Kasus Perundungan
Identitas 3 Tersangka Siswi SMA Pelaku Pengeroyokan Audrey, Terancam Hukuman 3 Tahun Penjara
Identitas 3 tersangka pelaku pengeroyokan Audrey, bocah SMP yang dikeroyok 12 siswi SMA Pontianak.
Penulis: Salma Fenty Irlanda
Editor: Melia Istighfaroh
TRIBUNSTYLE.COM - Identitas 3 tersangka pelaku pengeroyokan Audrey, bocah SMP yang dikeroyok 12 siswi SMA Pontianak.
Kasus pengeroyokan Audrey oleh 12 siswi SMA di Pontianak masih terus dalam penyelidikan polisi.
Polisi akhirnya menetapkan tiga orang tersangka dari 12 siswi SMA di Pontianak terduga pelaku.
Adapun identitas tersangka pengeroyokan Audrey merupakan siswi SMA di Pontianak dengan inisial L alias F (17), A alias T (17), dan N alias C (17).
Ketiga tersangka telah mengakui perbuatannya mengeroyok Audrey.
• Audrey Sempat Meminta Wajahnya Tak Perlu Disensor, Sang Ibu Justru Beri Pernyataan Berbeda
Penetapan status tersangka juga berdasarkan dari hasil pemeriksaan sejumlah saksi dan hasil rekam medis Rumah Sakit Pro Medika Pontianak.
"Dalam pemeriksaan pelaku, mereka mengakui perbuatannya menganiaya korban," terang Kapolresta Pontianak, Kombes M Anwar Nasir, dikutip ribunStyle.com dari TribunPontianak, Kamis (11/4/2019).
Setelah penetapan status tersangka ini, tiga pelaku terancam Pasal 80 Ayat 1 Undang-undang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman penjara tiga tahun enam bulan.
Namun, karena ketiga tersangka masih di bawah umur, maka akan dilakukan diversi hukuman.
"Sesuai dengan sistem peradilan anak, ancaman hukuman di bawah 7 tahun akan dilakukan diversi," lanjut Anwar.
Diversi sendiri adalah pengalihan penyesalan perkara anak dari proses peradilan pidana ke proses di luar peradilan pidana.

Meski ketiga tersangka sudah mengakui perbuatannya, mereka menampik adanya tindakan pengeroyokan pada Audrey.
Pasalnya, pelaku menyerang Audrey secara sendiri-sendiri dan tidak bersama-sama di dua tempat.
"Yang melakukan pertama tersangka satunya, kemudian lanjut lagi tersangka kedua, kemudian ketiga," imbuh Anwar.
Sementara itu, dari keterangan tiga tersangka, pelaku membantah mencolok organ intin Audrey untuk merusak keperawanannya.
• EKSKLUSIF Pengakuan Siswi SMA Pontianak Pelaku Pengeroyokan Audrey, Bantah Rusak Keperawanan
Bahkan, Audrey selaku korban sendiri tidak pernah menyatakan adanya pencolokan di bagian vitalnya.

"Dari pengakuan korban, tidak ada menerangkan pemukulan di bagian kelamin. Dari lima saksi yang juga diperiksa juga tidak ada perlakuan penganiayaan terhadap kelamin korban," tukasnya.
Lebih lanjut, hasil visum pun menjadi bukti tidak adanya kekerasan di bagian organ intim Audrey.
"Tidak ada perlakuan alat kelaminnya ditusuk seperti itu, dan itu bukan berasal dari keterangan korban," tegasnya.
Ketiga tersangka membenarkan adanya penjambakan rambut, juga mendorong korban sampai jatuh.
Seorang tersangka juga memiting, memukul, serta melempar sandal.

"Itu ada dilakukan, tapi hasil visumnya seperti yang tadi, sehingga kasus ini kita proses sesuai fakta yang ada," jelas Anwar.
Sebelumnya, Para terduga pelaku pengeroyokan Audrey mengadakan konferensi pers di Mapolresta Pontianak, Rabu (10/4/2019) petang.
Melalui konferensi tersebut, seorang pelaku menampik kabar adanya pencolokan organ intim Audrey sampai dicemaskan keperawanannya melayang.
Dia lantas meminta maaf, bahkan mengaku jika dirinya juga sebagai korban dalam kasus ini.
"Saya salah satu dari terduga pelaku 2 orang ini. Saya meminta maaf kepada korban dan keluarga korban. Dan kalian semua harus tahu di sini saya juga korban karena saya sekarang sudah dibully, dihina, dicaci, dimaki dan diteror padahal kejadian tidak seperti itu," ujar satu diantara terduga pelaku, dikutip TribunStyle.com dari TribunPontianak, Rabu (10/4/2019).

Terduga pelaku tersebut berkilah jika kejadian sebenarnya tak seperti kabar yang beredar.
• Tak Ditemukan Kekerasan Seksual di Hasil Visum Audrey, Teman Anji Manji Beberkan Fakta Soal Ini
"Tidak ada penyekapan, tidak ada seretan, tidak ada menyiram secara bergiliran, tidak ada membenturkan korban ke aspal, apalagi untuk merusak keperawanannya," tambahnya.
Terduga menceritakan sangat terpukul dengan pemberitaan yang ada.
Salah satu terduga lainnya menjelaskan ada suatu bentuk peleraian yang dilakukan.
"Pas saya sudah datang, mereka sudah berkelahi dan saya sudah mencegah. Kami takut jika melerai takut dituduh mengeroyok saya takut terjadi seperti itu, di sana ada tindakan peleraian," terang salah satu terduga lainnya.
Lebih lanjut, terduga pelaku merasa dituduh dan difitnah.

