Cerita Viral
Viral Curhatan Akhir Ramadhan Seorang Wanita yang Hidup dalam Keluarga Dua Agama, Islam dan Katolik
Simak cerita viral seorang wanita dari Filipina yang curhat dan ceritakan bagaimana keluarganya hidup di dalam dua agama, Islam dan Katolik.
Penulis: Dhimas Yanuar Nur Rochmat
Editor: Amirul Muttaqin
Simak cerita seorang wanita dari Filipina yang curhat dan ceritakan bagaimana keluarganya hidup di dalam dua agama, Islam dan Katolik.
TRIBUNSTYLE.COM - Kehidupan dua agama memang jarang terjadi di Indonesia, meski tidak sedikit cerita dua sejoli yang berbeda agama menjadi satu.
Di negara yang juga hampir sama keberagamannya seperti Indonesia, Filipina juga memiliki berbagai agama yang diakui dinegaranya seperti Katolik dan Islam.
Seperti yang dirasakan seorang wanita dari Filipina ini yang viral di Facebook.
Wanita ini berbagi sebuah curhatan tentang kehidupannya sebagai seorang Katolik dan seorang Muslim.
• Viral Foto Penampakan di Sebuah Apartemen di Thailand, Terungkap Aslinya
• Viral Video Isak Tangis SBY di Pemakaman Ani Yudhoyono, Bersuara Terbata & Berkata Ibu Sudah Tiada
• Seorang Dokter Terjerat Candu Narkoba Karena Kelelahan Hadapi Shift Kerja yang Mencapai 48 Jam

Dan bagaimana kedua agama yang berbeda itu hidup berdampingan di dalam rumahnya.
Arizza Nocum, dalam posting Facebook-nya minggu lalu, mengatakan bahwa ia dibesarkan di sebuah rumah tangga dengan seorang ayah Katolik dan Ibu Muslim.
Dan melalui postingannya tersebut ia menyebutkan bahwa ayahnya adalah mantan seminaris dan penduduk asli kota Zamboanga, dan sang ibu Muslim dengan garis keluarga yang tumbuh di mana Islam berbaur dengan adat sekitar.
Menurut tulisan Nocum, ia bekerja sebagai eksekutif pemasaran senior di sebuah perusahaan hubungan masyarakat, kedua orang tuanya ingin mempertahankan agama mereka.
Dan mereka telah memutuskan untuk memulai sebuah keluarga yang, "mengakui kedua agamanya, menghormati kedua agamanya, dan hidup dengan kedua agama tersebut."
Dia kemudian menjelaskan bahwa dia memiliki masa kanak-kanak yang ia rasa sedikit berbeda.
Diketahui ia tumbuh di kota Manila, Filipina di mana ayah dan ibunya memiliki kebiasaan yang berbeda pada saat ia tumbuh besar.
“Di satu sisi keluarga, saya memiliki kerabat Katolik yang secara ketat mengikuti Paskah."
"Dan bahkan tidak mengizinkan keluarga untuk tertawa selama Jumat Agung."
"Kakek nenek yang sering menyambut pastor mereka ke rumah mereka untuk acara merienda," katanya di posnya.
“Di sisi lain, saya punya sepupu yang membawa makanan lezat selama liburan Muslim."
Paman yang memakai pakaian Idul Fitri mereka, tampak seperti orang Arab yang gagah dengan janggut dan hidung tinggi mereka."
"Dan bibi dan sepupu yang akan saya amati diam-diam karena mereka akan meletakkan sajadah mereka di rumah kami dan bersiap-siap untuk shalat lima waktu sehari."
Namun, keluarganya mempraktikkan sikap yang lebih netral karena mereka tidak memiliki simbol agama apa pun di dalam rumah mereka.
“Tidak ada yang diizinkan makan daging babi - kecuali ayah saya."
"Dan, ketika saya mendapat masalah besar, kadang-kadang saya mendapat dua ceramah dari orang tua saya."
"Satu berdasarkan pada apa yang Yesus ajarkan dan satu lagi berdasarkan apa yang tertulis dalam Al-Quran," katanya.
Nocum melihat semua sifat umum yang dimiliki oleh kedua belah pihak termasuk pendidikan, karier, pengasuhan, dan hubungan dengan keluarga.
"Jadi, minggu ini, saat bulan suci Ramadhan berakhir, saya menulis kata-kata ini sebagai seruan untuk perdamaian, seruan untuk empati (terhadap sesama manusia)," kata Nocum.
“Setiap orang di Filipina dapat melakukan pekerjaan yang lebih baik dengan mengingat bahwa Filipina adalah negara dengan banyak kepercayaan dan budaya."
"Masing-masing sama bersemangat dan layaknya dengan kekaguman seperti yang lain,” tambahnya.
"Lain kali kita memikirkan stereotip, meremehkan atau mengucilkan, atau melabeli seseorang karena apa yang kita lihat di media, saya harap kita bisa berpikir dua kali."
"Karena cara saya tumbuh, saya belajar bahwa, Muslim atau Kristen, memeliki sebuah kesamaan."
"Kisah kemiskinan, kesuksesan, kegagalan, kesedihan, kebahagiaan, harapan - mengikat kita bersama."
• Petani ini Sanggup Membeli Mobil BMW, Namun Curi Ayam Tetangga Untuk Beli Bensinnya
• Baju dan Totebag Uniqlo x KAWS Mulai Resmi Dijual di Asia, Bikin Geger Anak Hypebeast
• Hampir Celaka, Gadis Kecil Ini Terjebak di Dalam Lift Yang Merosot Anjlok 18 Lantai, Simak Videonya
Dikutip dari Coconuts Manila, Nocum mengatakan bahwa ia menjadikan jabatan itu sebagai refleksi pribadi tentang apa bulan Ramadhan untuknya.
Dan ia tidak mengharapkan postingan itu menjadi viral.
"Apa yang ingin saya jelajahi melalui posting saya adalah apa arti akhir Ramadhan ini bagi Muslim dan non-Muslim di negara ini," katanya kepada publikasi.
Memang mungkin keadaan yang ada membuat wanita ini terekspos oleh dua agama, namun di Indonesia sendiri pasti memliki lebih banyak toleransi.
Simak cerita lengkapnya di laman Facebook di bawah ini.
(Tribunstyle/Dhimas Yanuar).
Like dan Subscribe Ya!