Ramadhan 2019
Kumpulan Niat Salat Tarawih Ramadhan 2019 Terlengkap bagi Imam, Makmum, dan saat Salat Sendirian
Salat tarawih dimulai dengan niat salat tarawih yang berbeda bagi imam, makmum, maupun bagi yang salat sendirian.
Penulis: Salma Fenty Irlanda
Editor: Mohammad Rifan Aditya
TRIBUNSTYLE.COM - Terlengkap niat salat tarawih selama bulan Ramadhan 1440 H untuk imam, makmum, maupun bagi yang menunaikan salat tarawih sendirian.
Salat tarawih dimulai dengan niat salat tarawih yang berbeda bagi imam, makmum, maupun bagi yang salat sendirian.
Adapun niat salat tarawih sebagai imam, makmum, dan niat saat salat tarawih sendirian adalah sebagai berikut.
Niat salat tarawih sebagai ma'mum
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى
Usholli Sunnatat-taraawiihi rok'ataini mustaqbilal qiblati ma'muuman lillaahi ta'alaa
Artinya: Saya niat salat sunah tarawih dua rakaat menghadap kiblat sebagai makmum karena Allah Ta'ala
• Hukum Salat Tarawih Sendirian, Apakah Sah saat Ramadhan 1440 H? Keutamaan Beda dengan Berjamaah
Niat salat tarawih sebagai imam
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ إِمَامًا ِللهِ تَعَالَى
USHOLLII SUNNATAT-TARAAWIIHI ROK'ATAINI MUSTAQBILAL QIBLATI IMAAMAN LILLAAHI TA'ALAA
Artinya: Saya niat salat sunah tarawih dua rakaat menghadap kiblat sebagai imam karena Allah Ta'ala.
Niat salat sunah tarawih sendirian
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى
USHOLLII SUNNATAT-TARAAWIIHI ROK'ATAINI MUSTAQBILAL QIBLATI LILLAAHI TA'ALAA
Artinya: Saya niat salat sunah tarawih dua rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta'ala
Kapan waktu yang afdhol atau tepat untuk melaksanakan salat tarawih selama Ramadhan 1440 H?
Salat tarawih selama bulan Ramadhan 1440 H ternyata tidak hanya bisa dilakukan setelah salat Isya.
• Kapan Waktu Tepat Melaksanakan Salat Tarawih selama Ramadhan 1440 H, Ternyata Tak Hanya Setelah Isya
Akan tetapi waktu afdhol untuk menunaikan salat tarawih dapat ditunaikan sampai sebelum subuh.
Dikutip TribunStyle.com dari rumaysho.com, Minggu (5/5/2019), Syaikh Sholih Al Munnajjid hafizhohullah ditanya, “Apakah boleh menunaikan salat tarawih dua jam sebelum adzan shubuh atau semisal itu? Ataukah mesti mengerjakannya langsung setelah Isya’?”
Beliau hafizhohullah menjawab,
Waktu salat tarawih adalah setelah salat Isya’ hingga terbit fajar, boleh menunaikan di antara waktu tersebut.
An Nawawi rahimahullah dalam Al Majmu’ mengatakan, “Waktu salat tarawih adalah dimulai selepas menunaikan salat Isya’. Demikian disebutkan pula oleh Al Baghowi dan selainnya. Dan sisanya sampai waktu Shubuh.”
Akan tetapi jika seseorang melakukannya di masjid dan menjadi imam, maka hendaklah ia mengerjakan shalat tarawih tersebut setelah shalat Isya’.
Janganlah ia akhirkan hingga pertengahan malam atau akhir malam supaya tidak menyulitkan para jama’ah.
Karena dikhawatirkan jika dikerjakan di akhir malam, sebagian orang dapat luput karena ketiduran.
Saalat tarawih di awal malam inilah yang biasa di lakukan kaum muslimin (dari masa ke masa).
Kaum muslimin senatiasa mengerjakan salat tarawih setelah salat Isya’ dan tidak diakhirkan hingga akhir malam.
• Hukum Salat Tarawih Ramadhan 1440 H, Bolehkah Tidak Dilaksanakan? Ini Anjuran Rasulullah SAW
Ibnu Qudamah dalam Al Mughni menyebutkan, “Ada yang menanyakan pada Imam Ahmad: Bolehkah mengakhirkan shalat tarawih hingga akhir malam?”
لا , سُنَّةُ الْمُسْلِمِينَ أَحَبُّ إلَيَّ
“Tidak. Sunnah kaum muslimin (di masa ‘Umar) lebih aku sukai,” jawab Imam Ahmad. Sejak masa ‘Umar shalat tarawih biasa dilaksanakan di awal malam. Inilah yang berlaku dari masa ke masa.
Adapun jika seseorang ingin melaksanakan shalat di rumahnya (seperti para wanita, pen), maka ia punya pilihan. Ia boleh melaksanakan di awal malam, ia pun boleh melaksanakannya di akhir malam.
Wallahu a’lam.
Hukum Salat Tarawih
Hukum salat tarawih selama bulan Ramadhan 1440 H dan kapan mulai dilaksanakan salat tarawih awal puasa Ramadhan 2019.
Bulan Ramadhan akan segera tiba, penetapan awal puasa Ramadhan 1440 H akan ditetapkan melalui keputusan Sidang Isbat penetapan awal puasa Ramadhan 2019 sore ini Minggu (5/5/2019).
Jika dalam putusan sidang Isbat sore ini awal puasa Ramadhan dilaksanakan pada Senin, 6 Mei 2019, maka mulai Minggu (5/5/2019) seluruh umat Islam mulai bisa melaksanakan salat tarawih di masjid maupun di rumah.