Bahkan instagramnya pun di-hack.
Dan meminta pembajak untuk meminta maaf.
"Saya ingin yang memfitnah, telah menyebarkan foto-foto saya dan yang telah nge-hack akun instagram saya, saya ingin dia minta maaf," tambahnya.
Terkait pemberitaan yang beredar bahwa kasus pengeroyokan ini terjadi karena masalah cowok.
Mereka menampiknya.
Tak ada kaitan sama sekali dengan masalah cowok.
Pelaku membeberkan semua berawal dari saling sindir di instagram.
"Audry dan Pp menyindir saya di instagram.
Mereka menyindir di grup WA.
Saya ingin menyelesaikan semua masalah ini.
Saya chatting Pp tapi tak dibalas.
Saya chatting Audrey saya bilang mau menyelesaikan masalah.
Saya ajak selesaikan malam sabtu di alun kapuas.
Dia menyanggupinya.
Namun Audrey tiba-tiba ngajak ketemu sekarang itu juga Jumat jam 11 siang," ujar satu di antara terduga pelaku.
Mereka menampik tak ada pengeroyokan yang terjadi.
Yang terjadi memang ada pemukulan, namun hanya tiga pelaku yang turut berkelahi bukan 12 orang.
Mereka juga sempat terjadi aksi kejar-kejaran sehingga perkelahian terjadi di dua lokasi berbeda yakni di Taman Akcaya dan Jalan Sulawesi.
Sembari didampingi Komisi Perlindungan dan Pengawasan Anak Daerah (KPPAD) Kalimantan Barat (Kalbar) tampil mengenakan masker penutup wajah.
Ketujuh remaja perempuan itu terlihat menundukkan pandangan dari sorot kamera wartawan.
Secara bergiliran, ketujuh remaja tersebut secara bergantian menyampaikan permintaan maaf pada korban Audrey.
Beberapa di antara mereka mengaku tidak melakukan pengeroyokan.
Bahkan, mereka mengaku malu dan tidak terima akan sanksi sosial yang didapat dari masyarakat.
Berikut video lengkap, konferensi pers permintaan maaf dan klarifikasi dari pelaku pengeroyokan Audrey, dikutip TribunStyle.com dari TribunPontianak.com.
Sementara itu, hasil visum terkait kondisi tubuh juga keperawanan Audrey akhirnya resmi keluar, berikut update lengkapnya, dikutip TribunStyle.com dari TribunPontianak.com, Rabu (10/4/2019).
Berdasarkan update terbaru kasus pengeryokan Audrey oleh 12 siswi SMA di Pontianak, hasil visum kondisi Audrey sudah dirilis dan disampaikan oleh Kapolresta Pontianak, Kombes M Anwar Nasir.
Hasil visum tersebut juga menjawab kabar soal kerusakan organ vital dan keperawanan Audrey akibat perbuatan pelaku.
Berikut rincian hasil visum Audrey yang disampaikan oleh Kombes M Anwar Nasir.
Dia menyampaikan jika kondisi penglihatan Audrey normal, tidak ditemukan adanya memar.
Selain itu, untuk telinga, hidung, juga tenggorokan tidak ditemukan adanya pendarahan maupun darah.
Bagian dada terlihat simetris, tak ada memar maupun bengkak.
"Jantung dan paru dalam kondisi normal," ujarnya.
Lebih lanjut, Anwar menyatakan tidak ada memar di perut korban Audrey.
"Bekas luka juga tidak ditemukan. Kemudian organ dalam, tidak ada pembesaran," tambahnya.
Untuk hasil visum organ vital korban, Anwar menyebut selaput dara masih utuh.
"Selaput dara tidak tampak luka robek atau memar," jelasnya.
"Saya ulangi, alat kelamin selaput dara tidak tampak luka robek atau memar," katanya.
Hasil visum juga menunjukkan kulit tidak ada memar, lebam ataupun bekas luka.
Kendati demikian, Audrey mengalami trauma berat yang sudah memasuki tahap awal depresi.
"Hasil diagnosa dan terapi pasien, diagnosa awal depresi pasca trauma," tukasnya.
Sementara itu, terkait kronologi pemicu pengeroyokan, ternyata tak hanya soal saling sindir mantan pacar, akan tetapi ada masalah utang pitang.
Korban Audrey disebut sering mengungkit soal utang.
Pasalnya, orangtua salah seorang pelaku pernah meminjam uang pada orangtua korban sebanyak Rp 500 ribu.
Utang tersebut sudah dibayar dan dikembalikan ke korban.
Akan tetapi, Audrey masih suka mengungkit-ungkit masalah tersebut sehingga pelaku merasa tersinggung.
Kendati demikian, Audrey perlahan mulai bangkit dan memohonkan doa untuk kesembuhannya.
Audrey kini menjalani perawatan intensif.
Seiring dengan insiden pengeroyokan Audrey ini, tagar #JusticeForAudrey menjadi trending topik dunia di Twitter.
Banyak yang meminta adanya tindakan hukum yang tegas bagi pelaku.
(TribunStyle.com / Salma Fenty Irlanda)