Breaking News:

Berita Terpopuler

Kelelahan Bekerja, 4 Anggota Polisi Ini Meninggal saat Bertugas Amankan TPS Pemilu 2019

Kalimat pengabdian luar biasa pantas disematkan untuk 4 anggota kepolisian yang meninggal dunia saat menjalankan tugasnya mengamankan Pemilu 2019.

Penulis: galuh palupi
Editor: Delta Lidina Putri
Instagram @divisihumaspolri
Anggota polisi meninggal saat bertugas di Pemilu 2019 

TRIBUNSTYLE.COM - Kalimat pengabdian luar biasa pantas disematkan untuk 4 anggota kepolisian yang meninggal dunia saat menjalankan tugasnya mengamankan Pemilu 2019.

Melansir dari Kompas.com, Babinkamtibmas Cilengkrang Polsek Cileunyi Aiptu M. Saepudin meninggal di RS Ujung Berung Bandung pada Rabu (17/4/2019) pukul 09.20 WIB.

Saepudin meninggal lantaran kecapekan karena sebelumnya bertugas menjaga kotak suara.

Hal tersebut dibenarkan oleh Kabid Humas Polda Jabar Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko.

"Iya, betul, kami berduka cita. Ada anggota kami yang meninggal saat sedang menjalankan pengamanan di TPS," ujar Trunoyudo Wisnu Andiko via ponsel seperti dikutip GridPop.ID dari Tribun Jabar, (18/4).

 Kalah Pemilu hingga Dikejar Rentenir, Caleg Ini Hampir Jual Ginjal untuk Bayar Utang Dana Kampanye

Melansir dari Kompas.com, Saepudin sempat mengeluh sesak setelah menjaga surat suara.

"Saepudin, Selasa (16/4/2019) sekitar pukul 23.00 WIB mengeluh lelah setelah mengawal kotak suara," kata Truno dalam keterangan tertulisnya Kamis (18/4/2019).

Usai mengeluh kelelahan, Saepudin lalu beristirahat di Pospol Cilengkrang.

Esok harinya, Rabu (17/4/2019), Saepudin mengeluhkan sakit pada dadanya kemudian diantar oleh rekannya ke Rumah Sakit Ujung Berung dan mendapat pertolongan pertama dari dokter.

Namun, satu setengah jam kemudian, Saepudin dinyatakan meninggal dunia.

 Kelelahan Kawal Kotak Suara Sehari Sebelum Pemilu, Aiptu M Saepudin Meninggal Dunia, Keluhkan Ini

"Akan tetapi sekitar pukul 09.20 Wib Aiptu M. Saepudin dinyatakan meninggal dunia," ucap Trunoyodo.

Sama halnya dengan Saepudin, Aiptu M Supri juga meninggal karena kelelahan selama menjalankan tugas Pemilu 2019.

Dikutip dari TribunJakarta.com, Aiptu M Supri meninggal dunia saat melaksanakan pengamanan TPS pada Pemilu 2019, Rabu (17/4/2019).

"Waktu mengamankan penghitungan surat suara, almarhum ijin untuk menunaikan shalat Ashar. Namun tiba tiba almarhum jatuh pingsan, sehingga oleh petugas yang berada di lokasi langsung membawa ke Puskesmas Krian," ujar Kapolsek Krian, Kompol M. Kholil kepada TribunJatim.com, Kamis (18/4/2019).

 Tetap Ikut Pemilu 2019 Meski Sekolah di Luar Negeri, 3 Anak Selebriti Ini Buktikan Cinta Indonesia

Ia menjelaskan setelah dari Puskesmas Krian, almarhum langsung mendapat pertolongan.

Lalu langsung dirujuk ke RS. Bhayangkara Pusdik Gasum Porong.

"Sayangnya setelah mendapatkan perawatan di RS. Bhayangkara Pusdik Gasum Porong, korban dinyatakan meninggal dunia sekitar pukul 20.00," tambahnya.

Sementara Bripka Ichwanul Muslimin, personil Polres Lombok Tengah bertugas ke 49 TPS dalam rangka Pam Pemilu 2019.

 Kumpulan Reaksi Netizen Soal Postingan Nicholas Saputra Tentang Pemilu 2019, Warganet Heboh Sendiri!

Bripka Ichwanul Muslimin meninggal karena kecelakaan sepeda motor ketika akan menuju ke Polsek Prabar untuk melaksanakan Apel Kesiapan PAM TPS dalam Rangka Pileg dan Pilpres.

Sementara Brigadir Prima Leion Nurman Zasono meninggal dalam sebuah kecelakaan saat hendak berangkat menuju tempat TPS ploting PAM-nya.

Ia adalah Personel Polres Bondowoso - Polda Jawa Timur.

Korban mengalami kecelakaan dengan mobil Isuzu Panther Nopol P 1126 DE dari arah berlawanan.

