Royal Family
Sering Ditinggal Waktu Kecil, Hubungan Pangeran Charles dan Ratu Elizabeth Disebut Tak Begitu Dekat!
Setelah menikah dengan Pangeran Philip pada 20 November 1947 silam, Ratu Elizabeth II dikaruniai tiga orang putra dan seorang putri.
Penulis: Irsan Yamananda
Editor: Melia Istighfaroh
TRIBUNSTYLE.COM - Setelah menikah dengan Pangeran Philip pada 20 November 1947 silam, Ratu Elizabeth II dikaruniai tiga orang putra dan seorang putri.
Secara berurutan, mereka adalah Pangeran Charles, Puteri Anne, Pangeran Andrew, dan Pangeran Edward.
Sebagai anak sulung, Pangeran Charles tentu jadi putera Ratu Elizabeth II yang paling disorot.
• Bocah 9 Tahun Ini Jadi Wakil Indonesia di Piala Dunia 2018, Tuntun Bintang Rusia Ini ke Lapangan!

Kedudukan Pangeran Charles jelas lebih tinggi ketimbang ketiga saudaranya.
Dirinya juga berhak menyandang gelar sebagai Prince of Wales alias calon penguasa atau Putera Mahkota.
Tribunstyle melansir dari Grid.id, dalam berbagai tulisan disebutkan bahwa sang Pangeran selama ini adalah sosok yang dimanja oleh Ratu Elizabeth II.
Saking dimanjanya, Pangeran Charles sempat dianggap lebih feminin dibandingkan dengan adik perempuannya, Puteri Anne.
Namun, sebuah ulasan dari Town & Country Magazine justru menyebutkan hal yang sebaliknya.
Artikel terbiatan 16 Mei 2008 itu menyebutkan bahwa Charles kecil kerap ditinggal orang tuanya bertugas ke luar negeri.
Bukan hanya seminggu-dua minggu, Pangeran Philip dan Ratu Elizabeth II bahkan pernah meninggalkan putra-putrinya selama 6 bulan dalam tur kerajaan ke negara-negara Persemakmuran.

Selama waktu panjang tersebut, Pangeran Chalres dan saudaranya biasa dititipkan ke pengasuh dan sang nenek, Ibu Suri Ratu Elizabeth.
Seorang pakar sejarah bernama Robert Lacy menjelaskan, Ratu Elizabeth II meninggalkan anak-anaknya karena tindakan ini jauh lebih bijaksana ketimbang harus membawa mereka keliling dunia.
Di rumah, mereka bisa belajar berbagai hal pada guru privat atau pengasuhnya.
Dalam biografi kontroversial mengenai Pangeran Charles yang dirilis pada 1994, sang Penulis, Jonathan Dimbleby mengutip ungkapan sang Pangeran yang sebenarnya cukup memprihatinkan.