaan tersebut meskipun belum selesai qadha puasa Ramadhan.

Di antara hujjahnya, orang yang terhalang beberapa hari puasa Ramadhan karena haid, ia tetap bisa disebut telah berpuasa Ramadhan.

Selain itu, puasa Syawal telah ditentukan waktunya yang terbatas di bulan Syawal sedangkan qadha Ramadhan tidak hanya terbatas di bulan Syawal.

Mengenai kedua pendapat diatas, yang baik yakni mengqadha puasa Ramadhan terlebih dahulu lalu mengerjakan puasa sunnah di bulan Syawal sehingga keutamaannya pun bisa didapat.

Kalaupun tidak bisa atau waktunya tidak cukup, hendaknya puasa enam hari di bulan Syawal didahulukan baru setelah itu qadha Ramadhan.

Inilah yang dicontohkan oleh Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha. Beliau menuturkan:

كَانَ يَكُونُ عَلَىَّ الصَّوْمُ مِنْ رَمَضَانَ ، فَمَا أَسْتَطِيعُ أَنْ أَقْضِىَ إِلاَّ فِى شَعْبَانَ . قَالَ يَحْيَى الشُّغْلُ مِنَ النَّبِىِّ أَوْ بِالنَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم

"Aku punya hutang puasa Ramadhan, aku tak dapat mengqadhanya kecuali di bulan Sya’ban, karena sibuk melayani Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam." (HR. Al Bukhari)

Kapan Puasa Syawal 6 Hari Dilaksanakan? Ini Penjelasan, Bacaan Niat serta Tata Caranya

Waktu Puasa Syawal - Haruskah Dikerjakan Secara Berurutan 6 Hari? Ini Penjelasannya

6 Hikmah & Keutamaan Puasa Syawal, Termasuk Menyempurnakan Pahala Puasa Jadi Setahun Penuh

Bacaan Niat Puasa Syawal

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

"Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ."

Artinya: Aku berniat puasa sunah Syawwal esok hari karena Allah SWT.

Jika lupa melafalkan niat di malam hari, untuk puasa sunah, niat boleh dilakukan di siang hari sejauh yang bersangkutan belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh.

Berikut bacaan niat jika melafalkannya di siang hari :

نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

"Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ."

Artinya: Aku berniat puasa sunah Syawwal hari ini karena Allah SWT.

(TribunStyle/Listusista)

Yuk Subscribe Channel YouTube TribunStyle :

Like Facebook TribunStyle :

Sumber: TribunStyle.com
Tags:
puasa SyawalHari Raya Idul FitriQadhautang puasa RamadhanSyawal
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved