Breaking News:

Ramadhan 2019

Cara Rasulullah SAW Raih Kemuliaan Malam Lailatul Qadar 10 Hari Terakhir Ramadhan, Termasuk Itikaf

Cara Rasulullah SAW menjemput kemuliaan malam Lailatul Qadar di 10 hari terakhir Ramadhan.

TribunStyle.com Kolase/muslim.or.id/PortalMadura.com
Tata Cara Rasulullah raih Lailatul Qadar 

TRIBUNSTYLE.COM - Cara Rasulullah SAW menjemput kemuliaan malam Lailatul Qadar di 10 hari terakhir Ramadhan.

Rasulullah SAW melakukan beberapa hal untuk dilakukan guna meraih keistimewaan malam Lailatul Qadar dalam 10 hari terakhir Ramadhan.

Salah satu caranya ditunjukkan Rasulullah SAW dengan memperbanyak ibadah untuk menjemput keistimewaan malam Lailatul Qadar.

Sabtu (25/5/2019) menjadi malam ganjil pertama di 10 hari terakhir Ramadhan 1440 H.

Sementara malam Lailatul Qadar disebut-sebut datang ketika malam ganjil.

“Carilah Lailatul Qadar pada (bilangan) ganjil dari sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.” (HR. Al-Bukhari, Muslim dan lainnya).

Malam Lailatul Qadar merupakan malam yang lebih baik dibandingkan seribu bulan.

Meski tidak ada yang tahu kapan malam Lailatul Qadar akan datang dan menghampiri hamba Allah SWT yang, Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk memperbanyak amalan di 10 hari terakhir Ramadhan.

5 Salat Sunnah Bisa Dilakukan agar Dapat Keistimewaan Lailatul Qadar di 10 Hari Terakhir Ramadhan

Adapun beberapa cara yang dilakukan Rasulullah SAW di 10 hari terakhir Ramadhan, dikutip TribunStyle.com dari harakahislamiyah, Minggu (26/5/2019).

1. Memperbanyak ibadah

2. Menyedikitkan tidur

3. Menjauhi istri-istrinya

4. Beritikaf di masjid

“Barangsiapa yang hendak beri’tikaf denganku, hendaklah beri’tikaf di sepuluh terakhir (Ramadhan), sesungguhnya aku telah diperlihatkan malam itu (lailatul qadar) tapi kemudian aku dilupakan (dibuat lupa) (HR Bukhari)

Pernah suatu hari Rasulullah Saw beritikaf di masjid, saat itu atap masjid hanya terbuat dari pelepah kurma.

Kemudian hujan turun mengguyur sehingga membuat lantai masjid dipenuhi air (ketika itu lantai masjid masih berupa tanah).

Rasulullah Saw masih melanjutkan ibadahnya, tak ingin melewatkan keutamaan sepuluh hari terakhir Ramadhan tersebut

Abu Said al-Khudri berkata “Aku melihat di dahinya terdapat sisa air dan tanah (karena sisa hujan semalam)”

Apa Perbedaan Malam Lailatul Qadar & Nuzulul Quran? Penjelasan Lengkap Proses Turunnya Alquran

Panduan Lengkap Itikaf

Itikaf, salah satu amalan yang bisa dilakukan di 10 hari terakhir Ramadhan 1440 H menjemput keistimewaan malam Lailatul Qadar.

Berikut niat, rukun, hingga syarat Itikaf, amalan ibadah yang bisa dilakukan di 10 hari terakhir Ramadhan 1440 H mencari malam Lailatul Qadar.

Itikaf sunnah dilakukan setiap waktu, tetapi yang paling utama (afdhal) jika dilakukan dalam bulan Ramadhan.

Arti dari itikaf ialah berhenti (diam) di dalam masjid dengan syarat-syarat tertentu, semata-mata niat beribadah kepada Allah.

Niat, Rukun, Syarat Lengkap Itikaf, Amalan Anjuran Rasulullah SAW di 10 Hari Terakhir Ramadhan

Dikutip TribunStyle.com dari rumaysho.com, Sabtu (25/5/2019), berikut tata cara, niat, rukun, hingga syarat Itikaf selama bulan Ramadhan 1440 H.

Tata Cara Itikaf

Itikaf pada 10 hari terakhir bulan Ramadan bisa dikatakan sebagai ruang perawatan khusus untuk menghilangkan kanker dosa dari dalam hati.

Itikaf merupakan lingkungan khusus yang jauh dari noda dan kotoran dunia.

Adakah Salat Khusus di Malam Lailatul Qadar Jelang 10 Hari Terakhir Ramadhan 1440 H?
Adakah Salat Khusus di Malam Lailatul Qadar Jelang 10 Hari Terakhir Ramadhan 1440 H? (Islami.co)

Konon Rasulullah selalu melakukan itikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan.

Kemudian pada tahun di mana beliau meninggal dunia, beliau beritikaf selama dua puluh hari.

Ketika beliau tidak bisa itikaf, beliau kemudian menggantinya dengan itikaf sepuluh hari pertama di bulan Syawal.

Tindakan Rasulullah itu merupakan bukti pentingnya ibadah itikaf.

Kesungguhan Rasulullah untuk mengerjakan ibadah yang satu ini juga bisa menjadi motivasi untukmu melakukan hal yang sama.

Niat Itikaf

Niat menjadi salah ssatu syarat Itikaf.

Adapun niat Itikaf adalah sebagai berikut:

نويت الاعتكاف لله تعالي

“Nawaitul I’tikaf Lillahi Ta’ala”

Kedua, diam di dalam masjid dan meninggalkan perbuatan-perbuatan yang tidak boleh dilakukan oleh orang yang sedang beritikaf.

Sebagaimana firman Allah SWT “…Tetapi, jangan kamu campuri mereka, ketika kamu beri’tikaf dalam masjid.” (QS Al-Baqarah: 187).

Orang yang melakukan itikaf harus muslim, berakal, suci dari hadas besar (ada pendapat yang mengatakan bahwa hadas kecil juga membatalkan itikaf), dan harus di masjid.

Sunnahan itikaf terdapat dalam beberapa hadis, di antaranya:

Pertama, Abdullah bin Umar berkata bahwa Rasulullah SAW itikaf sepuluh hari terakhir bulan Ramadan.”
(HR Bukhari).

Kedua, ‘Aisyah berkata bahwa Rasulullah SAW melakukan itikaf sesudah tanggal dua puluh Ramadan hingga beliau meninggal dunia. (HR Bukhari dan Muslim).

Ketiga, Ubay bin Ka’ab dan Aisyah mengatakan bahwa Rasulullah beritikaf pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadan, hinggal Allah menjemputnya (wafat). (HR. Bukhari Muslim).

Maksud dari beberapa hadis di atas bahwa tiap bulan Ramadhan akan berakhir, terutama sepuluh hari menjelang Ramadan berakhir, Rasulullah SAW selalu itikaf di masjid.

Itikaf ini hukumnya sunah dan tidak harus pada bulan Ramadhan, boleh dilakukan pada bulan apa saja, yang penting orang yang melakukannya memahami apa itu itikaf.

Rukun Itikaf

I’tikaf harus dilakukan di masjid dan dianggap sah bila memenuhi rukun-rukun sebagai berikut :

1. Niat Mendekatkan Diri kepada Allah.

2. Berdiam di Masjid

3. Islam dan suci, serta sudah akil baligh.

Adapun hal-hal yang membatalkan i’tikaf adalah keluar dari masjid tanpa keperluan yang jelas, bercampur dengan istri, murtad,

Hilang akal karena gila atau mabuk, serta datang haid dan nifas ataupun semua yang mendatangkan hadats besar.

(TribunStyle.com / Salma Fenty)

Sumber: TribunStyle.com
Tags:
Lailatul QadarRamadhanItikaf
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved