Hati-hati dengan Email Kalian! Setidaknya Sebanyak 2,2 Miliar Akun Telah Diretas Hacker di Awal 2019
Hati-hati Dengan Email Kalian! Setidaknya Sebanyak 2,2 Miliar Email dan Password yang beredar di Internet telah diretas hacker.
Penulis: Candra isriadhi
Editor: Melia Istighfaroh
TRIBUNSTYLE.COM - Hati-hati Dengan Email Kalian! Setidaknya Sebanyak 2,2 Miliar Email dan Password yang beredar di Internet telah diretas hacker.
Melansir dari Grid.id pada Selasa (5/2/2019) email dengan jumlah banyak tersebut telah berhasil diretas oleh hacker.
Maka dari itu, untuk yang memiliki email yang dirasa mudah untuk ditebak passwordnya harapa-harapp dicek berkala.
Dan pastikan email kalian merupakan, email yang paling banyak dicari atau tidak.
Pasalnya, cara cek apakah emailmu ikut jadi korban hack sangat mudah dilakukan setelah beredar 2,2 miliar akun kena retas.
Kabar tersebut tentu saja membuat khawatir sejumlah orang yang kesehariannya mengandalkan email.

Yang paling dikhawatirkan adalah terkait keamanan data personal, sehingga kalian perlu cara cek apakah emailmu jadi korban hack atau tidak.
Peretasan email dan password tersebut menjadi kejadian peretasan terbesar setelah yahoo di tahun 2013.
Insiden kebocoran data kembali terjadi setelah tahun 2013 yang menimpa yahoo tersebut.
• Cara Mudah Melacak HP yang Hilang Pakai Aplikasi, Cukup Masukkan Alamat Email & Temukan Lokasinya
• Cara Mudah Lihat Last Seen WhatsApp yang Disembunyikan Teman atau Pacar, Cuma Berbekal Email!
Insiden ini merupakan kelanjutan dari kasus "Collection #1" pada pertengahan Januari lalu.
Pada bulan januari 2019 lalu, Weird melaporkan adanya 772.904.991 alamat email unik dan lebih dari 21 juta sandi unik diretas oleh situs online.
Insiden peretasaan hampir 773 juta data email tersebut dikenal dengan "Collection #1".
Sesuai dengan nama root folder yang memuat seluruh data tersebut.
Ternyata, tak hanya Collection #1, nama root folder "Collection #2" hingga "Collection #5" juga diretes.
Root folder tersebutlah yang ditemukan oleh peneliti dari Hasso Plattner Institute.
