Cerita Viral
Asmara Budi Hartanto dengan 2 Pria Pemutilasinya, Polisi Beber Kronologi Lengkap Pembunuhan
Kombes Pol Frans Barung Mangera pada Jumat (12/4/2019) mengatakan bahwa korban dan pelaku memiliki hubungan spesial.
Penulis: galuh palupi
Editor: Desi Kris
TRIBUNSTYLE.COM - Kepolisian Polda Jatim membeberkan motif dan kronologi lengkap pembunuhan dengan mutilasi yang menewaskan guru honorer asal Kediri bernama Budi Hartanto.
Pada Kamis (11/4/2019), polisi akhirnya menangkap dua pelaku pembunuhan yang berinisial AP dan AJ.
Keduanya ditangkap di hari yang sama namun di lokasi yang berbeda.
AP ditangkap pada Kamis (11/4/2019) sore di Jakarta oleh Anggota Mabes Polri Jakarta.
Setelah dilakukan penyidikan lebih lanjut, dalam hitungan jam AJ ditangkap pada pukul 20.00 WIB di Kediri.
• Potongan Kepala Guru Honorer Budi Hartanto Akhirnya Ditemukan, Perkataan Peramal Itu Jadi Kenyataan
AP ditangkap saat berada dalam bus di Tol Dalam Kota Tegal Parang, Jakarta Selatan, Jumat (12/4/2019) pukul 07.50 WIB.
Penangakapan kedua pelaku menguak misteri keberadaan potongan kepala yang sempat hilang.

Selain itu, polisi juga mendapatkan keterangan tentang motif dan kronologi pembunuhan.
Seperti dugaan sebelumnya, pembunuhan keji ini dilatarbelakangi karena masalah percintaan.
• Dihari Ditemukannya Mayat Budi Hartanto, Pelaku Ternyata Sempat Minta Maaf Kepada Ibu Korban
Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera pada Jumat (12/4/2019) mengatakan bahwa korban dan pelaku memiliki hubungan spesial.
"Sudah kami duga sejak awal pelaku adalah sangat mengenal korban.
Keduanya diduga memiliki hubungan spesial dengan korban," ucap Barung seperti dikutip TribunStyle.com dari Surya.co.id.
Barung melanjutkan bahwa hubungan yang terjalin di antara mereka adalah hubungan asmara.
"Karena itu kami membaca ada hubungan asmara antara pelaku dan korban."
• Kepala Budi Hartanto Ditemukan, Sahabat Sempat Didatangi dalam Mimpi Dua Kali Minta Tolong
Sayangnya, Barung enggan membeber kisah asmara tersebut.
Keduanya, lanjut Barung, merupakan teman dekat dalam sebuah komunitas.
"Bahkan (korban dan 2 pelaku) pernah memiliki hubungan spesifik dengan orientasi pada komunitas tertentu," terang Barung.
Namun ia membocorkan jika korban sering berganti pasangan.
Diduga korban dan kedua pelaku, AP dan AJ, juga ikut satu komunitas tertentu.
• Fakta-fakta Pelaku Pembunuhan Budi Hartanto, Pemilik Warung Nasgor yang Berperilaku Kemayu
AP dan AJ, ungkap Barung, memiliki kecenderungan perilaku yang 'melambai'.
"Kedua pelaku ini diidentifikasi memiliki kecenderungan perilaku yang agak melambai," katanya.
Kronologis Pembunuhan
Barung menjelaskan kronologi awal pembunuhan dan mutilasi Budi.
Budi Hartanto dihabisi pelaku di sebuah warung kopi yang terletak di Jalan Surya, Kediri.
• Pengakuan Ibu Pelaku Mutilasi Guru Budi Hartanto, Tingkah Aneh Anak Menjelang & Setelah Bunuh Korban
Di warung kopi itu juga, tubuh guru honorer Budi Hartanto dipotong atau dimutilasi lalu dimasukkan ke dalam koper lalu dibuang ke ke pinggir sungai bawah Jembatan Karanggondang, Udanawu, Blitar, Rabu (3/4/2019) silam.
"Proses pembunuhan dilakukan di luar kota Blitar dan lokasi tepatnya adalah di sebuah warung kopi," katanya pada awak media, Jumat (12/4/2019).
Pelaku AP sengaja memesan khusus warkop tersebut beberapa hari sebelum menjalankan aksi jahatnya.

"Warung kopi itu di sewa oleh AP yang kita tangkap di Jakarta tadi, alamatnya Jalan Surya Kabupaten Kediri," ungkapnya.
• Pengakuan Ibu Pelaku Mutilasi Guru Budi Hartanto, Tingkah Aneh Anak Menjelang & Setelah Bunuh Korban
"Sepertinya besok sabtu baru kami rilis," tandasnya.
Ia mengatakan pelaku mencoba mengelabui petugas dengan membuang mayat Budi dalam koper di pinggir sungai bawah Jembatan Karanggondang, Udanawu, Blitar.
"Blitar itu ternyata lokasi pembuangan jasad saja," kata Barung.
Namun, proses pembunuhan dan mutilasi jasad korban, ungkap Barung, dilakukan di Kabupaten Kediri.
"Dan lokasi pembunuhan memang terjadi di Kabupaten Kediri," lanjutnya.
• Misteri Koper yang Dipakai Buang Jasad Budi Hartanto, Milik Ibu Pelaku, Bohong Dijual untuk Modal
Pemilihan lokasi pembuangan mayat tersebut, lanjut Barung, dipilih pelaku sebagai upaya untuk mengelabui petugas kepolisian.
"Dia sengaja buang di situ agar mengelabui petugas yang bakal menyidik kasus ini," katanya.
(TribunStyle.com/Galuh Palupi)

Cerita Warga Pria Pelaku Mutilasi Budi Hartanto Kerap Dandan dengan Cara Aneh, Sampai Mau Digrebek
TRIBUNSTYLE.COM - Sudah ditangkap polisi, fakta soal pelaku pembunuhan dengan mutilasi terhadap guru honorer asal Kediri bernama Budi Hartanto terus didalami.
AS (34) salah satu pembunuh Budi Hartanto yang ditangkap pada Kamis (11/4/2019) sempat menjadi TKI sebelum akhirnya pulang dan membuka warung nasi goreng.
Dia menyewa lahan untuk berjualan di wilayah Sambi, Kabupaten Kediri.
"Dia pulang dari merantau di Malaysia baru sekitar dua tahunan ini. Lalu buka usaha sendiri," kata Ketua RT 2 RW 1 Dusun/Desa Mangunan, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, Hadi, Jumat (12/4/2019), dikutip dari Surya.co.id.
Hadi menyebut jika AS memang asli warga Mangunan.
• Asmara Budi Hartanto dengan 2 Pria Pemutilasinya, Polisi Beber Kronologi Lengkap Pembunuhan
AS anak kedua dari tiga bersaudara, orangtua AS sudah bercerai.
Orangtua laki-laki AS tinggal di Ringinrejo, Kabupaten Kediri.
Sedangkan ibunya tinggal di Desa Mangunan, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar.

Dua saudara AS tinggal bersama ayahnya di Ringinrejo, Kabupaten Kediri.
• Pengakuan Ibu Pelaku Mutilasi Guru Budi Hartanto, Tingkah Aneh Anak Menjelang & Setelah Bunuh Korban
AS awal juga ikut tinggal di rumah ayahnya di Ringinrejo, Kabupaten Kediri.
Belakangan, setelah pulang dari Malaysia, AS tinggal bersama ibunya di Desa Mangunan, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar.
Ibu AS juga merantau menjadi tenaga kerja wanita (TKW) di Malaysia.
Ibunya juga baru pulang ke Blitar.
Saat ibunya berada di Malaysia, AS biasa tinggal di rumah ibunya sendiri.
• Ini yang Buat Tetangga Tak Menyangka AJ Tega Menghabisi Nyawa dan Memutilasi Tubuh Budi Hartanto
Hadi menyebut jika AS adalah pribadi yang biasa saja, tidak menonjol di lingkungan tempat tinggalnya.
"Kalau AS, orangnya biasa-biasa saja di lingkungan, tidak ada yang menonjol. Saya juga kaget ada kabar ini," ujarnya.
Namun warga sekitar mengetahui jika AS memiliki kebiasaan yang cukup aneh.
Beberapa kali warga memergoki AS berdandan layaknya seorang wanita.
Bahkan, pernah suatau waktu warga hendak menggrebek rumah AS karena melihat seorang wanita tak dikenal di rumah tersebut.
• Gelagat Pelaku Mutilasi Guru Honorer Sebelum Bunuh Korban, Khusus Pesan 1 Warung Lakukan Hal Sadis
Namun setelah diselidiki, ternyata wanita itu adalah AS yang berdandan tak sewajarnya seorang pria.
"Warga sering melihat ada orang berdandan perempuan di rumah itu. Ternyata yang berdandan seperti perempuan ya AS itu," kata salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.
Tertutup
Selain itu, AS juga dinilai warga sosok yang tertutup.
"Dia orangnya tertutup, jarang bergaul. Saya tidak pernah ngobrol sama dia, kalau sama ibunya sering," kata Nur Kholik, tetangga pelaku, Jumat (12/4/2019).
• Update Terbaru Kasus Mutilasi Guru Honorer, Polda Jatim Sudah Kantongi Nama Terduga Pelaku
Rumah Nur Kholik berjarak sekitar 50 meter dari rumah orangtua pelaku.
Menurutnya, AS selama ini memang dikenal melambai.
Dikatakan Nur Kholik, perilaku AS memang berbeda dengan lelaki normal.

Tingkah lakunya seperti perempuan. Terutama caranya berjalan mirip dengan perempuan.
• Potongan Kepala Guru Honorer Korban Mutilasi Ditemukan, Perkataan Peramal Itu Kini Jadi Kenyataan
"Orangnya memang mbanceni (seperti perempuan), terutama kelihatan dari caranya berjalan," ujarnya.
Hal sama dikatakan warga lain yang juga tetangga jauh pelaku, Nawaru.
Dia juga kaget kalau AS merupakan salah satu pelaku pembunuhan terhadap guru honorer asal Kota Kediri yang jasadnya dibuang di pinggir sungai Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar.
Menurutnya, AS memang jarang bergaul dengan warga di lingkungannya. AS juga terkenal sebagai laki-laki yang berperilaku seperti perempuan.
"Ya kaget, wong mbanceni kok iso mateni (orang berperilaku seperti perempuan bisa membunuh)," katanya.
(TribunStyle.com/Galuh Palupi)