Sebelum Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi Terjadi, Tetangga Dengar Korban Telepon Marah-marah
Sebelum kejadian, Lita, tetangga korban, sempat mendengar percakapan antara Diperum Nainggolan dengan seseorang melalui telepon.
Penulis: Salma Fenty Irlanda
Editor: Dimas Setiawan Hutomo
TRIBUNSTYLE.COM - Selasa (13/11/2018), kasus pembunuhan satu keluarga di Bekasi membuat heboh.
Kali ini, pasangan suami istri beserta kedua anaknya ditemukan tewas di rumahnya, Jalan Bojong Nangka II RT 001 RW 007, Kelurahan Jatirahayu, Kecematan Pondok Melati, Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa (13/11/2018).
Sebelum kejadian pembunuhan satu keluarga, Lita, tetangga korban yang tengah berbelanja di warung milik korban sempat mendengar percakapan antara Diperum Nainggolan dengan seseorang melalui telepon.
Kala itu, Senin (12/11/2018) sekitar pukul 16.30 WIB.
Lita bahkan sempat mencurigai ada sesuatu lantaran Diperum Nainggolan mengeluarkan nada suara yang keras daat menelepon.
• Kondisi Terkini Ratna Sarumpaet Setelah Sebulan Lebih Ditahan, Selalu Lakukan Ini di Sel
"Saya nggak sengaja dengar bapak itu nelepon gitu, nada keras marah-marah gitu," katanya, dikutip TribunStyle.com dari Warta Kota.
Bahkan, karena penasaran, Lita sempat menanyakan kepada istri Diperum yang juga turut tewas.
"Saya tanya istri korban, Maya, saya tanya ke instrinya, kenapa bapak marah-marah bu? Dia jawab, 'Udah kamu nggak usah ikutan', sama istrinya ngomong gitu, habisitu dia langsung masuk ke dalam," cerita Lita.

Ia pun masih tak menyangka, pertemuan sore hari tersebut merupakan pertemuan terakhirnya dengan keluarga korban.
"Saya juga kaget ya stau keluarga tewas gitu. Saya sering belanja ke tokokorban beli kebutuhan sehari-hari, ya kan itu warung sembako," tambahnya.
Lita pun memiliki kesan yang baik pada keluarga korban.
• Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi, Ibu & Anak Dihabisi dengan Cara Beda, Pelaku Masih Bebas
"Keluarga baik, ya sering ngobrol. Cuma suaminya kalau ngomong emang pakai nada agak tinggi, karena logat Batak mungkin ya. Tapi sekeluarga baik, saya juga sering belanja," tandasnya.
Berdasarkan keterangan Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Indarto, kedua korban pasangan suami istri Diperum dan Maya tewas karena luka benda tumpul.
Sementara, kedua anak mereka, Sarah dan Arya tidak mengalami luka, melainkan tewas karena kehabisan oksigen.
"Ada luka benda umoul dengan luka senjata tajam. Berbeda-beda suami dan istri pada leher, sedangkan anak luka kehabisan oksigen karena tidak ditemukan luka terbuka," ujar Indarto, dikutip TribunStyle.com dari Kompas.com, Selasa (13/11/2018).
Peristiwa ini pertama kali diketahui oleh Feby Lofa Rukiani yang merupakan warga yang mengontrak rumah korban.
Sekitar pukul 03.30 WIB, ia melihat pintu gerbang kontrakan terbuka dan televisi di ruang kontrakan menyala.
Feby pun berinisiatif memanggil salah satu korban dari luar rumah.
Namun, tidak ada sahutan dari dalam rumah.
Feby juga mencoba menelepon korban, akan tetapi tidak diangkat.
Ia pun memutuskan kembali ke kontrakannya.
Sekitar pukul 06.30 WIB, biasanya korban sudah mau berangkat.
Tapi, saksi tidak mendapati tanda-tanda korban bersiap kerja.
Ia pun mulai curiga dan mencoba membuka jendela rumah korban.
Ketika menyaksikan isi ruangan, Feby menyaksikan korban sudah tergeletak dengan bersimbah darah.
Ia pun berteriak hingga teriakannya didengar oleh Yapi, tetangga korban yang melintas.
• Daftar Hari Libur Nasional Tahun 2019 , Total 20 Tanggal Merah, Rencanakan Liburanmu!
"Jam 6 lebih, ada orang kontrakan dalam teriak. Saya lihat sudah terbuka, jendelanya kebuka. Saya lihat sudah meninggal dan berdarah. Ada uang Rp 100 ribu di sekitar korban, dan TV menyala," terang Yapi.
Mereka pun segera melapor RT dan Polsek Pondok Gede.
Hingga saat inii, polisi masih mencari tahu motif terkait tewasnya satu keluarga ini.
Korban pun dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramatjati untuk diotopsi.
"Sementara ini, semua motif sedang kami kaji. Setelah ini, kami akan konsolidasi. Kami melihat kecenderungan bukan ekonomi," lanjut Indarto.
(TribunStyle.com / Salma Fenty Irlanda)