 Pakai Kaus Bertuliskan Kontrol Saat Nyoblos Pemilu 2019, Nurhadi Capres Nomor 10 Ungkap Maknanya

(TribunStyle.com/Galuh Palupi)

Kalah Pemilu hingga Dikejar Rentenir, Caleg Ini Hampir Jual Ginjal untuk Bayar Utang Dana Kampanye

TRIBUNSTYLE.COM - Kini masyarakat Indonesia sedang menikmati euforia pesta demokrasi.

Pemilihan umum atau Pemilu 2019 sudah terlaksana pada Rabu (17/4/2019) kemarin.

Selain memilih calon presiden, masyarakat Indonesia juga wajib menggunakan hak suaranya untuk para calon legeslatif atau caleg.

Para caleg ini biasanya dengan susah payah bisa mengajukan dirinya sebagai wakil rakyat.

Dibutuhkan banyak pikiran dan tenaga agar dirinya bisa dikenal masyarakat dan meraup suara banyak.

 Kelelahan Kawal Kotak Suara Sehari Sebelum Pemilu, Aiptu M Saepudin Meninggal Dunia, Keluhkan Ini

Selain itu yang tak kalah pentingnya adalah butuh biaya yang tak sedikit bahkan hingga ratusan juta rupiah.

Namun, meski sudah mengeluarkan banyak biaya dan tenaga, nyatanya tak semua caleg bisa melenggang ke parlemen.

Hal ini sudah menjadi hal yang biasa terjadi di antara para calon legeslatif.

Gagalnya para calon legeslatif ini tak jarang berdampak pada kondisi kejiwaan si caleg.

Terkadang mereka memiliki beban dalam aspek ekonomi karena dana besar yang telah digelontorkan.

Fenomena semacam ini telah terjadi pada Pemilu 2014 silam.

 Viral Nenek Usia 100 Tahun di Batam Ini Ikut Nyoblos Pemilu 2019, Tak Ingin Golput, Intip Potretnya!

Dikutip dari Nakita, diketahui calon legeslatif Dapil 4 yang berasal dari Kabupaten Pekalongan gagal mendapatkan kursi di DPRD.

Gagal masuk ke parlemen, caleg bernama Chandra Saputra ini lantas memiliki hutang dana kampanye hingga ratusan juta.

TribunnewsBogor
TribunnewsBogor ()

Chandra dikejar utang dana kampanye sejumlah Rp 420 juta.

Karena jumlah hutang yang begitu tinggi, Chandra justru ingin jual ginjalnya.

Chandra pun kabur dari kampungnya di Kecamatan Cepu, Blora, Jawa Tengah karena dikejar penagih utang.

Dia pergi ke Jakarta untuk menjual ginjalnya dan uangnya akan dipakai untuk menebus utangya tersebut.

Belum sempat dia menjual ginjalnya ternyata ada sosok yang membantunya untuk melunasi utangnya.

 Pakai Kaus Bertuliskan Kontrol Saat Nyoblos Pemilu 2019, Nurhadi Capres Nomor 10 Ungkap Maknanya

Dikutip dari Tribunnews.com pada berita 2014 lalu, Chandra mengaku jika yang membantunya adalah mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan dan seorang yang tak mau disebut namanya.

Tribunnews/Adiatmaputra Fajar Pratama
Tribunnews/Adiatmaputra Fajar Pratama ()

"Yang membantu saya memang pak Dahlan dan teman relasinya. Mohon maaf saya tak mau menyebutkan seberapa besar yang digelontorkan bapak (Dahlan) dan bos (relasi Dahlan) saya," tuturnya.

Seorang yang tak mau disebutkan namanya itu diakuinya sebagai bosnya saat itu.

"Saya tegaskan memang hutang saya lunas. Yang membantu saya betul pak Dahlan dan relasinya itu yang sekarang bos saya, tapi saya ga mau bilang nominalnya berapa. bapak cuman bilang 'saya ikhlas bantuin kamu' itu kata pak Dahlan ke saya," jelasnya.

Chandra Saputra awalnya didorong masyarakat Pekalongan untuk menjadi caleg DPRD Pekalongan.

 Bukan Foto Selfie dengan Jari Bertinta, Begini Cara Kocak Pasha Ungu Meriahkan Pemilu 2019

"Karena saya rajin bersosialisasi dengan masyarakat, dan kegiatan pemuda salah satunya Karang Taruna, masyarakat ingin saya mencalonkan diri," jelasnya dikutip dari Wartakota.

Sayangnya, hasil akhir Pemilu 2014 tak sesuai harapan.

Partai yang mengusungnya pun hanya mendapat 1 kursi di daerahnya.

Kabar terbaru, di tahun 2017 lalu Chandra Saputra bergabung dengan rombongan UMKM dalam Pameran Centro Interamericano de Artesanias Artes Pupulares (CIDAP) atau dikenal Pameran Pusat Kerajinan dan Kesenian Populer Antar-Amerika di Cuenca, Ekuador, Amerika Selatan.

Chandra waktu itu didelegasikan sebagai salah satu koordinator asal Indonesia. (Delta Lidina/TribunStyle)

Sumber: TribunStyle.com
Tags:
Pemilu 2019BandungPolda Jawa Timur
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved