Pingsan Setelah Mainkan Game PUBG Selama 6 Jam, Pria Ini Ternyata Terkena Serangan Jantung Mendadak
Karena mainkan game PUBG 6 jam berturut-turut, pria dari India ini ternyata terkena serangan jantung mendadak sebelum pingsan.
Penulis: Dhimas Yanuar Nur Rochmat
Editor: Melia Istighfaroh
Karena mainkan game PUBG 6 jam berturut-turut, pria dari India ini ternyata terkena serangan jantung mendadak sebelum pingsan.
TRIBUNSTYLE.COM - Kegilaan bermain game memang benar-benar terasa hingga saat ini.
Sebenarnya awal dari kegilaan bermain PUBG ini memang karena game mudah dijangkau karena dimainkan di ponsel milik masing-masing.
Mungkin yang jadi masalah adalah saat game yang dimainkan membuat kita melupakan segala hal yang ada.
Seperti melupakan kewajiban dan keharusan yang semestinya dilakukan.
• Viral Video Isak Tangis SBY di Pemakaman Ani Yudhoyono, Bersuara Terbata & Berkata Ibu Sudah Tiada
• Fakta Pelaku Bom Bunuh Diri di Pospam Kartasura, Kerap Hilang Secara Misterius dan Kini Masih Hidup
Juga beberapa gamer akan merasa sakit kepala atau kurang tidur, namun dengan bermain game sepanjang 6 jam bisa saja berakhir dirawat di rumah sakit.
Namun, baru-baru ini, kecanduan game bisa merenggut nyawa seseorang.
Dikutip dari WOB seorang pemuda dari India, Furkhan Qureshi dari Madhya Pradesh menderita serangan jantung setelah bermain PUBG tanpa henti selama enam jam.
Seperti diberitakan Harian Metro, Furkhan telah memainkan PUBG di ponselnya pada (28/5/2019) lalu.
Ia memainkan game PUBG ini selama enam jam sebelum ia ditemukan pingsan.
Menurut Dokter Jantung Dr Ashok Jain, Furkhan dibawa masuk ke rumah sakit meski tanpa denyut nadi.
"Kami mencoba menyadarkannya tetapi kami tidak bisa"
Menurut dokter bahwa bermain game dapat membuat seseorang menghadapi rasa gembira berlebihan, yang mungkin berakibat pada serangan jantung.
Dalam insiden lain, Times of India melaporkan bahwa seorang remaja di Hyderabad mengakhiri hidupnya setelah orangtuanya memarahinya karena terus bermain PUBG.
Ibu almarhum berkonfrontasi dengannya ketika dia menyadari bahwa dia telah bermain PUBG di ponselnya untuk waktu yang lama.
Dia kemudian pergi ke kamarnya, mengunci pintu dan menggantung diri dari langit-langit kamarnya beberapa jam kemudian.
Menurut American Psychiatric Associaton, tanda dan gejala kecanduan video game menyerupai gangguan kompulsif lainnya seperti kecanduan seks.
Kecanduan game adalah gangguan yang relatif baru yang secara perlahan diakui oleh komunitas medis sebagai jumlah kasus fatal yang terkait dengan lonjakan game yang berlebihan di seluruh dunia.
• Tragis, Anak Ini Meninggal Saat Main Ponsel dengan Tangan Basah Pas Masih Mengisi Baterai
• Pernikahan dengan Tema Pikachu Kini Bisa Dipesan di Jepang, Lihat Foto-foto Lucunya

Mungkin bermain game tidak melulu selalu berakibat kekerasan, jangan lupa bermain game juga ada sisi positifnya seperti menjadi pemain profesional selain bersenang-senang untuk hobi.
Namun, mulai pada bulan Maret lalu, negara bagian Gujarat di India memutuskan untuk melarang game berjudul Playerunknown Battlegrounds (PUBG).
Salah satu game paling populer di dunia ini sekarang, menurut laporan Buzzfeed News investigasi, seorang pemain game PUBG yang masih muda di Gujarat telah ditangkap polisi karena bermain game ini.
Tidak hanya pemain yang dikenakan denda dan bahkan bisa di penjara, tetapi masyarakat umum didorong untuk melaporkan kepada polisi jika mereka melihat seseorang bermain PUBG.
PUBG pertama kali diluncurkan pada PC atau komputer, lalu ketika Tencent membuatnya tersedia di ponsel pada tahun 2018, game ini menjadi super populer.
Mengingat popularitas game ini di smartphone, berarti bahwa seseorang dapat melihat secara diam-diam memainkannya di bus dan bisa melaporkanmu untuk dipenjarakan.
Dikutip daro AsiaOne, diketahui larangan ini diberlakukan secara aktif antara 9 Maret dan 30 April di Gujarat, India.
Dan pada pertengahan Maret lalu, polisi setempat telah menangkap setidaknya 21 orang yang sedang bermain game PUBG.
Game PUBG sendiri sebenarnya tidak terlalu horor atau agresif untuk ukuran game yang menggunakan senjata.
Tetapi karena popularitasnya yang begitu besar, bersamaan dengan format permainan PUBG di ponsel yang dapat diakses dengan mudah.
Untuk bermain game ini dibutuhkan hanyalah ponsel layak dan internet.
Tencent menciptakan gelombang paranoia dan viral di pasar mobile gaming.
Permainan PUBG didasarkan pada prinsip "battle royale" di mana satu pemain harus membunuh dan / atau hidup lebih lama dari seratus lainnya di sebuah pulau.
PUBG bukan satu-satunya gim pertempuran bergaya royale yang populer di pasaran: ada juga Fortnite, versi PUBG yang sedikit lebih kartun, ada juga Free Fire yang juga naik daun.
• Ifan Seventeen Digerebek Bersama Wanita Bernama Citra Monica, Siapakah Sosoknya?
• Prank Ganti Krim Oreo dengan Pasta Gigi, Youtuber ini Didenda 300 Juta Rupiah dan 15 Bulan Penjara
• Sang Ayah Donasikan Organ Tubuh Sang Anak Yang Berumur 1 Minggu, Awal Kisahnya Tragis
Dikutip dari Buzzfeed Komisaris Polisi Rajkot Manoj Agarwal "berbagai sumber [yang tidak disebutkan namanya]" mengklaim permainan seperti PUBG mengarah pada "sifat-sifat kekerasan ditunjukkan meningkat pada remaja dan anak-anak."
Tentu saja, Agarwal tidak menjelaskan secara rinci, tetapi merujuk pada stereotip luas dari gamer muda yang mudah dipengaruhi terkena elemen-elemen buruk di internet, yang “memengaruhi perilaku, perilaku, ucapan, dan perkembangan anak muda dan anak-anak.”
Bulan lalu, Kepolisian setempat menuliskan surat kepada Google, meminta raksasa teknologi itu untuk menghapus game PUBG dari Play Store.
Meskipun tetap ada contoh di mana orang mungkin menderita kecanduan game ini.
Awal bulan ini, berita India melaporkan seorang wanita muda menuntut cerai suaminya yang tidak mendukung ia bermain game PUBG.
Buzzfeed juga berbicara dengan Kaushar Ali, seorang aktivis dan pekerja sosial yang membantu sekelompok anak lelaki yang bermain PUBG keluar dari penjara.
Ali dengan cerdik menunjukkan bahwa larangan itu tidak benar-benar tentang PUBG, tetapi “cara bagi negara untuk mengingatkan orang-orang tentang otoritasnya sesekali."
"Ini cara untuk menunjukkan kepada Anda bahwa jika mereka ingin memenjarakan Anda karena bermain video game, ya, mereka bisa,” katanya.
Bahkan salah satu polisi yang menangkap mereka ini menyarankan agar memainkan game ini dirumah saja.
Pendekatan polisi itu sederhana, menurut Buzzfeed: polisi hanya menangkap orang di area umum yang menggunakan smartphone dalam mode "landscape" .
Menempatkan anak-anak di penjara karena bermain game tampak sebuah kekonyolan,
Terutama di negara besar yang berpenduduk padat di mana sumber daya polisi juga terbatas.
India sudah melalui masa yang penuh gejolak berurusan dengan masalah terkait teknologi termasuk informasi media sosial dan kekerasan.
Awal tahun ini, India juga sempat melarang TikTok karena mengekspos anak-anak dengan konten "pornografi".
Alih-alih mengambil pendekatan empati dan progresif untuk memahami budaya baru anak muda, Gujarat telah melakukan lebih banyak untuk mengasingkan dan merepresi anak-anak mudanya.
Semoga saja Indonesia tidak kagetan seperti India yang semua-semua dilarang. (Tribunstyle/Dhimas Yanuar).
Like dan Subscribe Ya!