Salat tarawih menjadi salat sunnah yang dilaksanakan selama bulan Ramadhan.
Salat tarawih dilaksanakan setelah salat Isya.
Lantas apa hukum salat tarawih? Apakah boleh umat Muslim tidak melaksanakan salat tarawih ketika bulan Ramadhan?
Dikuti TribunStyle.com dari konsultasisyariah.com, Minggu (5/5/2019), hukum salat tarawih adalah sunah (dianjurkan) dan tidak wajib.
Imam an-Nawawi mengatakan,
أما حكم المسألة فصلاة التراويح سنة بإجماع العلماء
Adapun hukum masalah shalat tarawih, maka shalat tarawih hukumnya sunah dengan sepakat ulama. (al-Majmu’ Syarh Muhadzab, 4/31).
Keterangan yang sama juga disebutkan dalam ensiklopedi fikih islam,
أجمع المسلمون على سنية قيام ليالي رمضان، وقد ذكر النووي أن المراد بقيام رمضان صلاة التراويح
Kaum muslimin sepakat tentang hukum anjuran untuk qiyam malam ramadhan. dan an-Nawawi telah menyebutkan bahwa yang dimaksud qiyam ramadhan adalah shalat tarawih. (al-Mausu’ah al-Fiqhiyah al-Kuwaitiyah, 23/144).
Di tempat lain, dalam ensiklopedi fikih islam juga disebutkan,
اتفق الفقهاء على سنية صلاة التراويح، وهي عند الحنفية والحنابلة وبعض المالكية سنة مؤكدة، وهي سنة للرجال والنساء وهي من أعلام الدين الظاهرة
Ulama sepakat tentang hukum anjuran untuk salat tarawih.
Sementara menurut madzhab hanafiyah, hambali, dan sebagian malikiyah, salat tarawih hukumnya sunah yang sangat ditekankan.
Salat ini dianjurkan bagi lelaki dan wanita. Dan shalat ini termasuk syiar agama islam yang sangat nampak. (al-Mausu’ah al-Fiqhiyah al-Kuwaitiyah, 27/137).
Di antara dalil yang menunjukkan bahwa shalat tarawih tidak wajib, bahwa di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, shalat tarawih berjamaah hanya dikerjakan selama 3 malam.
Sahabat Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu menceritakan,
صُمْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَمَضَانَ، فَلَمْ يَقُمْ بِنَا شَيْئًا مِنْهُ، حَتَّى بَقِيَ سَبْعُ لَيَالٍ، فَقَامَ بِنَا لَيْلَةَ السَّابِعَةِ حَتَّى مَضَى نَحْوٌ مِنْ ثُلُثِ اللَّيْلِ، ثُمَّ كَانَتِ اللَّيْلَةُ السَّادِسَةُ الَّتِي تَلِيهَا، فَلَمْ يَقُمْهَا، حَتَّى كَانَتِ الْخَامِسَةُ الَّتِي تَلِيهَا، ثُمَّ قَامَ بِنَا حَتَّى مَضَى نَحْوٌ مِنْ شَطْرِ اللَّيْلِ، فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ لَوْ نَفَّلْتَنَا بَقِيَّةَ لَيْلَتِنَا هَذِهِ. فَقَالَ: «إِنَّهُ مَنْ قَامَ مَعَ الْإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ، فَإِنَّهُ يَعْدِلُ قِيَامَ لَيْلَةٍ» ثُمَّ كَانَتِ الرَّابِعَةُ الَّتِي تَلِيهَا، فَلَمْ يَقُمْهَا، حَتَّى كَانَتِ الثَّالِثَةُ الَّتِي تَلِيهَا، قَالَ: فَجَمَعَ نِسَاءَهُ وَأَهْلَهُ وَاجْتَمَعَ النَّاسُ، قَالَ: فَقَامَ بِنَا حَتَّى خَشِينَا أَنْ يَفُوتَنَا الْفَلَاحُ، قَالَ: ثُمَّ لَمْ يَقُمْ بِنَا شَيْئًا مِنْ بَقِيَّةِ الشَّهْرِ
Kami berpuasa bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada bulan ramadhan.
Beliau tidak pernah mengimami shalat malam sama sekali, hingga ramadhan tinggal 7 hari.
Pada H-7 beliau mengimami kami shalat malam, hingga berlalu sepertiga malam.
Kemudian pada H-6, beliau tidak mengimami kami.
Kemudian beliau bersabda, ‘Barangsiapa yang shalat tarawih berjamaah bersama imam hingga selesai, maka dia mendapat pahala shalat tahajud semalam suntuk.’
Kemudian H-4, beliau tidak mengimami jamaah tarawih, hingga H-3, beliau kumpulkan semua istrinya dan para sahabat.
Kemudian beliau mengimami kami hingga akhir malam, sampai kami khawatir tidak mendapatkan sahur.
Selanjutnya, beliau tidak lagi mengimami kami hingga ramadhan berakhir. (HR. Nasai 1605, Ibn Majah 1327 dan dishahihkan Al-Albani).
Kesimpulan yang bisa garis bawahi dari hadis di atas, bahwa para sahabat pada beberapa malam mereka tidak shalat tarawih berjamaah, meskipun bisa jadi mereka shalat tahajud di masjid.
Akan tetapi mereka juga puasa dan tidak diperintahkan untuk meng-qhada’-nya.
(TribunStyle.com / Salma Fenty Irlanda)